Youtube

Oknum Polisi Bandar Lampung Nekat Curi Mobil Perwira Mabes Polri, Terungkap Lewat GPS dan CCTV

Bandar Lampung — Navigasi.in | Seorang anggota kepolisian aktif di Polresta Bandar Lampung, berinisial Aipda AGM, ditangkap bersama enam rekannya setelah nekat mencuri satu unit mobil Toyota Innova Reborn milik seorang perwira pertama (Pama) Mabes Polri berinisial AKP FN. Kasus ini menimbulkan kehebohan di internal kepolisian karena pelaku dan korban sama-sama anggota Polri.

Oknum Polisi Bandar Lampung Nekat Curi Mobil Perwira Mabes Polri, Terungkap Lewat GPS dan CCTV
Oknum Polisi Bandar Lampung Nekat Curi Mobil Perwira Mabes Polri, Terungkap Lewat GPS dan CCTV


Peristiwa ini terjadi di area parkir sebuah hotel ternama di kawasan Tanjung Karang Timur, Kota Bandar Lampung, pada Sabtu malam, 25 Oktober 2025. Korban, AKP FN, diketahui sedang menginap di hotel tersebut dalam rangka tugas luar. Namun, insiden tak terduga terjadi ketika mobil dinas pribadinya raib dari area parkir.

Kronologi Hilangnya Mobil di Hotel Ternama

Menurut informasi yang dihimpun Navigasi.in, kejadian bermula sehari sebelumnya, Jumat (24/10/2025) malam, ketika AKP FN menyadari bahwa kunci mobilnya hilang. Dugaan awal, kunci tersebut tercecer saat korban menghadiri pertemuan dengan rekan dinasnya di area hotel.

Korban kemudian menghubungi keluarganya untuk mengirimkan kunci cadangan dari Jakarta ke Bandar Lampung. Namun sebelum kunci duplikat tiba, mobil Toyota Innova Reborn miliknya sudah tidak lagi berada di lokasi parkir hotel pada keesokan malamnya.

AKP FN segera melaporkan kehilangan kendaraan ke pihak keamanan hotel dan meneruskan laporan resmi ke Mapolresta Bandar Lampung. Dalam waktu singkat, tim dari Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Bandar Lampung langsung turun ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa rekaman kamera pengawas (CCTV) hotel.

Rekaman CCTV Bongkar Identitas Pelaku

Dari hasil analisis rekaman CCTV yang dilakukan oleh Unit Reskrim, terlihat dua orang pria memasuki area parkir hotel sekitar pukul 22.40 WIB. Mereka mendekati mobil korban dan dengan cepat membawa kendaraan keluar dari lokasi tanpa menimbulkan kecurigaan petugas keamanan.

Setelah dilakukan pemeriksaan mendalam, salah satu dari dua pria tersebut berhasil diidentifikasi sebagai Aipda AGM, anggota aktif kepolisian yang bertugas di wilayah hukum Polresta Bandar Lampung. Fakta ini sontak mengejutkan penyidik, mengingat pelaku merupakan bagian dari institusi yang sama.

“Awalnya kami mengira pelaku adalah kelompok spesialis pencuri kendaraan bermotor lintas daerah, tapi setelah diselidiki, ternyata salah satu pelaku merupakan anggota aktif Polri,” ungkap Kasatreskrim Polresta Bandar Lampung, Kompol Faria Arista, dalam konferensi pers di Mapolresta Bandar Lampung, Selasa (28/10/2025).

Pelacakan GPS Mengarah ke Rumah Sakit

Beruntung, mobil Toyota Innova Reborn milik korban dilengkapi dengan sistem pelacak GPS. Setelah laporan dibuat, tim Satreskrim segera berkoordinasi dengan korban untuk melacak sinyal terakhir kendaraan tersebut.

Dari hasil pelacakan, sinyal GPS menunjukkan bahwa mobil tersebut berhenti di area parkir RSUD Abdoel Moeloek, Bandar Lampung. Petugas segera bergerak menuju lokasi dan berhasil menemukan kendaraan dalam kondisi terkunci dan tanpa kerusakan berarti.

“Kami menemukan mobil terparkir rapi di area rumah sakit. Tidak ada bekas upaya perusakan atau benturan, sehingga besar kemungkinan kendaraan itu sengaja diparkir sementara untuk menghilangkan jejak,” jelas Kompol Faria.

