Stablecoin USDe dari Ethena Sempat Kehilangan Peg Saat Pasar Kripto Jatuh, Kini Pulih Kembali
Ditulis oleh Tim Navigasi.in | 14 Oktober 2025 - Pasar kripto kembali diguncang oleh gejolak besar setelah stablecoin USDe milik Ethena Labs sempat kehilangan patokan terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada akhir pekan lalu. Dalam peristiwa yang terjadi bersamaan dengan gelombang likuidasi senilai lebih dari 19 miliar dolar AS di seluruh pasar kripto, nilai USDe sempat anjlok ke level $0,65 di bursa Binance sebelum akhirnya kembali pulih ke kisaran mendekati satu dolar.
![]() |
Stablecoin USDe dari Ethena Sempat Kehilangan Peg Saat Pasar Kripto Jatuh, Kini Pulih Kembali |
Peristiwa ini menjadi salah satu insiden paling dramatis dalam sejarah pendek stablecoin algoritmik, terutama karena Ethena selama ini dianggap memiliki model stabilitas yang cukup inovatif dan konservatif dibanding stablecoin berbasis algoritma lainnya yang pernah gagal, seperti TerraUSD (UST) pada tahun 2022.
Latar Belakang: Gelombang Likuidasi Terbesar Tahun Ini
Pada hari Jumat (10/10), pasar kripto global mengalami koreksi tajam setelah harga Bitcoin turun drastis dari $65.000 menjadi di bawah $58.000 dalam waktu kurang dari 24 jam. Penurunan tersebut memicu efek domino di seluruh ekosistem DeFi dan centralized exchanges (CEX), menyebabkan lebih dari 19 miliar dolar AS posisi leverage dilikuidasi dalam satu hari — rekor tertinggi dalam 18 bulan terakhir.
Kekacauan ini tidak hanya berdampak pada aset utama seperti Bitcoin dan Ethereum, tetapi juga mengguncang ekosistem stablecoin. Salah satu yang paling terdampak adalah USDe, stablecoin besutan Ethena Labs yang dikenal dengan mekanisme pendapatan tetap berbasis basis trade strategy.
USDe: Stablecoin dengan Mekanisme Unik
Tidak seperti stablecoin konvensional seperti USDT atau USDC yang sepenuhnya didukung oleh cadangan kas atau obligasi jangka pendek, USDe mengandalkan strategi yang lebih kompleks. Stablecoin ini menggunakan kombinasi posisi long di pasar spot dan short di pasar futures untuk menjaga nilainya agar tetap stabil terhadap dolar AS.
Model ini dikenal sebagai basis trade strategy, di mana selisih antara harga spot dan futures dimanfaatkan untuk menghasilkan imbal hasil (yield). Ethena bahkan menawarkan tingkat bunga tahunan sebesar 5,5% kepada pemegang USDe, menjadikannya salah satu stablecoin dengan potensi keuntungan paling menarik di dunia DeFi saat ini.
Namun, seperti yang dibuktikan oleh insiden terakhir ini, mekanisme tersebut memiliki titik lemah — terutama ketika pasar kripto mengalami volatilitas ekstrem dan harga futures terdistorsi jauh dari harga spot.
Harga USDe Sempat Anjlok ke $0,65
Menurut data dari Binance dan CoinGecko, harga USDe sempat turun hingga $0,65 per unit pada puncak aksi jual besar-besaran tersebut. Penurunan ini menimbulkan kepanikan di antara investor, terutama karena stablecoin seharusnya mempertahankan nilai stabil di sekitar $1.
Di saat bersamaan, token tata kelola Ethena, ENA, juga mengalami penurunan tajam sebesar 40%, sebelum akhirnya pulih sebagian. Banyak investor khawatir bahwa kejadian ini bisa menjadi awal dari krisis serupa seperti yang pernah melanda Terra Luna pada 2022.
Namun, Ethena Labs dengan cepat menegaskan bahwa sistem inti mereka tetap berfungsi normal. Mereka memastikan bahwa proses pencetakan (minting) dan penebusan (redeeming) USDe tidak terganggu sama sekali selama insiden berlangsung.
Pernyataan Resmi Ethena Labs
Dalam pernyataan resminya, tim Ethena menyebut bahwa penurunan harga USDe lebih disebabkan oleh distorsi harga di pasar perpetual futures dibanding masalah fundamental pada sistem stablecoin mereka.
“Seluruh sistem Ethena berjalan sebagaimana mestinya selama gejolak pasar. USDe tetap dalam kondisi overcollateralized (jaminan melebihi nilai total koin beredar), dan semua fungsi inti seperti minting dan redeeming tetap aktif. Kami mengidentifikasi bahwa penyebab utama penurunan harga sementara adalah perbedaan besar antara harga futures dan spot di beberapa bursa terpusat.”
Dengan kata lain, perbedaan harga yang ekstrem di pasar derivatif menciptakan ilusi bahwa USDe kehilangan peg, padahal dalam sistem internal Ethena sendiri nilainya masih seimbang dan didukung sepenuhnya oleh posisi lindung nilai.
