Youtube

Keputusan Fed 17 September Bisa Guncang Pasar Jangka Pendek, Angkat Bitcoin & Emas Jangka Panjang

NAVIGASI.IN – Dunia keuangan global sedang menahan napas menjelang keputusan penting Federal Reserve pada 17 September 2025. Bank sentral Amerika Serikat itu diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, sebuah langkah yang sudah lama diantisipasi oleh pelaku pasar. Namun, keputusan ini datang di tengah inflasi yang kembali merangkak naik hingga 2,9%, memunculkan perdebatan sengit mengenai apakah langkah ini tepat waktu atau justru berisiko memicu ketidakseimbangan baru di perekonomian.

Keputusan Fed 17 September Bisa Guncang Pasar Jangka Pendek, Angkat Bitcoin & Emas Jangka Panjang
Keputusan Fed 17 September Bisa Guncang Pasar Jangka Pendek, Angkat Bitcoin & Emas Jangka Panjang


Pasar saham, aset kripto, dan logam mulia telah merespons spekulasi pemangkasan suku bunga dengan reli yang cukup signifikan. Bitcoin, yang menjadi salah satu indikator selera risiko investor global, diperdagangkan di atas USD 115.000. Sementara itu, harga emas mendekati rekor tertinggi sepanjang masa. Indeks S&P 500 pun ditutup menguat di level 6.584, mencerminkan optimisme investor bahwa biaya pinjaman yang lebih rendah akan mendukung pertumbuhan ekonomi dan laba korporasi.

Ekspektasi Pasar Sudah "Price In"

Salah satu faktor yang membuat pengumuman Fed kali ini menarik adalah kenyataan bahwa sebagian besar pelaku pasar sudah memperkirakan pemangkasan suku bunga ini sejak awal kuartal ketiga. Menurut data dari CME FedWatch Tool, probabilitas pemangkasan 25 bps sudah berada di atas 80% sejak akhir Agustus. Artinya, banyak trader dan investor yang sudah menyesuaikan portofolio mereka untuk mengantisipasi kebijakan tersebut.

Namun, pengalaman historis menunjukkan bahwa meskipun pasar sudah "price in", pengumuman resmi sering kali tetap memicu volatilitas jangka pendek. Hal ini bisa berupa koreksi kecil di pasar saham atau penurunan harga Bitcoin sebelum akhirnya tren naik berlanjut. Investor jangka pendek perlu waspada terhadap potensi aksi ambil untung yang mungkin terjadi sesaat setelah konferensi pers Jerome Powell.

Dampak Terhadap Bitcoin

Bitcoin semakin dianggap sebagai aset makro yang sensitif terhadap kebijakan moneter global. Pemangkasan suku bunga umumnya diinterpretasikan sebagai langkah pelonggaran likuiditas, yang pada akhirnya menguntungkan aset dengan pasokan terbatas seperti Bitcoin. Selama dua tahun terakhir, korelasi antara kebijakan Fed dan harga BTC semakin menguat, terutama sejak masuknya institusi besar ke pasar kripto melalui ETF spot.

Dengan harga Bitcoin yang saat ini diperdagangkan di atas USD 115.000, banyak analis memperkirakan reli masih bisa berlanjut jika Fed benar-benar memulai siklus pelonggaran baru. Beberapa perkiraan bahkan menyebutkan bahwa BTC bisa menembus USD 130.000 sebelum akhir tahun, terutama jika permintaan institusional tetap kuat. Namun, volatilitas tetap menjadi risiko yang harus diperhatikan, terutama bagi investor ritel yang baru masuk pasar.

Emas Mendekati Rekor Tertinggi

Selain Bitcoin, emas juga menjadi salah satu penerima manfaat utama dari ekspektasi suku bunga yang lebih rendah. Logam mulia ini secara historis menjadi lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Dengan inflasi AS yang masih di level 2,9% dan risiko perlambatan ekonomi global, investor mencari perlindungan melalui aset yang dianggap aman.

Harga emas mendekati rekor tertinggi sepanjang masa, dan beberapa analis memperkirakan level USD 2.500 per ons bisa dicapai jika Fed terus melanjutkan pemangkasan suku bunga di kuartal keempat. Kombinasi antara permintaan bank sentral dunia, ketegangan geopolitik, dan likuiditas global membuat outlook emas tetap positif.

