Youtube

Suami Kuli Bangunan Kuliahkan Istri Hingga Jadi PNS, Namun Diceraikan Karena Malu

Suami Kuli Bangunan Kuliahkan Istri Hingga Jadi PNS, Namun Diceraikan Karena Malu: Potret Getir Pengkhianatan Cinta dan Kelas Sosial

Suami Kuli Bangunan Kuliahkan Istri Hingga Jadi PNS, Namun Diceraikan Karena Malu: Potret Getir Pengkhianatan Cinta dan Kelas Sosial
Suami Kuli Bangunan Kuliahkan Istri Hingga Jadi PNS, Namun Diceraikan Karena Malu: Potret Getir Pengkhianatan Cinta dan Kelas Sosial

Navigasiin - Di tengah hiruk-pikuk kehidupan sosial dan perbincangan media daring, sebuah kisah memilukan yang datang dari lingkungan warga menjadi sorotan publik. Kisah ini bukan hanya soal cinta dan pengorbanan, tetapi juga tentang harga diri, status sosial, dan bagaimana manusia bisa berubah saat berada di puncak.

Adalah seorang pria sederhana, bekerja sebagai buruh bangunan, yang menjadi tokoh sentral dalam kisah nyata ini. Ia bukan siapa-siapa di mata kebanyakan orang, tidak berpendidikan tinggi, tidak mengenakan pakaian rapi atau duduk di kantor berpendingin udara. Tetapi ia punya hal yang tak ternilai—kesetiaan dan cinta yang tulus untuk istrinya.

Awal Kisah: Cinta yang Tumbuh dari Kesederhanaan

Beberapa tahun lalu, pria ini menikahi seorang perempuan yang kala itu masih menjadi guru honorer di sebuah SD negeri. Gaji sang istri kecil, namun cukup untuk membantu kebutuhan sehari-hari mereka yang kala itu tinggal di rumah kontrakan kecil di pinggiran kota. Sang suami, yang sehari-hari memikul adukan semen, membawa batu, dan bekerja di bawah terik matahari, tak pernah mengeluh. Bahkan, ia memiliki mimpi besar untuk istrinya.

Dengan penuh semangat, ia mendorong sang istri untuk kuliah. Ia percaya bahwa pendidikan akan membuka pintu masa depan yang lebih baik. Ia rela bekerja dari pagi hingga malam, menerima proyek tambahan, demi bisa membiayai SPP dan kebutuhan kuliah sang istri. Saat teman-temannya menghabiskan uang untuk rokok atau nongkrong, ia menabung diam-diam, membeli buku untuk istri, dan menyisihkan uang transport.

“Kalau dia berhasil, aku sudah senang. Aku cuma mau dia nggak capek kerja terus,” ungkap pria itu kepada salah satu tetangganya, ketika sang istri baru semester pertama.

Perjuangan Bertahun-tahun: Antara Debu dan Buku

Hari-hari mereka diwarnai kerja keras dan perjuangan. Di pagi hari, sang suami mengantar istrinya ke kampus menggunakan motor tua. Siangnya ia kembali ke proyek bangunan. Pulang kerja, ia menjemput kembali, membawa nasi bungkus yang ia beli di pinggir jalan. Mereka makan bersama, lalu sang istri belajar, sementara suaminya menggosok punggungnya yang pegal karena seharian mengangkat semen.

Ketika akhirnya sang istri lulus kuliah dan diangkat menjadi guru PNS setelah lolos seleksi CPNS, tidak ada yang lebih bangga daripada suaminya sendiri. Ia bahkan sempat meneteskan air mata bahagia saat melihat SK pengangkatan yang diterima istrinya.

“Alhamdulillah… sekarang hidupmu lebih baik,” katanya saat memeluk istrinya di depan pintu rumah.

Tak lama kemudian, gaji istrinya naik. Mereka mulai punya cukup uang untuk mencicil motor baru, memperbaiki rumah, dan membelikan pakaian baru untuk anak mereka yang saat itu mulai masuk PAUD.

Namun, kebahagiaan itu ternyata tidak berlangsung lama.

