HEBOH! MPR Sebut Bendera One Piece Bisa Menggulingkan Pemerintah?
Navigasi.in – Aksi pengibaran bendera bajak laut dari anime populer One Piece belakangan ini menjadi sorotan di berbagai lini media sosial. Tidak sedikit warga Indonesia yang mengibarkan bendera bergambar tengkorak bertopi jerami—simbol kru bajak laut Topi Jerami (Straw Hat Pirates)—di halaman rumah atau tempat umum lainnya.
![]() |
HEBOH! MPR Sebut Bendera One Piece Bisa Menggulingkan Pemerintah? |
Namun, di tengah gelombang dukungan fans anime tersebut, pernyataan mengejutkan datang dari salah satu anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), yaitu Firman Soebagyo yang juga merupakan Wakil Ketua Fraksi Partai Golkar. Firman secara terbuka menyebut pengibaran bendera Jolly Roger tersebut sebagai bentuk provokasi yang membahayakan bangsa dan negara.
Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Viralnya bendera One Piece dimulai dari beberapa unggahan di platform seperti Instagram dan TikTok, di mana para penggemar dengan bangga mengibarkan simbol bajak laut tersebut sebagai bentuk cinta terhadap karakter Luffy dan teman-temannya. Mereka menganggap bahwa bendera itu hanya sekadar ekspresi budaya pop, tidak lebih dari penghormatan terhadap serial animasi yang telah menemani banyak orang selama lebih dari dua dekade.
Namun bagi sebagian pihak, termasuk Firman Soebagyo, aksi tersebut dinilai memiliki potensi ancaman. Menurutnya, simbol tengkorak pada bendera tersebut tidak bisa dilepaskan dari makna historis dan politis yang terkait dengan pemberontakan, anarkisme, dan anti-pemerintah. Firman bahkan menyarankan agar aparat keamanan melakukan interogasi dan pembinaan terhadap pihak-pihak yang sengaja mengibarkan bendera tersebut di ruang publik.
MPR: Ini Bukan Sekadar Anime
Firman menekankan bahwa masyarakat perlu memahami konteks dan konsekuensi dari simbol yang mereka gunakan. "Jangan sampai karena alasan kebebasan berekspresi, malah memunculkan potensi gangguan terhadap stabilitas negara. Kita tahu simbol bajak laut secara global melambangkan perlawanan terhadap tatanan hukum," ujarnya dalam wawancara bersama media nasional.
Ia juga menegaskan bahwa walau bendera tersebut berasal dari serial fiksi, jika digunakan di dunia nyata tanpa kontrol dan pemahaman, maka bisa berpotensi menimbulkan interpretasi ideologis yang menyimpang. Bahkan, menurut Firman, ada kemungkinan penggunaan simbol seperti itu bisa diarahkan untuk membangkitkan gerakan bawah tanah atau menumbuhkan semangat anti-pemerintah, yang bisa mengarah pada tindakan makar.
Fakta di Balik Bendera One Piece
Dalam serial One Piece karya Eiichiro Oda, Jolly Roger adalah simbol umum yang digunakan oleh kelompok bajak laut di dunia fiktif mereka. Setiap kru memiliki desain Jolly Roger sendiri. Straw Hat Pirates, yang dipimpin oleh Monkey D. Luffy, menggunakan tengkorak dengan topi jerami—ikon yang telah melekat erat dalam dunia anime dan budaya pop global.
Simbol tersebut sejatinya melambangkan kebebasan, keberanian melawan ketidakadilan, dan semangat petualangan. Namun, makna simbol di dunia nyata bisa bergeser tergantung konteks sosial dan politik di mana ia dikibarkan. Dalam hal ini, kekhawatiran pihak berwenang muncul karena simbol tersebut mulai menjamur di area publik tanpa izin dan bisa disalahartikan sebagai ajakan perlawanan.
Reaksi Netizen: Terlalu Dibesar-besarkan?
Pernyataan Firman Soebagyo langsung menuai reaksi keras dari netizen. Banyak yang menganggap bahwa MPR terlalu membesar-besarkan sesuatu yang jelas-jelas bersifat fiktif dan hiburan. Mereka berpendapat bahwa One Piece bukanlah alat propaganda, melainkan bagian dari kebudayaan pop global.
“Lucu banget, masa bendera anime bisa dianggap makar? Berarti cosplay jadi Luffy juga bisa ditangkap dong?” tulis seorang pengguna X (dulu Twitter). Reaksi semacam ini memperlihatkan adanya ketimpangan pemahaman antara institusi pemerintahan dan generasi muda terkait ekspresi budaya digital.
Sudut Pandang Akademisi
Sejumlah pengamat budaya dan akademisi turut memberikan tanggapan. Menurut Dosen Komunikasi Universitas Indonesia, Dr. Arya Setiadi, simbol dalam budaya pop memang bisa berubah makna tergantung konteks penggunaannya. "Namun tindakan mengibarkan bendera One Piece di rumah pribadi harus dilihat dari sisi ekspresi individu, bukan tindakan makar,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya literasi budaya digital agar pejabat negara tidak gegabah dalam memberikan pernyataan. "Jika generasi tua gagal memahami simbol-simbol yang hidup di dunia digital, maka akan terus terjadi kesalahpahaman seperti ini,” tambahnya.
Solusi dan Jalan Tengah
Untuk meredakan polemik ini, beberapa pihak menyarankan adanya pendekatan edukatif ketimbang represif. Misalnya, pemerintah bisa menggandeng komunitas penggemar anime untuk mengadakan diskusi publik mengenai batas-batas kebebasan berekspresi dan bagaimana menggunakannya secara bertanggung jawab.
Selain itu, media massa juga memegang peranan penting dalam menyampaikan informasi secara berimbang agar masyarakat tidak hanya mendapatkan sisi sensasionalnya saja. Dengan begitu, publik bisa lebih bijak dalam menilai mana yang memang berbahaya dan mana yang hanya sebatas ekspresi budaya.
Penutup: Simbol, Interpretasi, dan Tantangan Zaman
Kisah ini menunjukkan bahwa dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, makna simbol bisa menjadi sangat kompleks. Sebuah bendera yang di mata sebagian orang hanyalah simbol karakter favorit, bisa ditafsirkan sebagai ancaman oleh pihak lain.
Namun, penting bagi seluruh pihak—baik masyarakat, pejabat negara, hingga komunitas—untuk saling memahami konteks dan latar belakang budaya yang melingkupi simbol tersebut. Kebebasan berekspresi harus dijaga, namun tidak dengan mengabaikan rasa tanggung jawab terhadap makna yang mungkin terkandung di dalamnya.
Apakah Anda juga mengibarkan bendera One Piece di rumah? Bagaimana pendapat Anda setelah membaca berita ini?
Source: Kumparan, Media Sosial, Wawancara MPR
Editor: Tim Navigasi.in
Post a Comment for "HEBOH! MPR Sebut Bendera One Piece Bisa Menggulingkan Pemerintah?"