Citi Siapkan Layanan Kustodian Kripto Tahun 2026: Strategi Baru untuk Klien Institusional dan Masa Depan Keuangan Digital
NAVIGASI.in — Salah satu bank terbesar di dunia, Citigroup Inc., tengah bersiap meluncurkan layanan crypto custody atau kustodian aset kripto pada tahun 2026. Langkah strategis ini menandai komitmen Citi untuk memasuki era keuangan digital dengan pendekatan yang hati-hati namun progresif, khususnya dalam melayani klien institusional yang selama ini menjadi tulang punggung bisnis perbankan global.
![]() |
Citi Siapkan Layanan Kustodian Kripto Tahun 2026: Strategi Baru untuk Klien Institusional dan Masa Depan Keuangan Digital |
Menurut laporan CNBC, rencana tersebut telah digarap selama dua hingga tiga tahun terakhir di bawah kepemimpinan Biswarup Chatterjee, selaku Global Head of Partnerships and Innovation di Citigroup. Ia menyebut bahwa platform kustodian aset digital ini dirancang menggunakan pendekatan hibrida — sebagian dikembangkan secara internal, sementara beberapa komponen lain akan memanfaatkan mitra teknologi eksternal.
Latar Belakang: Bank Tradisional dan Dunia Kripto
Selama satu dekade terakhir, industri keuangan global menyaksikan transformasi besar akibat munculnya teknologi blockchain dan mata uang kripto seperti Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH). Namun, bagi lembaga keuangan besar seperti Citigroup, JPMorgan, dan Goldman Sachs, adopsi penuh terhadap aset digital bukanlah proses instan. Regulasi yang ketat, risiko keamanan, dan volatilitas pasar menjadi faktor yang membuat banyak bank raksasa memilih bersikap hati-hati.
Citigroup sendiri sebenarnya bukan pemain baru di ruang aset digital. Sejak 2021, perusahaan telah mempelajari berbagai skenario integrasi aset kripto dalam sistem keuangan tradisional. Namun baru kini, pada paruh kedua dekade ini, bank tersebut mengambil langkah konkret untuk menyediakan layanan kustodian — layanan yang memungkinkan klien institusional menyimpan aset digital secara aman di bawah pengawasan entitas keuangan yang diatur (regulated entity).
Apa Itu Layanan Crypto Custody?
Crypto custody atau kustodian aset digital adalah layanan yang memungkinkan penyimpanan aman aset kripto oleh lembaga yang memiliki izin resmi. Dalam dunia tradisional, kustodian menyimpan saham, obligasi, atau surat berharga lainnya atas nama investor. Dalam konteks kripto, fungsinya serupa, tetapi dengan tantangan tambahan — seperti keamanan kunci privat, perlindungan dari peretasan, serta kepatuhan terhadap regulasi anti-pencucian uang (AML) dan Know Your Customer (KYC).
Bagi investor institusional seperti dana pensiun, manajer aset, dan perusahaan asuransi, penyimpanan aset digital di bawah lembaga terpercaya seperti Citi bisa menjadi solusi ideal. Sebab, banyak institusi masih enggan mengelola sendiri kunci privat kripto karena risiko kehilangan atau pencurian yang sangat tinggi.
Model Hibrida: Menggabungkan Kekuatan Internal dan Mitra Eksternal
Dalam wawancaranya, Biswarup Chatterjee menjelaskan bahwa proyek ini mengadopsi model hibrida. Artinya, sebagian infrastruktur keamanan dan manajemen aset dikembangkan langsung oleh tim internal Citi, sementara bagian lain akan memanfaatkan solusi dari pihak ketiga yang sudah berpengalaman di bidang teknologi blockchain dan keamanan digital.
“Kami membangun fondasi yang kuat agar layanan ini dapat diandalkan, aman, dan mematuhi seluruh regulasi yang berlaku. Kami percaya, kolaborasi dengan mitra eksternal yang memiliki keunggulan teknologi akan mempercepat inovasi tanpa mengorbankan integritas sistem,” ujar Chatterjee.
Pendekatan ini mencerminkan tren baru di dunia keuangan, di mana bank tradisional mulai bekerja sama dengan perusahaan teknologi untuk mempercepat transformasi digital. Beberapa analis menilai langkah Citi ini sebagai bentuk “evolusi alami” perbankan menuju era aset digital yang lebih matang dan terintegrasi.
Target Utama: Klien Institusional
Layanan kustodian kripto Citi tidak dirancang untuk investor ritel. Fokus utamanya adalah klien institusional — termasuk manajer aset, dana lindung nilai (hedge funds), lembaga keuangan, dan korporasi multinasional. Segmen ini dianggap paling siap dari sisi regulasi, volume aset, dan kebutuhan keamanan tingkat tinggi.