Pengkhianatan yang Tak Terduga

Tanpa diduga, sang istri mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama. Tidak ada perkelahian, tidak ada perselingkuhan, dan tidak ada kekerasan dalam rumah tangga. Ia hanya merasa bahwa kini dirinya tidak lagi “sepadan” dengan sang suami.

Beberapa warga sempat mendengar kabar bahwa sang istri malu memiliki suami yang hanya bekerja sebagai buruh bangunan. Kini, ia bergaul dengan kalangan guru, pejabat pendidikan, dan mengikuti seminar di hotel berbintang. Ia mulai merasa risih datang ke acara sekolah diantar oleh pria berkaus lusuh dengan celana berdebu. Ia mulai enggan mengenalkan suaminya kepada teman-teman sejawatnya.

“Dia berubah sejak diangkat jadi PNS,” kata tetangga mereka. “Bicaranya mulai meninggi, suka mengoreksi cara bicara suaminya, dan pernah bilang malu kalau ketemu teman dinas.”

Gugatan cerai itu membuat sang suami syok. Ia tidak pernah menyangka bahwa perempuan yang ia perjuangkan bertahun-tahun, yang ia temani sejak tidak punya apa-apa, akan meninggalkannya hanya karena malu atas profesinya.

Dampak Sosial dan Reaksi Publik

Kisah ini pun dengan cepat menyebar ke media sosial setelah salah satu warga mengunggahnya dalam bentuk narasi anonim. Foto sang pria yang tengah mengaduk semen disandingkan dengan potret istrinya yang kini tampil elegan dalam balutan busana kantor, menjadi viral.

Netizen ramai-ramai membanjiri unggahan tersebut dengan komentar dukungan dan empati terhadap sang suami. Banyak yang merasa marah dan kecewa atas keputusan sang istri, bahkan menyebutnya sebagai “kacang lupa kulit” atau “durhaka kepada cinta.”

“Kalau bukan karena dia, kamu nggak mungkin jadi PNS. Sedih banget bacanya.”

“Buru-buru naik pangkat langsung lupa siapa yang bantu dari nol. Dunia ini kejam.”

“Yang sabar, Pak. Masih banyak wanita baik yang bisa menghargai perjuangan Bapak.”

Refleksi Sosial: Cinta vs Status Sosial

Kasus ini mencerminkan masalah sosial yang lebih luas: bagaimana status sosial, gengsi, dan pencapaian ekonomi dapat mengubah cara seseorang memandang pasangan hidupnya. Di tengah masyarakat yang semakin materialistik, cinta yang lahir dari kesetiaan dan perjuangan kerap kali tak sebanding dengan godaan status dan pencitraan.

Psikolog keluarga, dr. Anindya Rahmawati, M.Psi., menyebut bahwa dinamika seperti ini kerap muncul dalam rumah tangga yang mengalami “ketimpangan sosial yang berbalik.”

“Ketika awalnya salah satu pasangan lebih dominan secara ekonomi atau pendidikan, lalu posisi itu terbalik, ego dan ekspektasi pun ikut berubah. Jika tidak ada komunikasi dan rasa hormat, maka hubungan rentan retak.”

Penutup: Cinta yang Tak Dibalas

Hingga hari ini, sang pria masih bekerja sebagai buruh bangunan. Ia tidak pernah berbicara buruk soal mantan istrinya. Ketika ditanya wartawan lokal, ia hanya menjawab singkat:

“Yang penting dia bahagia. Saya juga akan bahagia kalau anak saya tetap bisa sekolah.”

Kisah ini menjadi pelajaran pahit sekaligus refleksi bahwa cinta sejati tidak selalu mendapat balasan yang sepadan. Bahwa pengorbanan tidak menjamin kesetiaan. Dan bahwa dalam kehidupan nyata, tidak semua cerita berakhir bahagia seperti di sinetron.

#kisahviral #beritamasyarakat #pengorbanan #PNS #kelasSosial

Post a Comment for "Suami Kuli Bangunan Kuliahkan Istri Hingga Jadi PNS, Namun Diceraikan Karena Malu"