Tak lama setelahnya, petugas mengamankan tujuh orang yang diduga terlibat, termasuk Aipda AGM. Mereka kemudian dibawa ke Mapolresta untuk diperiksa secara intensif.

Tujuh Pelaku, Satu Polisi Aktif

Dari hasil pemeriksaan awal, diketahui bahwa aksi pencurian ini dilakukan secara terencana oleh kelompok yang terdiri dari tujuh orang. Mereka memiliki peran masing-masing — mulai dari pengintai, eksekutor, hingga penadah. Salah satu dari mereka, yakni Aipda AGM, diduga menjadi otak intelektual sekaligus pemberi informasi terkait situasi di lokasi kejadian.

“Kami mengamankan tujuh orang pelaku. Satu di antaranya merupakan anggota Polri aktif. Mereka beraksi dengan peran berbeda-beda. Saat ini semua sedang kami periksa intensif,” kata Kompol Faria.

Penyidik menduga, keterlibatan Aipda AGM tidak bersifat spontan. Berdasarkan keterangan awal beberapa tersangka lain, pelaku sudah merencanakan pencurian tersebut sejak mengetahui keberadaan mobil di area hotel.

“Kami masih mendalami motif di balik aksi ini. Ada dugaan pelaku mengetahui jadwal korban dan memanfaatkan kelengahan saat kunci hilang,” tambahnya.

Motif Ekonomi Diduga Jadi Pemicu

Meski belum ada keterangan resmi terkait motif utama, sumber internal Polresta Bandar Lampung menyebut bahwa motif ekonomi kuat diduga menjadi latar belakang tindakan Aipda AGM. Pelaku disebut mengalami tekanan finansial akibat utang pribadi dan gaya hidup konsumtif.

Informasi ini semakin diperkuat oleh temuan awal tim penyidik yang menemukan sejumlah transaksi pinjaman daring dan catatan utang pribadi di ponsel pelaku. Meski begitu, polisi masih berhati-hati dalam menyimpulkan motif utama.

“Kami tidak ingin berspekulasi. Pemeriksaan masih berjalan, dan kami fokus pada pembuktian peran serta motif setiap pelaku,” kata Faria Arista.

Reaksi Internal Kepolisian

Kasus ini segera mendapat perhatian serius dari pimpinan Polri di tingkat daerah maupun pusat. Kapolda Lampung, Irjen Pol Adi Sumirat, menginstruksikan agar proses penyidikan dilakukan secara transparan dan tanpa tebang pilih.

“Siapa pun yang terlibat dalam tindak pidana, apalagi anggota kepolisian sendiri, akan kami tindak tegas. Institusi Polri tidak menoleransi tindakan pelanggaran hukum sekecil apa pun,” tegas Kapolda Lampung dalam keterangan resminya, Rabu (29/10/2025).

Menurutnya, tindakan kriminal yang dilakukan oleh oknum anggota kepolisian tidak hanya merugikan korban secara pribadi, tetapi juga mencoreng nama baik institusi Polri di mata publik. Oleh karena itu, Polda Lampung akan memastikan bahwa proses hukum berjalan sesuai prosedur dan terbuka untuk diawasi.

Penyidikan Masih Berjalan

Hingga berita ini diturunkan, ketujuh pelaku masih menjalani pemeriksaan intensif di ruang penyidik Satreskrim Polresta Bandar Lampung. Penyelidik juga masih menelusuri kemungkinan adanya keterlibatan pihak lain, termasuk apakah ada jaringan penadah kendaraan yang menjadi tujuan akhir mobil curian tersebut.

“Kami belum menutup kemungkinan adanya jaringan lain di luar kelompok ini. Dari hasil pemeriksaan, beberapa pelaku mengaku pernah melakukan aksi serupa di wilayah lain,” ujar Faria.

Selain memeriksa para pelaku, polisi juga menyita sejumlah barang bukti, antara lain satu unit mobil Toyota Innova Reborn warna abu-abu metalik, dua kunci kontak (satu asli dan satu duplikat), ponsel milik pelaku, serta rekaman CCTV dari hotel dan rumah sakit.

