Saham Coinbase Anjlok 11% Setelah Pendapatan Q2 Meleset dan Aktivitas Trading Menurun
NAVIGASI.IN – San Francisco, AS – Saham Coinbase Global Inc. turun drastis sebesar 11% dalam perdagangan pasca jam bursa pada Kamis malam (31/7), setelah raksasa pertukaran kripto tersebut melaporkan hasil keuangan kuartal kedua yang jauh di bawah ekspektasi analis Wall Street. Pendapatan dan volume perdagangan yang lebih rendah menjadi dua faktor utama yang memicu kepanikan investor.
Performa Keuangan Q2: Pendapatan di Bawah Estimasi
Coinbase membukukan pendapatan sebesar $1,5 miliar untuk kuartal kedua tahun 2025. Angka ini lebih rendah dari proyeksi analis yang memperkirakan pendapatan sebesar $1,59 miliar. Meskipun selisihnya tampak kecil, dalam dunia saham dan investasi, perbedaan seperti ini bisa mengindikasikan tren yang lebih dalam dan mengkhawatirkan.
![]() |
Saham Coinbase Anjlok 11% Setelah Pendapatan Q2 Meleset dan Aktivitas Trading Menurun |
Dalam laporan keuangannya, Coinbase juga mengumumkan EBITDA (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) sebesar $512 juta, mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai $596 juta. EBITDA yang menurun menunjukkan profitabilitas perusahaan mulai melemah, meskipun sektor kripto sedang menunjukkan tanda-tanda pemulihan harga.
Penurunan Tajam dalam Pendapatan Transaksi
Salah satu penyebab utama hasil buruk Coinbase adalah penurunan drastis dalam pendapatan dari transaksi perdagangan kripto, yang menjadi lini bisnis inti perusahaan. Pendapatan transaksi untuk Q2 hanya mencapai $764 juta, turun sekitar 39% dibandingkan kuartal sebelumnya. Ini terjadi meskipun harga Bitcoin dan Ethereum — dua aset kripto terbesar — sempat menyentuh level tertinggi tahunan mereka pada awal Juni lalu.
Menurut manajemen Coinbase, volume perdagangan menurun karena aktivitas investor ritel yang belum pulih sepenuhnya. Sementara investor institusi masih aktif, kontribusi mereka belum cukup besar untuk menutupi kekurangan dari pasar ritel yang lesu.
“Kami melihat peningkatan harga aset digital, tetapi tidak diikuti dengan lonjakan aktivitas trading yang biasanya menyertainya,” kata Chief Financial Officer Coinbase, Alesia Haas. “Ini menunjukkan bahwa pasar belum sepenuhnya pulih dari tekanan yang berlangsung sejak 2022.”
Harga Saham Coinbase Langsung Merespons Negatif
Reaksi pasar terhadap laporan tersebut tergolong cepat dan tajam. Dalam perdagangan pasca jam bursa, saham Coinbase (COIN) langsung terjun hingga 11% ke kisaran $87 per lembar saham, dari penutupan sebelumnya di angka $97. Ini merupakan penurunan harian terbesar sejak Maret 2024, saat sentimen pasar crypto global juga anjlok karena regulasi ketat dari Uni Eropa.
Penurunan harga ini memicu kekhawatiran lanjutan bahwa investor mulai meragukan kemampuan Coinbase untuk mempertahankan profitabilitasnya di tengah kompetisi sengit dan ketidakpastian regulasi yang masih menyelimuti industri kripto di Amerika Serikat.
Kinerja Produk dan Diversifikasi Bisnis
Meskipun pendapatan dari perdagangan turun, Coinbase masih mencatatkan pertumbuhan di beberapa segmen lain. Layanan langganan dan biaya berbasis keanggotaan (subscription & services) mencatatkan kenaikan sebesar 12% secara kuartalan, menunjukkan adanya pergeseran strategi ke arah model pendapatan berulang (recurring revenue).
Produk seperti Coinbase One dan Coinbase Custody semakin banyak digunakan oleh pengguna premium dan institusi besar, termasuk hedge fund dan family office. Namun kontribusi dari layanan ini masih tergolong kecil dibanding total pendapatan.
Perusahaan juga melaporkan peningkatan jumlah pengguna bulanan (MTU) menjadi 10,9 juta, naik dari 10,3 juta pada kuartal sebelumnya. Namun, rata-rata pendapatan per pengguna menurun, sejalan dengan lesunya volume transaksi.
Persaingan dan Tekanan Eksternal
Coinbase menghadapi tekanan berat dari berbagai arah. Di sisi kompetisi, pertukaran seperti Binance, Kraken, dan platform terdesentralisasi (DEX) semakin mencuri pangsa pasar. Coinbase juga menghadapi tekanan dari regulasi yang belum pasti di AS, termasuk gugatan hukum dari SEC terkait klasifikasi beberapa aset digital yang dianggap sebagai sekuritas.
“Ketidakpastian hukum membuat institusi masih ragu masuk lebih dalam ke crypto,” kata analis pasar dari Bloomberg Intelligence, Emily Parker. “Coinbase perlu lebih agresif mengembangkan produk yang bisa bertahan bahkan dalam iklim regulasi yang tidak bersahabat.”
Strategi ke Depan dan Proyeksi Q3
Dalam sesi tanya jawab dengan investor, CEO Brian Armstrong menyatakan bahwa perusahaan akan fokus memperluas operasional di luar AS, termasuk memperkuat jejak di Eropa dan Asia Tenggara. Mereka juga berencana meluncurkan lebih banyak produk Web3 dan DeFi terintegrasi langsung dalam platform utama Coinbase.
Coinbase menolak memberikan panduan pasti untuk kuartal ketiga, namun menyatakan bahwa volatilitas pasar dan perkembangan regulasi akan menjadi faktor penentu utama dalam performa keuangan mendatang.
Reaksi Investor dan Pasar Global
Banyak investor institusi mulai merevisi proyeksi mereka terhadap saham Coinbase. Beberapa lembaga seperti Morgan Stanley dan Citigroup memangkas target harga saham COIN masing-masing sebesar 15% dan 12% pasca laporan ini. Namun beberapa analis masih melihat potensi pertumbuhan jangka panjang, terutama jika Coinbase berhasil mendiversifikasi pendapatan dan memperluas ekosistemnya.
Sementara itu, pasar crypto secara umum tidak menunjukkan reaksi besar terhadap laporan ini. Harga Bitcoin tetap stabil di atas $65.000, dan Ethereum bertahan di kisaran $3.500. Ini menunjukkan bahwa masalah Coinbase lebih bersifat spesifik perusahaan daripada mencerminkan kondisi industri secara keseluruhan.
Kesimpulan: Masa Sulit Coinbase Belum Berakhir
Dengan kinerja yang di bawah ekspektasi, tekanan kompetisi, dan belum pulihnya sentimen investor ritel, Coinbase menghadapi tantangan berat ke depan. Meski demikian, perusahaan masih memiliki peluang untuk bangkit melalui inovasi produk dan ekspansi internasional. Strategi diversifikasi dan fokus pada layanan institusional bisa menjadi kunci untuk mengurangi ketergantungan terhadap pendapatan perdagangan semata.
Apakah Coinbase akan tetap menjadi pemimpin di dunia kripto global, atau justru akan tertinggal oleh pemain lain yang lebih adaptif? Jawabannya mungkin akan ditentukan dalam beberapa kuartal mendatang.
Post a Comment for "Saham Coinbase Anjlok 11% Setelah Pendapatan Q2 Meleset dan Aktivitas Trading Menurun"