Youtube

Circle Mengumumkan Penjualan 10 Juta Saham dalam Secondary Offering, Saham Anjlok di Perdagangan After-Hours

Navigasi.in – Perusahaan penerbit stablecoin terkemuka, Circle (CRCL), pada Selasa mengumumkan rencana untuk menjual 10 juta saham dalam penawaran sekunder (secondary offering). Kabar ini segera memicu tekanan jual pada perdagangan after-hours, membuat harga saham Circle turun signifikan.

Circle Mengumumkan Penjualan 10 Juta Saham dalam Secondary Offering, Saham Anjlok di Perdagangan After-Hours
Circle Mengumumkan Penjualan 10 Juta Saham dalam Secondary Offering, Saham Anjlok di Perdagangan After-Hours


Rincian Penjualan Saham

Berdasarkan dokumen yang diserahkan ke Securities and Exchange Commission (SEC) Amerika Serikat, Circle akan menawarkan 2 juta saham Kelas A biasa (Class A common stock) yang diterbitkan langsung oleh perusahaan. Selain itu, pemegang saham yang sudah ada akan menawarkan 8 juta saham milik mereka untuk dijual kepada publik. Penjamin emisi (underwriters) juga memiliki opsi untuk membeli tambahan 1,5 juta saham guna memenuhi potensi kelebihan permintaan.

Penjualan ini terjadi hanya dua bulan setelah Circle resmi melantai di Bursa Efek New York (NYSE) melalui penawaran umum perdana (IPO). Saat itu, saham Circle melonjak tajam dari harga IPO sebesar $31 menjadi rekor tertinggi $299. Namun, setelah pengumuman ini, harga saham turun menjadi sekitar $154 di perdagangan after-hours, meski masih diperdagangkan hampir lima kali lipat dari harga penawaran awal.

Kinerja Keuangan Terbaru

Pengumuman penawaran sekunder ini bertepatan dengan laporan keuangan kuartal kedua tahun ini. Circle melaporkan kerugian sebesar $428 juta pada kuartal tersebut. Kerugian ini menjadi sorotan investor karena terjadi di tengah tingginya minat pasar terhadap sektor stablecoin dan kripto secara umum.

Circle dikenal sebagai penerbit USD Coin (USDC), salah satu stablecoin terbesar di dunia yang dipatok pada nilai dolar AS. USDC digunakan secara luas di berbagai platform perdagangan kripto, DeFi, dan pembayaran digital global. Namun, meskipun adopsi USDC terus berkembang, tantangan bisnis Circle mencakup biaya operasional yang tinggi, persaingan ketat, dan ketidakpastian regulasi.

Apa Itu Secondary Offering?

Penawaran sekunder berbeda dengan penawaran umum perdana (IPO). Dalam IPO, perusahaan pertama kali menjual sahamnya kepada publik untuk mengumpulkan modal. Sementara itu, secondary offering biasanya terjadi setelah perusahaan sudah terdaftar di bursa saham. Dalam penawaran ini, saham dapat dijual baik oleh perusahaan untuk mendapatkan dana tambahan, maupun oleh pemegang saham yang ingin menguangkan kepemilikan mereka.

Dalam kasus Circle, penawaran sekunder ini memiliki dua komponen:

  1. Primary shares – 2 juta saham baru yang diterbitkan oleh Circle, hasil penjualannya akan masuk ke kas perusahaan untuk mendanai operasional dan ekspansi.
  2. Secondary shares – 8 juta saham milik investor lama yang dijual ke publik. Penjualan ini tidak menghasilkan dana langsung untuk perusahaan, tetapi memberikan likuiditas kepada pemegang saham yang ingin menjual.

Dampak pada Harga Saham

Harga saham Circle yang sempat melonjak drastis sejak IPO mulai mengalami koreksi tajam dalam beberapa minggu terakhir. Kabar penawaran sekunder semakin memperburuk sentimen, karena investor khawatir akan dilusi kepemilikan serta potensi tekanan jual dari jumlah saham baru yang masuk ke pasar.

