Youtube

Parlemen Swedia Dorong Kajian Cadangan Bitcoin Nasional

NAVIGASI.in – Dunia keuangan global kembali diguncang oleh perdebatan tentang masa depan mata uang digital, kali ini datang dari Swedia. Pada 1 Oktober 2025, dua anggota parlemen Swedia dari partai Sweden Democrat, yaitu Dennis Dioukarev dan David Perez, secara resmi mengajukan sebuah mosi kepada parlemen untuk mendorong kajian kemungkinan pembentukan cadangan bitcoin nasional. Jika ide ini terealisasi, Swedia bisa menjadi salah satu negara maju di Eropa yang secara aktif mengintegrasikan aset kripto ke dalam kebijakan moneter dan fiskalnya.

Parlemen Swedia Dorong Kajian Cadangan Bitcoin Nasional
Parlemen Swedia Dorong Kajian Cadangan Bitcoin Nasional


Latar Belakang Usulan Cadangan Bitcoin

Dalam dokumen mosi yang diajukan, Dioukarev dan Perez menekankan bahwa bitcoin memiliki potensi strategis yang dapat disejajarkan dengan emas sebagai lindung nilai (hedge) terhadap inflasi serta sarana diversifikasi cadangan nasional. Mereka menggarisbawahi pentingnya melakukan studi mendalam mengenai manfaat, risiko, dan kerangka hukum apabila Swedia benar-benar ingin menjadikan bitcoin sebagai bagian dari strategi cadangan keuangan negara.

Swedia, sebagai salah satu negara dengan ekonomi digital paling maju di dunia, selama ini sudah dikenal dengan sistem pembayaran elektroniknya yang hampir menggantikan uang tunai. Namun, ketika berbicara tentang cadangan nasional, aset yang digunakan masih didominasi emas, valuta asing, dan surat utang. Kehadiran bitcoin dalam daftar aset negara akan menjadi langkah berani yang bisa menempatkan Swedia pada barisan depan inovasi moneter global.

Isi dan Tujuan Mosi

Menurut dokumen resmi, mosi tersebut berisi beberapa poin penting, antara lain:

  • Mendorong pemerintah melakukan studi mendalam mengenai mekanisme pembentukan cadangan bitcoin nasional.
  • Menentukan lembaga atau badan yang akan bertanggung jawab mengelola cadangan bitcoin tersebut, apakah di bawah bank sentral, kementerian keuangan, atau lembaga khusus.
  • Memastikan bahwa langkah ini tidak akan mengubah definisi mata uang sah (legal tender) di Swedia.
  • Memberikan konfirmasi bahwa Swedia tidak akan secara tergesa-gesa memperkenalkan mata uang digital bank sentral (Central Bank Digital Currency / CBDC) tanpa studi yang matang.

Dengan kata lain, mosi ini bukanlah usulan untuk langsung membeli bitcoin dalam jumlah besar, melainkan untuk membuka pintu penelitian resmi dan diskusi publik mengenai potensi manfaatnya bagi ekonomi Swedia.

Alasan: Bitcoin Sebagai Emas Digital

Dioukarev dan Perez berargumen bahwa bitcoin memiliki karakteristik yang mirip dengan emas, yaitu jumlahnya terbatas, tidak bisa diproduksi ulang secara sewenang-wenang, dan memiliki jaringan global yang semakin kuat. Hal ini membuat bitcoin dianggap mampu berperan sebagai “emas digital” yang dapat melindungi kekayaan negara dari risiko inflasi maupun ketidakpastian geopolitik.

Seiring dengan inflasi yang sempat meningkat di Eropa beberapa tahun terakhir, kebutuhan akan instrumen lindung nilai alternatif semakin mendesak. Negara-negara maju seperti Swedia tentu ingin memastikan bahwa cadangan devisa mereka tidak hanya bergantung pada dolar AS atau euro, yang rentan terhadap kebijakan moneter negara penerbitnya. Dengan menambahkan bitcoin ke dalam portofolio cadangan, Swedia diharapkan memiliki diversifikasi yang lebih baik.

Perbandingan dengan Negara Lain

Swedia bukanlah negara pertama yang melirik ide ini. El Salvador, sebuah negara kecil di Amerika Tengah, sudah lebih dulu mengadopsi bitcoin sebagai alat pembayaran resmi pada 2021, sekaligus menambahkannya ke dalam cadangan negara. Bhutan, sebuah kerajaan kecil di Asia, juga diketahui telah mengelola cadangan bitcoin dalam skala tertentu, meski tidak dipublikasikan secara luas.

Di tingkat global, semakin banyak bank sentral dan pemerintah mulai membuka mata terhadap potensi bitcoin sebagai aset strategis. Meski belum banyak negara besar yang berani mengumumkan kepemilikan resmi bitcoin, tren ke arah sana tampak semakin jelas. Jika Swedia memutuskan untuk melangkah maju, hal ini bisa menjadi preseden penting bagi negara-negara Eropa lainnya.

Swedia, CBDC, dan Kehati-hatian Regulasi

Salah satu poin menarik dari mosi ini adalah penolakannya terhadap ide memperkenalkan mata uang digital bank sentral (CBDC) dalam waktu dekat. Bank Sentral Swedia, Riksbank, sebelumnya telah melakukan eksperimen dengan “e-krona” sebagai prototipe CBDC. Namun, banyak kalangan khawatir bahwa penerapan CBDC bisa mengurangi privasi, memperbesar pengawasan negara terhadap transaksi masyarakat, dan menimbulkan risiko baru terhadap stabilitas keuangan.

