Youtube

Klaim Qubic Kuasai Hashrate Monero Picu Kekhawatiran Serangan 51% di Jaringan Kripto

Klaim Qubic Kuasai Hashrate Monero Picu Kekhawatiran Serangan 51% di Jaringan Kripto

Navigasi.in – Dunia kripto kembali diramaikan kabar mengejutkan. Qubic, sebuah proyek blockchain yang dipimpin oleh mantan co-founder IOTA, Sergey Ivancheglo (juga dikenal sebagai “Come-from-Beyond”), mengklaim telah menguasai lebih dari 50% hashrate global Monero. Klaim ini memicu kekhawatiran serius akan potensi serangan 51% terhadap jaringan kripto yang berfokus pada privasi tersebut.

Klaim Qubic Kuasai Hashrate Monero Picu Kekhawatiran Serangan 51% di Jaringan Kripto
Klaim Qubic Kuasai Hashrate Monero Picu Kekhawatiran Serangan 51% di Jaringan Kripto

Jika benar, capaian ini memberi Qubic kemampuan mengganggu integritas jaringan Monero, mulai dari reorganizing blockchain history, menyensor transaksi, hingga mencoba melakukan double-spend. Ivancheglo menyebut langkah ini sebagai stress test untuk mempersiapkan Monero menghadapi ancaman masa depan. Namun, para pengembang dan pakar keamanan masih terbelah antara melihatnya sebagai uji ketahanan atau upaya pengambilalihan terselubung.

Apa Itu Serangan 51%?

Serangan 51% terjadi ketika satu entitas atau kelompok menguasai mayoritas kekuatan komputasi (hashrate) di jaringan proof-of-work. Dengan kendali ini, pelaku dapat:

  • Membatalkan atau membalikkan transaksi yang baru saja dikonfirmasi.
  • Menghalangi transaksi baru masuk ke dalam blok (censorship).
  • Melakukan double-spend – mengirim koin lalu membatalkan transaksi untuk mengambil kembali aset.

Kasus seperti ini pernah menimpa Ethereum Classic, Bitcoin Gold, dan Verge, yang mengakibatkan kerugian jutaan dolar dan erosi kepercayaan komunitas.

Monero dan Algoritma RandomX

Monero dikenal sebagai salah satu kripto privasi terpopuler yang menggunakan algoritma RandomX untuk menambang. Tujuan desain RandomX adalah mencegah dominasi perangkat ASIC, sehingga penambangan dapat diakses menggunakan CPU umum, memperkuat desentralisasi.

Namun, klaim Qubic ini memunculkan pertanyaan serius: apakah benar RandomX mampu mencegah sentralisasi jika ada entitas dengan sumber daya komputasi masif yang didedikasikan untuk satu tujuan?

Model “Useful Proof-of-Work” Qubic

Qubic tidak sekadar menambang demi hadiah blok. Mereka menerapkan konsep “useful proof-of-work”, di mana hasil penambangan Monero dikonversi menjadi USDT, lalu digunakan untuk membeli dan membakar token asli mereka, QUBIC. Mekanisme ini, menurut Qubic, menciptakan nilai bagi komunitas token mereka sembari memanfaatkan sumber daya penambangan Monero.

Sejak Mei 2025, pangsa hashrate Qubic melonjak dari kurang dari 2% menjadi lebih dari 25% pada akhir Juli, bahkan sesekali menempati posisi teratas di daftar kolam penambangan Monero. Klaim terbaru bahwa mereka telah melewati ambang 50% membuat komunitas semakin waspada.

Respons dari Pakar Keamanan

Charles Guillemet, CTO Ledger, memperingatkan di platform X bahwa Monero tampaknya berada di tengah serangan 51% yang berhasil. Menurutnya, jika klaim Qubic benar, ini bukan lagi sekadar uji coba, melainkan kondisi nyata yang berisiko tinggi.

Di sisi lain, Yu Xian, pendiri firma keamanan blockchain SlowMist, mempertanyakan keberlanjutan model ekonomi Qubic. Menurutnya, membeli dan membakar QUBIC dengan hasil tambang mungkin tidak ekonomis dalam jangka panjang, terutama jika harga token tidak meningkat secara signifikan.

