Youtube

Tether Catat Laba $4,9 Miliar di Kuartal 2, Pegang Surat Utang AS Lebih dari $127 Miliar

NAVIGASI.IN – Singapura — Perusahaan penerbit stablecoin terbesar di dunia, Tether, kembali mengejutkan industri keuangan digital global dengan melaporkan laba kuartal kedua (Q2) 2025 sebesar $4,9 miliar

Tether Posts $4.9B Q2 Profit, U.S. Treasury Holdings Climb Past $127B
Tether Catat Laba $4,9 Miliar di Kuartal 2, Pegang Surat Utang AS Lebih dari $127 Miliar

Dalam laporan keuangan terbarunya, Tether juga mengungkapkan peningkatan kepemilikan surat utang negara AS (U.S. Treasuries) menjadi lebih dari $127 miliar, memperkuat posisinya sebagai pemain institusional besar dalam sistem keuangan global.

Pendapatan Operasional dan Investasi Aset Digital

Dari total laba bersih sebesar $4,9 miliar, Tether mengungkapkan bahwa sekitar $3,1 miliar berasal dari pendapatan operasional utama, yakni bunga dari surat utang pemerintah AS, biaya transaksi stablecoin, dan hasil dari obligasi jangka pendek.

Sementara itu, sisa $1,8 miliar merupakan hasil dari apresiasi nilai investasi Tether dalam aset digital seperti bitcoin dan emas. Dalam beberapa bulan terakhir, harga kedua aset tersebut memang mengalami kenaikan tajam, seiring dengan meningkatnya minat investor global terhadap aset lindung nilai di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi.

Lonjakan Pasokan USDT Capai Titik Tertinggi Sepanjang Sejarah

Tether juga mencetak rekor baru dalam pasokan stablecoin utamanya, USDT. Sepanjang kuartal kedua 2025, perusahaan menerbitkan USDT senilai $13,4 miliar, sehingga total pasokan kini mencapai lebih dari $157 miliar. Lonjakan ini mencerminkan meningkatnya permintaan global terhadap stablecoin sebagai alternatif dolar digital, terutama di negara-negara berkembang yang mengalami devaluasi mata uang.

USDT kini digunakan secara luas di berbagai platform keuangan terdesentralisasi (DeFi), bursa kripto global, serta aplikasi pengiriman uang lintas negara. Dominasi USDT sebagai stablecoin paling likuid dan dipercaya semakin sulit disaingi, bahkan oleh kompetitor seperti USDC (Circle) dan BUSD (yang kini semakin dibatasi oleh regulasi).

Total Aset Melebihi Kewajiban, Cadangan Super Kuat

Dalam laporan keuangannya, Tether menyatakan bahwa total aset perusahaan mencapai $162,6 miliar, melampaui total kewajiban (liabilities) yang berkaitan dengan stablecoin yang diterbitkan. Ini berarti Tether memiliki cadangan surplus sebesar lebih dari $5 miliar, yang menjadi bantalan penting untuk menjaga stabilitas nilai 1 USDT = 1 USD.

Keseimbangan antara aset dan kewajiban ini menjadi sorotan penting karena selama bertahun-tahun, Tether sempat dikritik karena kurangnya transparansi mengenai cadangannya. Namun dalam dua tahun terakhir, perusahaan telah menggandakan upaya untuk melakukan audit independen secara rutin dan mempublikasikan laporan yang disertifikasi oleh pihak ketiga.

Peningkatan Kepemilikan Surat Utang AS: Sinyal Kuat Kestabilan

Salah satu poin paling mencolok dalam laporan Q2 Tether adalah peningkatan tajam dalam kepemilikan surat utang pemerintah Amerika Serikat. Dari yang sebelumnya $119 miliar di Q1, kini naik menjadi $127 miliar. Angka ini menjadikan Tether sebagai salah satu pemegang non-pemerintah terbesar U.S. Treasuries di dunia—di atas banyak bank global dan bahkan beberapa negara.

Langkah ini menunjukkan strategi konservatif Tether dalam menjaga stabilitas dan likuiditas, serta memberikan kepercayaan pada investor dan regulator bahwa cadangan USDT benar-benar didukung oleh aset bernilai tinggi dan rendah risiko.