Jejak Digital Jadi Bukti Kuat

Peran teknologi dalam mengungkap kasus ini cukup signifikan. Selain rekaman CCTV, penyidik juga menggunakan jejak digital dari ponsel pelaku dan sistem GPS mobil untuk menelusuri rute yang ditempuh kendaraan setelah dicuri.

Data dari GPS menunjukkan bahwa mobil sempat dibawa berputar di beberapa titik di sekitar Tanjung Karang, sebelum akhirnya diparkir di area rumah sakit. Jejak ponsel Aipda AGM juga menunjukkan keberadaannya di lokasi yang sama pada waktu kejadian.

“Keterkaitan antara posisi ponsel pelaku dan rute GPS kendaraan menjadi bukti kuat bagi penyidik,” ujar sumber kepolisian yang enggan disebut namanya.

Ancaman Hukuman Berat

Atas perbuatannya, para pelaku dijerat dengan Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan, dengan ancaman hukuman maksimal tujuh tahun penjara. Sementara untuk Aipda AGM, selain sanksi pidana, juga akan dikenakan sanksi etik dan disiplin berat.

“Untuk anggota Polri, selain proses pidana umum, akan ada proses etik dan disiplin di internal. Jika terbukti bersalah, yang bersangkutan bisa diberhentikan tidak dengan hormat,” ujar Kompol Faria.

Dampak terhadap Kepercayaan Publik

Kasus ini menambah daftar panjang pelanggaran etik dan pidana yang melibatkan oknum anggota kepolisian di Indonesia. Pengamat hukum pidana dari Universitas Lampung, Dr. Rudi Hartanto, menilai bahwa insiden ini menjadi ujian serius bagi institusi Polri dalam memperkuat reformasi internal.

“Publik menilai Polri dari integritas individunya. Ketika satu oknum melakukan pelanggaran, kepercayaan terhadap institusi ikut tergerus. Karena itu, proses hukum yang transparan dan sanksi tegas menjadi hal penting,” ujar Rudi.

Ia juga menyoroti perlunya sistem pengawasan internal yang lebih ketat terhadap personel, terutama dalam hal gaya hidup, pinjaman daring, dan masalah finansial yang kerap menjadi pintu masuk penyimpangan.

Langkah Reformasi dan Pencegahan

Merespons kasus ini, Polresta Bandar Lampung disebut mulai memperkuat sistem pengawasan internal terhadap anggotanya. Langkah ini meliputi audit internal, peningkatan pembinaan rohani, serta konseling keuangan untuk mencegah anggota terjerat masalah ekonomi yang berujung pada tindak pidana.

“Kami sedang memperkuat fungsi pengawasan dan pembinaan internal. Setiap anggota akan dievaluasi, baik dari aspek kinerja maupun kehidupan pribadi,” kata Kapolresta Bandar Lampung, Kombes Pol A. Juliansyah.

Menurutnya, kasus ini menjadi pembelajaran berharga agar tidak terjadi lagi di masa depan. Ia juga menegaskan bahwa tidak ada kompromi terhadap tindakan kriminal, apalagi yang dilakukan oleh anggota kepolisian.

Penutup: Transparansi sebagai Kunci

Kasus pencurian mobil yang melibatkan Aipda AGM menjadi sorotan publik tidak hanya karena pelakunya berasal dari aparat penegak hukum, tetapi juga karena korban adalah perwira aktif dari Mabes Polri. Peristiwa ini menjadi cermin bahwa integritas individu dalam institusi penegak hukum sangat menentukan citra lembaga secara keseluruhan.

Polri kini dituntut untuk menegakkan keadilan tanpa pandang bulu dan memastikan bahwa proses hukum terhadap pelaku berjalan secara terbuka. Keberhasilan mengungkap kasus ini dalam waktu singkat menjadi bukti bahwa sistem penegakan hukum di tubuh Polri masih memiliki integritas dan profesionalisme yang harus dijaga.

Dengan komitmen terhadap transparansi dan akuntabilitas, diharapkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian dapat kembali terbangun, meski di tengah tantangan dan ujian moral dari segelintir oknum di dalamnya.


Laporan: Tim Investigasi Navigasi.in
Editor: R. Suryawan
Foto: Dokumentasi Polresta Bandar Lampung

Post a Comment for "Oknum Polisi Bandar Lampung Nekat Curi Mobil Perwira Mabes Polri, Terungkap Lewat GPS dan CCTV"