Dengan memilih untuk mempelajari bitcoin ketimbang CBDC, Dioukarev dan Perez ingin menunjukkan bahwa aset digital yang terdesentralisasi bisa memberikan manfaat tanpa harus mengorbankan kebebasan individu. Mereka menekankan bahwa langkah ini bukan berarti Swedia akan menjadikan bitcoin sebagai mata uang resmi, melainkan sebagai aset cadangan yang bersifat strategis.

Dampak Ekonomi: Peluang dan Risiko

Dari sudut pandang ekonomi, gagasan cadangan bitcoin memiliki dua sisi mata uang. Di satu sisi, peluangnya cukup besar. Bitcoin, dengan sifatnya yang terbatas hanya 21 juta unit, berpotensi menjadi aset yang semakin langka dan bernilai tinggi di masa depan. Jika Swedia membeli bitcoin sekarang, negara ini bisa memperoleh keuntungan signifikan jika harga melonjak dalam jangka panjang.

Namun, risiko juga nyata. Volatilitas harga bitcoin terkenal ekstrem. Harga bisa melonjak ribuan dolar dalam beberapa hari, tetapi juga bisa anjlok dalam hitungan jam. Mengandalkan bitcoin sebagai cadangan negara tanpa strategi manajemen risiko yang jelas bisa membahayakan stabilitas keuangan Swedia. Inilah alasan mengapa mosi ini menekankan perlunya studi menyeluruh sebelum keputusan apa pun diambil.

Dampak Politik dan Geopolitik

Jika Swedia benar-benar mengadopsi bitcoin dalam cadangan nasional, dampaknya tidak hanya terbatas pada ekonomi, tetapi juga politik internasional. Langkah ini bisa menjadi sinyal bahwa negara-negara Barat mulai mengurangi ketergantungan pada dolar AS sebagai aset cadangan utama. Hal itu tentu memiliki implikasi besar dalam geopolitik, mengingat dominasi dolar telah menjadi tulang punggung sistem keuangan global sejak Perang Dunia II.

Selain itu, langkah Swedia bisa memicu perdebatan baru di Uni Eropa. Apakah negara-negara anggota lain akan mengikuti jejak ini, atau justru melarang penggunaan bitcoin dalam cadangan nasional? Pertanyaan-pertanyaan ini akan menjadi diskusi hangat di Brussels maupun Frankfurt, markas Bank Sentral Eropa.

Tanggapan dari Masyarakat dan Pakar

Usulan ini menimbulkan reaksi beragam dari masyarakat Swedia. Sebagian melihatnya sebagai langkah visioner yang bisa menjadikan Swedia pionir dalam inovasi finansial. Sebagian lainnya menilai ide tersebut terlalu berisiko, mengingat harga bitcoin sering naik turun tajam.

Pakar ekonomi tradisional cenderung lebih berhati-hati, menekankan bahwa cadangan negara sebaiknya tetap berfokus pada aset yang lebih stabil seperti emas dan valuta asing utama. Namun, pakar teknologi dan komunitas kripto memuji langkah ini sebagai “angin segar” yang menandakan bahwa pemerintah mulai memahami peran bitcoin di masa depan.

Prospek Jangka Panjang

Jika mosi ini diterima dan pemerintah Swedia melakukan studi resmi, hasilnya mungkin akan memengaruhi kebijakan moneter jangka panjang. Meski tidak langsung berarti Swedia akan membeli bitcoin, sekadar pengakuan bahwa bitcoin layak dikaji sudah menjadi pencapaian besar bagi ekosistem kripto global.

Dalam jangka panjang, adopsi bitcoin sebagai cadangan nasional bisa memperkuat posisi Swedia sebagai negara inovatif di bidang keuangan. Hal ini sejalan dengan reputasi Swedia sebagai salah satu negara dengan tingkat digitalisasi tertinggi di dunia. Namun, jalan menuju adopsi resmi tentu panjang dan penuh tantangan, baik dari sisi regulasi, keamanan, maupun penerimaan publik.

Kesimpulan

Usulan dua anggota parlemen Swedia, Dennis Dioukarev dan David Perez, untuk melakukan studi tentang cadangan bitcoin nasional membuka babak baru dalam perdebatan global mengenai masa depan aset digital. Dengan membandingkan bitcoin dengan emas dan menolaknya sebagai alat pembayaran resmi, usulan ini mencoba mencari posisi seimbang: menjadikan bitcoin sebagai aset strategis, tanpa mengguncang sistem moneter yang ada.

Jika Swedia benar-benar melangkah maju, hal ini bisa menjadi preseden penting bagi negara-negara lain, terutama di Eropa. Meski penuh risiko, gagasan cadangan bitcoin tetap menarik, karena menghadirkan peluang bagi negara untuk melindungi kekayaannya dari inflasi, diversifikasi aset, sekaligus memperkuat posisi di kancah geopolitik global.

Apa pun hasil studi nantinya, satu hal jelas: bitcoin tidak lagi dianggap sekadar spekulasi atau tren sesaat, melainkan telah memasuki ranah kebijakan negara. Dan Swedia, dengan langkah berani ini, mungkin akan tercatat dalam sejarah sebagai salah satu pelopor era baru cadangan digital dunia.


Penulis: Redaksi Navigasi.in | Editor: Tim Ekonomi Digital

Post a Comment for "Parlemen Swedia Dorong Kajian Cadangan Bitcoin Nasional"