"Kami berkomitmen untuk menjaga transparansi, stabilitas, dan ketahanan sistem kami. Kepemilikan surat utang AS menjadi pilar utama dalam strategi manajemen risiko jangka panjang kami," kata Paolo Ardoino, CEO Tether.

Investasi Langsung di AS: $4 Miliar untuk AI dan Infrastruktur Digital

Di luar aktivitas stablecoin, Tether juga mengumumkan telah menggelontorkan lebih dari $4 miliar untuk investasi strategis di sektor teknologi tinggi di AS, khususnya di bidang kecerdasan buatan (AI) dan infrastruktur digital. Investasi ini dilakukan melalui anak perusahaan dan mitra modal ventura Tether yang berbasis di Silicon Valley.

Tether menyatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari misi perusahaan untuk mendukung ekosistem inovatif yang mampu memperluas utilitas stablecoin di luar transaksi keuangan, termasuk dalam bidang logistik, kesehatan, hingga komunikasi digital berbasis blockchain.

Langkah ini juga sekaligus menjawab kritik terhadap stablecoin yang selama ini dianggap hanya berfungsi sebagai alat spekulatif, dengan menunjukkan bahwa USDT juga menjadi enabler bagi pertumbuhan teknologi strategis di AS dan global.

Respons Pasar dan Industri

Reaksi pasar terhadap laporan keuangan Tether tergolong positif. Meskipun stablecoin bukanlah aset yang diperdagangkan seperti saham, performa dan transparansi Tether menjadi barometer kepercayaan pasar terhadap seluruh ekosistem crypto.

Banyak analis memuji Tether karena berhasil menjaga kepercayaan publik dan institusi di tengah serangkaian ketegangan regulasi terhadap industri crypto di AS, termasuk tekanan dari SEC terhadap bursa seperti Coinbase dan Binance.

“Dengan cadangan melebihi kewajiban dan portofolio yang konservatif, Tether saat ini berada dalam posisi yang sangat kuat dibandingkan kompetitornya. Stabilitas seperti ini langka dalam industri kripto,” kata analis dari CoinMetrics, Joseph Chen.

Kontroversi dan Tantangan yang Masih Ada

Namun, bukan berarti Tether bebas dari tantangan. Beberapa regulator global masih menyoroti peran stablecoin dalam sistem pembayaran internasional dan potensi penyalahgunaan untuk pencucian uang lintas negara. Selain itu, pengawasan yang semakin ketat dari bank sentral di Eropa dan Asia membuat Tether harus terus meningkatkan transparansi dan kepatuhan hukum.

Di sisi lain, adopsi Central Bank Digital Currencies (CBDC) oleh negara-negara besar juga bisa menjadi tantangan ke depan, karena dapat mengurangi dominasi stablecoin swasta dalam jangka panjang.

Kesimpulan: Tether Menuju Status "Raksasa Finansial Global"

Dengan profit $4,9 miliar hanya dalam tiga bulan, cadangan surat utang AS ratusan miliar, dan ekspansi investasi strategis di berbagai sektor teknologi tinggi, Tether bukan lagi sekadar penerbit stablecoin—mereka telah berubah menjadi kekuatan finansial global yang sulit diabaikan.

Stabilitas keuangan, pertumbuhan volume, dan komitmen terhadap transparansi menjadi kunci utama dalam membangun kepercayaan jangka panjang. Tantangan tetap ada, namun dengan laporan Q2 yang solid ini, Tether tampaknya telah naik kelas dari pemain kripto menjadi salah satu institusi keuangan paling berpengaruh di dunia digital abad ke-21.

Penulis: Tim Redaksi Navigasi.in
Tanggal: 1 Agustus 2025

Untuk berita crypto dan keuangan digital terbaru, kunjungi Navigasi.in. Kami hadir setiap hari dengan laporan mendalam dan analisis tajam.

Post a Comment for "Tether Catat Laba $4,9 Miliar di Kuartal 2, Pegang Surat Utang AS Lebih dari $127 Miliar"