Bagi banyak lembaga investasi besar, hambatan utama untuk berpartisipasi di pasar kripto bukan hanya volatilitas harga, tetapi juga kurangnya mekanisme penyimpanan dan pelaporan yang sesuai dengan standar perbankan global. Dengan adanya layanan seperti ini, Citi berharap dapat menyediakan jembatan yang aman antara dunia keuangan tradisional dan aset digital.
Persaingan di Dunia Kustodian Kripto
Citi bukan satu-satunya bank besar yang memasuki ruang ini. Sebelumnya, BNY Mellon telah meluncurkan layanan serupa pada 2022, memungkinkan klien menyimpan Bitcoin dan Ethereum bersama aset tradisional mereka. JPMorgan Chase pun sudah lebih dahulu memperkenalkan sistem tokenisasi deposit melalui proyek JPM Coin.
Namun, dengan reputasi dan jaringan global Citi, langkah ini berpotensi menggeser dinamika kompetisi. Apalagi, Citigroup dikenal memiliki salah satu sistem infrastruktur perbankan internasional paling luas di dunia, mencakup lebih dari 90 negara. Jika integrasi kustodian kripto berhasil diterapkan secara global, hal ini bisa menjadi game changer bagi industri keuangan.
Langkah Strategis: Menyongsong Era Tokenisasi Aset
Selain layanan kustodian kripto, Citigroup juga menyoroti fokus mereka pada tokenisasi aset dan deposito ter-tokenisasi. Dalam pernyataan resminya, pihak Citi menyebut bahwa meskipun mereka tengah mengevaluasi potensi peluncuran stablecoin, prioritas utama tetap pada tokenisasi aset bank yang ada.
Tokenisasi memungkinkan aset tradisional seperti obligasi, saham, atau deposito diubah menjadi bentuk digital di blockchain. Dengan demikian, transaksi menjadi lebih cepat, efisien, dan transparan tanpa mengorbankan keamanan. Teknologi ini diyakini akan menjadi salah satu tonggak utama dalam revolusi finansial global dekade mendatang.
Pada September 2023, Citi meluncurkan Citi Token Services, sebuah platform internal yang memungkinkan penggunaan teknologi blockchain untuk transfer lintas batas dan likuiditas kas institusional. Proyek tersebut menjadi langkah awal yang memperlihatkan keseriusan bank ini dalam bertransformasi menuju dunia keuangan digital sepenuhnya.
Investasi di Startup Stablecoin: Kolaborasi dengan BVNK
Melalui unit investasinya, Citi Ventures, bank ini juga telah berinvestasi di BVNK, sebuah perusahaan rintisan asal Inggris yang fokus pada solusi pembayaran menggunakan stablecoin. BVNK menyediakan infrastruktur yang memungkinkan bisnis global memanfaatkan stablecoin untuk transaksi internasional secara cepat dan efisien.
Investasi ini memperlihatkan arah strategis Citi dalam memperkuat ekosistem aset digitalnya. Meski belum berencana menerbitkan stablecoin sendiri dalam waktu dekat, Citigroup tampak ingin membangun pengalaman dan kemitraan yang kuat di sektor tersebut, terutama untuk memahami dinamika regulasi dan model bisnis yang sesuai.
Tantangan Regulasi dan Keamanan
Salah satu tantangan terbesar dalam penyediaan layanan kustodian kripto adalah regulasi. Setiap yurisdiksi memiliki peraturan yang berbeda-beda mengenai kepemilikan, pelaporan, dan perpajakan aset digital. Citi sebagai bank global harus memastikan bahwa setiap layanan yang ditawarkan patuh terhadap regulasi lokal dan internasional, termasuk dari otoritas seperti U.S. Securities and Exchange Commission (SEC) dan Financial Action Task Force (FATF).
Selain itu, isu keamanan menjadi sorotan utama. Serangan siber terhadap bursa kripto dan dompet digital sudah sering terjadi, menyebabkan kerugian miliaran dolar. Citi berencana menerapkan sistem keamanan berlapis, termasuk enkripsi tingkat tinggi, otentikasi multi-faktor, serta sistem audit waktu nyata untuk mencegah potensi pelanggaran data.
Dampak terhadap Dunia Keuangan Global
Kehadiran Citigroup dalam pasar kustodian kripto diyakini akan memperkuat legitimasi aset digital di mata lembaga keuangan arus utama. Banyak analis memperkirakan langkah ini akan mempercepat adopsi kripto oleh investor institusional yang selama ini menunggu sinyal dari bank-bank besar.
“Begitu lembaga seperti Citi menyediakan penyimpanan dan pelaporan kripto secara teratur, maka dinding antara sistem keuangan tradisional dan aset digital akan mulai runtuh,” ujar James Butterfill, Kepala Riset di CoinShares. “Kita akan melihat lebih banyak dana pensiun, lembaga investasi, bahkan pemerintah daerah yang berani menempatkan sebagian portofolio mereka pada aset digital.”