Meskipun harga $154 masih jauh di atas harga IPO, penurunan hampir 50% dari level tertinggi $299 menunjukkan adanya pergeseran minat investor. Faktor lain yang memperburuk situasi adalah laporan kerugian besar perusahaan pada kuartal kedua, yang memunculkan pertanyaan terkait profitabilitas jangka panjang Circle.

Strategi Circle dalam Menghadapi Persaingan

Circle beroperasi di sektor stablecoin yang sangat kompetitif. USDC bersaing langsung dengan Tether (USDT), yang saat ini menjadi stablecoin dengan kapitalisasi pasar terbesar. Meskipun USDC dikenal lebih transparan dalam pelaporan cadangan asetnya, Tether tetap mendominasi volume perdagangan harian.

Circle berupaya membedakan dirinya dengan strategi regulatory-first, memastikan kepatuhan penuh terhadap peraturan keuangan di berbagai yurisdiksi. Namun, strategi ini juga membuat operasional perusahaan lebih kompleks dan mahal dibandingkan pesaing yang lebih longgar dalam penerapan regulasi.

Faktor Regulasi dan Pasar Global

Pasar stablecoin saat ini berada dalam pengawasan ketat regulator di AS, Eropa, dan Asia. Beberapa negara mempertimbangkan kebijakan baru untuk membatasi penerbitan stablecoin tanpa cadangan penuh atau membatasi penggunaannya dalam pembayaran lintas negara. Di AS, SEC dan CFTC masih memperdebatkan otoritas pengawasan terhadap stablecoin, sementara Kongres membahas RUU yang dapat mengubah lanskap industri ini secara signifikan.

Bagi Circle, kepatuhan terhadap regulasi adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, hal ini meningkatkan kepercayaan lembaga keuangan besar untuk bekerja sama. Di sisi lain, beban biaya dan kecepatan inovasi dapat terhambat.

Respon Investor dan Analis

Reaksi investor terhadap pengumuman ini beragam. Sebagian menganggap langkah penawaran sekunder sebagai sinyal positif bahwa perusahaan memiliki akses ke pasar modal untuk memperkuat posisi keuangannya. Namun, sebagian lainnya melihatnya sebagai tanda bahwa manajemen dan pemegang saham lama ingin mengambil keuntungan setelah lonjakan harga saham pasca-IPO.

Seorang analis pasar dari firma riset keuangan di New York menyebutkan:

"Meskipun penawaran sekunder bisa menjadi langkah strategis, waktu pelaksanaannya sangat penting. Mengumumkan ini di tengah laporan kerugian besar tentu memengaruhi persepsi pasar."

Prospek ke Depan

Keberhasilan penawaran sekunder ini akan bergantung pada minat investor institusional dan ritel. Jika permintaan tinggi, harga saham mungkin bisa stabil atau bahkan naik kembali. Namun, jika minat rendah, Circle bisa menghadapi tekanan harga berkelanjutan di pasar saham.

Circle juga perlu menunjukkan strategi yang jelas untuk mengurangi kerugian dan mencapai profitabilitas, sambil mempertahankan pertumbuhan adopsi USDC di pasar global. Kepercayaan investor akan meningkat jika perusahaan mampu menunjukkan jalur menuju arus kas positif dan memperluas kemitraan strategis di sektor keuangan tradisional maupun DeFi.

Kesimpulan

Pengumuman penjualan 10 juta saham Circle dalam penawaran sekunder menjadi momen penting bagi perjalanan perusahaan setelah IPO yang spektakuler. Meskipun harga saham saat ini masih jauh di atas harga penawaran awal, tantangan besar menanti di depan, mulai dari persaingan ketat di pasar stablecoin, kerugian besar dalam laporan keuangan, hingga ketidakpastian regulasi global.

Bagi investor, keputusan untuk tetap bertahan atau keluar dari saham Circle akan sangat bergantung pada keyakinan mereka terhadap kemampuan manajemen dalam menavigasi tantangan tersebut dan menjaga pertumbuhan di tengah pasar yang terus berubah.


Penulis: Tim Redaksi Navigasi.in | Sumber: Laporan SEC, Data NYSE, dan wawancara analis pasar.

Post a Comment for "Circle Mengumumkan Penjualan 10 Juta Saham dalam Secondary Offering, Saham Anjlok di Perdagangan After-Hours"