Peran Bursa Terpusat dalam Gejolak Harga
Salah satu faktor yang memperparah situasi adalah perbedaan cara bursa menghitung harga stablecoin. Beberapa platform DeFi lending seperti Aave atau Curve menggunakan sistem harga statis atau time-weighted average price (TWAP) untuk menghindari fluktuasi ekstrem jangka pendek.
Sebaliknya, bursa terpusat seperti Binance dan Bybit memperbarui harga USDe secara real-time berdasarkan data pasar terkini. Hal ini menyebabkan pergerakan harga USDe di bursa tersebut jauh lebih ekstrem saat terjadi kepanikan.
Akibatnya, grafik harga di platform seperti Binance menunjukkan anjloknya nilai USDe secara tajam, sementara di beberapa protokol DeFi nilainya relatif stabil di kisaran $0,95–$0,98.
Ethena: “Tidak Ada Risiko Sistemik”
Dalam klarifikasinya, tim Ethena Labs menegaskan bahwa tidak ada risiko sistemik atau kebangkrutan protokol. Mereka menyoroti bahwa semua posisi lindung nilai (hedged positions) tetap aktif, dan cadangan jaminan bahkan meningkat selama periode volatilitas tinggi.
Menurut laporan sementara yang dirilis di kanal resmi Ethena, nilai total jaminan yang mendukung USDe justru melebihi 110% dari total pasokan yang beredar. Artinya, meskipun harga token sempat turun di pasar sekunder, aset dasar yang menopang nilainya tetap aman dan bahkan mengalami apresiasi karena posisi lindung nilai memberikan keuntungan saat pasar menurun.
Reaksi Pasar dan Komunitas
Masyarakat kripto merespons insiden ini dengan berbagai pendapat. Sebagian besar mengapresiasi transparansi Ethena Labs yang cepat memberikan penjelasan dan tidak menutup akses terhadap sistemnya selama krisis. Namun, sebagian lainnya tetap skeptis terhadap model stablecoin berbasis derivatif.
Akun analis kripto @DeFiResearch menulis di X:
“USDe lolos dari ujian besar pertamanya. Tapi volatilitas ini menunjukkan betapa rumitnya menjaga peg stablecoin berbasis strategi derivatif. Satu kesalahan kecil di pasar futures bisa mengguncang sistem secara keseluruhan.”
Sementara itu, beberapa pengguna di komunitas r/ethfinance di Reddit memuji kecepatan pemulihan USDe dan menyebut bahwa ini adalah bukti nyata dari kekuatan sistem lindung nilai Ethena.
Seorang pengguna menulis:
“Saya sempat panik saat lihat USDe turun ke $0,7 di Binance. Tapi begitu saya cek di dashboard Ethena, nilainya masih normal. Setelah dua jam, harga balik ke $0,99. Itu luar biasa cepat untuk pasar sekaotik ini.”
Dampak terhadap Token ENA
Token tata kelola ENA mengalami dampak paling besar dari seluruh rangkaian kejadian ini. Harga ENA sempat anjlok lebih dari 40%, turun dari $0,42 menjadi $0,25, sebelum pulih ke sekitar $0,33 pada hari berikutnya.
Beberapa analis mengaitkan penurunan ini dengan kepanikan investor jangka pendek yang salah mengira bahwa Ethena akan mengalami krisis serupa dengan Terra. Namun, pemulihan cepat harga USDe membantu memulihkan kepercayaan terhadap ekosistem Ethena.
Menurut data on-chain dari Nansen, jumlah wallet aktif yang memegang ENA kembali meningkat 7% hanya dalam dua hari setelah kejadian, menunjukkan bahwa investor jangka panjang tetap optimis terhadap masa depan proyek ini.
Perbandingan dengan Kasus TerraUSD (UST)
Insiden USDe ini langsung mengingatkan banyak pihak pada tragedi runtuhnya TerraUSD (UST) dan token LUNA pada Mei 2022. Saat itu, UST kehilangan peg-nya terhadap dolar dan tidak pernah pulih, menyebabkan kehancuran senilai lebih dari 40 miliar dolar AS.
Namun, banyak analis menilai bahwa perbandingan tersebut tidak sepenuhnya relevan. Berbeda dengan Terra, USDe memiliki sistem cadangan yang nyata dan posisi lindung nilai di pasar derivatif. Ethena juga tidak bergantung pada pencetakan token baru untuk mempertahankan nilai stabilcoinnya, sehingga risikonya jauh lebih terkendali.
“UST jatuh karena sistemnya berbasis kepercayaan dan arbitrase internal. Sementara USDe berbasis strategi finansial yang memiliki dasar nyata di pasar futures. Jadi meskipun risikonya tetap ada, secara fundamental lebih kuat,” ujar analis blockchain Daniel Park dari CryptoQuant.
Pelajaran Penting untuk Industri DeFi
Kejadian ini menjadi pengingat bahwa inovasi dalam dunia DeFi selalu datang bersama risiko yang harus dipahami. Stablecoin berbasis strategi derivatif seperti USDe memang menawarkan yield tinggi, tetapi juga lebih sensitif terhadap volatilitas pasar derivatif.