Hal ini juga akan meningkatkan kepercayaan terhadap stabilitas pasar kripto, karena partisipasi lembaga besar membawa tata kelola, audit, dan transparansi yang lebih baik.
Potensi bagi Investor dan Industri Blockchain
Bagi industri blockchain global, langkah Citi dapat menjadi katalis untuk pertumbuhan ekosistem yang lebih luas. Dengan infrastruktur dan kepatuhan yang kuat, layanan seperti ini bisa membantu perusahaan blockchain kecil mendapatkan akses ke layanan perbankan dan pembiayaan yang selama ini sulit mereka peroleh.
Bagi investor, keberadaan kustodian terregulasi akan mengurangi kekhawatiran terhadap keamanan dan kepatuhan pajak. Laporan yang dihasilkan lembaga kustodian bisa digunakan untuk pelaporan pajak secara sah, serta menjadi bukti kepemilikan aset digital yang valid di mata hukum.
Menuju Ekonomi Digital Terpadu
Langkah Citigroup tidak bisa dilepaskan dari visi jangka panjang dunia keuangan global: terbentuknya ekonomi digital terpadu di mana aset digital, uang fiat, dan sistem pembayaran tradisional dapat berinteraksi secara seamless. Dunia perbankan tengah bergerak menuju fase di mana blockchain bukan lagi alternatif, melainkan fondasi baru infrastruktur keuangan.
Dengan meluncurkan layanan kustodian kripto pada 2026, Citi secara efektif menyiapkan posisinya untuk menjadi pemain utama dalam fase baru tersebut. Dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan, tidak menutup kemungkinan bahwa seluruh proses pembayaran, penyimpanan aset, hingga pembiayaan lintas negara akan berbasis tokenisasi dan blockchain.
Respons Pasar dan Komunitas Kripto
Kabar mengenai rencana ini disambut positif oleh komunitas kripto global. Banyak pihak menilai langkah Citi akan mempercepat legitimasi aset digital di kalangan investor besar. Namun, ada pula suara skeptis yang mengingatkan bahwa masuknya lembaga keuangan besar bisa mengurangi sifat desentralisasi dari ekosistem kripto.
“Keterlibatan bank besar seperti Citi adalah pedang bermata dua,” ujar analis blockchain independen Rachel Lin. “Di satu sisi, ini membawa kepercayaan dan regulasi yang jelas. Di sisi lain, hal ini juga bisa memusatkan kendali atas aset digital ke tangan korporasi besar — sesuatu yang berlawanan dengan semangat awal Bitcoin.”
Meskipun demikian, sebagian besar pelaku pasar tetap optimis. Mereka melihat langkah Citi sebagai bagian dari transisi alami menuju integrasi antara keuangan tradisional dan teknologi blockchain yang lebih matang dan inklusif.
Masa Depan Keuangan: Kolaborasi, Bukan Kompetisi
Jika satu dekade lalu kripto dianggap sebagai ancaman terhadap sistem keuangan tradisional, kini situasinya berubah drastis. Bank-bank besar mulai memahami bahwa blockchain bukanlah pesaing, melainkan alat yang dapat memperkuat efisiensi, transparansi, dan inovasi layanan keuangan.
Citigroup tampaknya memilih pendekatan kolaboratif, bukan kompetitif. Dengan menggandeng mitra teknologi, perusahaan rintisan, serta regulator, bank ini berupaya menciptakan ekosistem finansial yang lebih inklusif dan aman. Pendekatan seperti ini kemungkinan akan menjadi model bagi bank-bank lain yang ingin masuk ke dunia aset digital tanpa kehilangan reputasi dan kredibilitas mereka.
Kesimpulan: Tahun 2026 sebagai Titik Balik
Peluncuran layanan kustodian kripto Citigroup yang dijadwalkan pada 2026 bukan sekadar ekspansi bisnis, melainkan sinyal transformasi sistem keuangan global. Dengan dukungan infrastruktur kelas dunia, pendekatan hibrida, serta fokus pada klien institusional, Citi berpotensi menjadi pionir dalam penyediaan layanan kustodian kripto terregulasi berskala internasional.
Langkah ini juga memperlihatkan bagaimana sektor keuangan konvensional akhirnya menyatu dengan dunia digital — bukan lagi dua dunia yang terpisah, melainkan satu ekosistem yang saling memperkuat.
Jika proyek ini berjalan sesuai rencana, tahun 2026 bisa menjadi momentum penting di mana perbankan tradisional dan teknologi blockchain resmi berjalan seiring, membuka babak baru dalam sejarah keuangan global.
Reporter: Tim Navigasi.in | Editor: Redaksi Teknologi Navigasi.in
#Citigroup #CryptoCustody #Blockchain #Navigasiin #DigitalFinance #Stablecoin #CitiVentures #Fintech
Post a Comment for "Citi Siapkan Layanan Kustodian Kripto Tahun 2026: Strategi Baru untuk Klien Institusional dan Masa Depan Keuangan Digital"