Pro-Kontra di Komunitas Monero

Reaksi komunitas Monero terbagi menjadi tiga kelompok utama:

  1. Kelompok waspada – Menganggap ini sebagai ancaman nyata yang harus segera diatasi, misalnya dengan perubahan protokol atau koordinasi penambang.
  2. Kelompok teknis – Melihatnya sebagai uji ketahanan yang berharga, karena dapat mengungkap kelemahan sebelum dimanfaatkan pihak jahat.
  3. Kelompok skeptis – Meragukan kebenaran klaim Qubic, mengingat pengukuran hashrate di Monero tidak sepenuhnya transparan.

Bagaimana Monero Dapat Merespons?

Beberapa opsi respons yang dibahas di forum pengembang Monero antara lain:

  • Fork darurat – Mengubah algoritma penambangan atau parameter jaringan untuk memutus dominasi entitas tertentu.
  • Penguatan koordinasi penambang – Mengajak kolam penambangan besar untuk tidak menerima hashrate dari entitas yang dianggap berisiko.
  • Peningkatan transparansi hashrate – Meski Monero fokus pada privasi, data agregat hashrate dapat membantu mendeteksi konsentrasi berbahaya.

Dampak Potensial Jika Serangan Terjadi

Jika Qubic benar-benar melancarkan serangan 51%, beberapa skenario yang mungkin terjadi antara lain:

  1. Reorganisasi blok – Transaksi yang sudah dianggap sah dapat dibatalkan, menciptakan kekacauan di bursa dan dompet pengguna.
  2. Penyensoran transaksi – Alamat tertentu dapat diblokir sehingga transaksi mereka tidak pernah masuk ke blok baru.
  3. Double-spend – Penyerang mengirim XMR ke pihak ketiga (misalnya bursa), lalu membatalkan transaksi setelah menerima aset atau uang fiat.

Pelajaran dari Kasus Serangan 51% Sebelumnya

Pengalaman dari jaringan lain menunjukkan bahwa pemulihan dari serangan 51% tidak hanya teknis, tapi juga reputasi. Ethereum Classic, misalnya, butuh waktu lama untuk memulihkan kepercayaan setelah beberapa kali diserang. Investor dan pengguna cenderung menjauhi jaringan yang dianggap mudah diserang.

Analisis Ekonomi Qubic

Model Qubic menarik karena menggabungkan penambangan Monero dengan ekonomi token QUBIC. Namun, ada risiko besar:

  • Jika harga QUBIC jatuh, membakar token mungkin tidak menciptakan nilai yang signifikan.
  • Jika harga XMR turun, biaya peluang menambang Monero meningkat, dan pendapatan USDT dari hasil tambang berkurang.
  • Ketergantungan pada pasar sekunder QUBIC membuat strategi ini rapuh terhadap fluktuasi permintaan.

Apakah Klaim Qubic Bisa Diverifikasi?

Karena Monero adalah jaringan yang fokus pada privasi, memverifikasi klaim penguasaan hashrate secara pasti sulit dilakukan. Statistik publik dari kolam penambangan hanya memberikan gambaran parsial, dan tidak semua penambang mengungkap identitas atau afiliasi mereka.

Implikasi bagi Dunia Kripto

Kabar ini menyoroti kerentanan jaringan proof-of-work meski dengan algoritma anti-ASIC seperti RandomX. Hal ini dapat mendorong diskusi lebih luas tentang:

  • Apakah desentralisasi hashrate benar-benar tercapai dalam praktik.
  • Bagaimana proyek dapat memantau dan mencegah dominasi oleh satu entitas.
  • Perlukah mekanisme hybrid consensus untuk meningkatkan keamanan.

Kesimpulan

Klaim Qubic menguasai mayoritas hashrate Monero telah memicu perdebatan panas di komunitas kripto. Terlepas dari apakah klaim ini benar atau tidak, diskusi tentang keamanan jaringan, model ekonomi penambangan, dan keseimbangan antara privasi dan transparansi kini menjadi lebih relevan dari sebelumnya. Monero dan proyek serupa mungkin harus segera mengevaluasi kembali asumsi dasar mereka tentang ketahanan terhadap sentralisasi kekuatan komputasi.


Baca juga: Struktur Konten Navigasi.inKebijakan RedaksiDisclaimer

Catatan Redaksi: Artikel ini akan diperbarui jika Monero atau Qubic mengeluarkan pernyataan resmi atau jika ada bukti teknis terbaru terkait klaim hashrate ini.

Post a Comment for "Klaim Qubic Kuasai Hashrate Monero Picu Kekhawatiran Serangan 51% di Jaringan Kripto"