Para pengamat menekankan perlunya protokol seperti Ethena untuk meningkatkan transparansi data posisi lindung nilai dan cadangan aset. Publikasi audit real-time dan laporan independen dapat membantu mengurangi ketakutan investor pada saat krisis.
Selain itu, insiden ini juga menyoroti pentingnya diversifikasi dalam portofolio stablecoin. Investor disarankan untuk tidak hanya bergantung pada satu jenis stablecoin, melainkan menyebarkan dana di beberapa aset berbeda dengan model jaminan yang bervariasi — mulai dari fiat-backed, crypto-backed, hingga yield-bearing stablecoin seperti USDe.
Langkah Perbaikan dari Ethena Labs
Sebagai respon atas kejadian ini, Ethena Labs mengumumkan beberapa langkah perbaikan teknis dan strategis. Dalam pembaruan resmi mereka di blog.ethena.fi, tim menyebut akan memperkenalkan:
- Sistem Dynamic Peg Monitor untuk mendeteksi deviasi harga ekstrem secara otomatis.
- Integrasi multi-oracle pricing feed agar harga USDe lebih stabil lintas bursa.
- Peningkatan cadangan jaminan hingga 120% dari total pasokan USDe dalam beberapa minggu ke depan.
- Peluncuran dashboard transparansi publik yang menampilkan posisi lindung nilai dan status overcollateralization secara real-time.
Langkah-langkah tersebut dinilai sebagai upaya positif untuk memperkuat kepercayaan investor dan membangun reputasi Ethena sebagai proyek stablecoin generasi baru yang tangguh terhadap gejolak pasar.
Reaksi Regulator dan Pelaku Industri
Meskipun insiden ini tidak menimbulkan kerugian permanen, beberapa regulator mulai memperhatikan stabilitas stablecoin alternatif seperti USDe. Otoritas Keuangan Inggris (FCA) dan Komisi Sekuritas Singapura (MAS) disebut sedang meninjau laporan insiden untuk memastikan tidak ada pelanggaran terhadap prinsip perlindungan konsumen.
Di sisi lain, sejumlah pelaku industri justru menganggap kejadian ini sebagai bukti bahwa stablecoin berbasis derivatif bisa bertahan di tengah badai. CEO dari Wintermute, salah satu penyedia likuiditas terbesar di dunia kripto, mengatakan:
“Kita baru saja menyaksikan stress-test terbesar untuk Ethena. Fakta bahwa sistem mereka tetap beroperasi dengan baik saat pasar jatuh 20% membuktikan arsitektur mereka cukup kuat.”
Prediksi Ke Depan: Apakah USDe Akan Tetap Dipercaya?
Meski USDe sudah pulih ke nilai mendekati $1, beberapa pertanyaan besar masih tersisa. Mampukah Ethena mempertahankan stabilitas dalam krisis berikutnya? Apakah investor akan tetap mempercayai stablecoin berbasis derivatif di masa depan?
Menurut data Dune Analytics, total pasokan USDe sempat turun sekitar 7% setelah kejadian, menandakan sebagian pengguna menebus token mereka kembali ke aset dasar. Namun, dalam dua hari terakhir, volume pencetakan baru meningkat lagi, menunjukkan bahwa kepercayaan mulai pulih.
Analis dari Messari, Helen Zhao, menilai bahwa Ethena memiliki potensi jangka panjang jika mampu menyeimbangkan antara inovasi dan keamanan:
“Investor ingin imbal hasil, tapi mereka juga ingin stabilitas. Ethena harus bisa menyeimbangkan keduanya. Jika mereka berhasil, USDe bisa menjadi stablecoin paling penting dalam dunia DeFi modern.”
Kesimpulan: Ujian yang Dilewati dengan Catatan
Kejadian kehilangan peg USDe ini memang sempat mengguncang pasar, tetapi juga menjadi bukti bahwa sistem Ethena mampu bertahan dari tekanan ekstrem. Dalam waktu kurang dari 24 jam, nilai USDe kembali pulih dan semua fungsi berjalan normal tanpa kebangkrutan atau penghentian layanan.
Bagi komunitas kripto, ini adalah pengingat bahwa stabilitas di dunia aset digital bukanlah hal absolut. Bahkan stablecoin pun bisa goyah jika pasar derivatif mengalami tekanan besar. Namun, insiden ini juga menunjukkan bahwa dengan manajemen risiko yang matang dan transparansi yang baik, stabilitas bisa segera dipulihkan.
Navigasi.in akan terus memantau perkembangan sistem Ethena dan stabilitas USDe dalam minggu-minggu mendatang. Apakah stablecoin generasi baru ini akan menjadi pilar penting DeFi masa depan, atau sekadar bintang yang bersinar sesaat — waktu yang akan menjawab.
Reporter: Tim Redaksi Navigasi.in | Editor: Satria Dewangga
Post a Comment for "Stablecoin USDe dari Ethena Sempat Kehilangan Peg Saat Pasar Kripto Jatuh, Kini Pulih Kembali"