Saham Menguat, Tapi Waspadai Koreksi

Pasar saham AS, diwakili oleh indeks S&P 500, telah mengalami reli signifikan menjelang pengumuman Fed. Level 6.584 yang dicapai pekan ini mencatatkan rekor baru. Namun, sejarah mencatat bahwa setiap kali Fed memangkas suku bunga ketika pasar saham sudah berada di dekat rekor tertinggi, biasanya terjadi koreksi jangka pendek setelah pengumuman.

Meskipun demikian, data historis sejak 1980 menunjukkan pola menarik: setiap pemangkasan suku bunga yang dilakukan ketika S&P 500 berada di level tinggi diikuti oleh kenaikan positif dalam 12 bulan berikutnya. Hal ini menambah keyakinan investor jangka panjang bahwa meskipun akan ada gejolak, arah pasar dalam jangka satu tahun tetap mengarah ke atas.

Pelajaran Dari Sejarah

Sejarah kebijakan moneter AS menunjukkan bahwa Fed sering berada dalam posisi sulit ketika harus menyeimbangkan antara mengendalikan inflasi dan menjaga pertumbuhan ekonomi. Pada era 1980-an, Fed di bawah Paul Volcker mengambil langkah ekstrem dengan menaikkan suku bunga secara agresif untuk menghancurkan inflasi. Namun di era sekarang, pendekatan yang diambil lebih terukur dan bertahap.

Sejak pandemi 2020, Fed sudah memotong suku bunga ke level terendah, kemudian menaikkannya secara agresif di 2022-2023 untuk melawan inflasi. Kini, siklus kembali berbalik dengan dimulainya era pelonggaran baru. Pertanyaannya adalah: apakah pemangkasan kali ini akan cukup untuk menjaga momentum ekonomi tanpa memicu inflasi baru?

Risiko yang Perlu Diwaspadai

Investor juga harus memperhitungkan risiko dari kebijakan ini. Jika pemangkasan suku bunga dilakukan terlalu cepat, inflasi bisa kembali melonjak dan memaksa Fed untuk menaikkan suku bunga lagi di masa depan. Hal ini akan menciptakan ketidakpastian baru dan bisa mengguncang pasar lebih keras. Selain itu, pasar tenaga kerja yang masih ketat bisa membuat tekanan harga sulit turun secara signifikan.

Faktor eksternal seperti perang dagang, ketegangan geopolitik, dan perlambatan ekonomi China juga bisa memperburuk situasi. Dengan kata lain, meskipun pemangkasan suku bunga cenderung positif bagi aset berisiko, investor tetap harus berhati-hati dan tidak terlalu euforia.

Strategi Investor

Bagi investor ritel, momen seperti ini bisa dimanfaatkan untuk menyeimbangkan portofolio. Diversifikasi menjadi kunci agar tidak terlalu terpapar pada satu kelas aset. Kombinasi saham, emas, dan Bitcoin bisa menjadi pilihan untuk menjaga keseimbangan antara potensi keuntungan dan perlindungan dari risiko. Investor juga bisa memanfaatkan strategi dollar-cost averaging untuk mengurangi risiko membeli di puncak harga.

Selain itu, disiplin dalam manajemen risiko sangat penting. Menentukan level stop-loss, menjaga likuiditas portofolio, dan tidak menggunakan leverage berlebihan adalah beberapa prinsip dasar yang harus dipegang.

Kesimpulan

Keputusan Fed pada 17 September 2025 akan menjadi salah satu momen penting dalam perjalanan pasar keuangan tahun ini. Meskipun pemangkasan suku bunga kemungkinan besar sudah diantisipasi oleh pasar, volatilitas jangka pendek hampir pasti akan terjadi. Namun, sejarah memberi harapan bahwa dalam jangka panjang, langkah ini bisa mendukung reli baru di pasar saham, Bitcoin, dan emas.

Investor yang memiliki perspektif jangka panjang dapat melihat ini sebagai kesempatan untuk memperkuat posisi mereka di aset yang diyakini memiliki prospek cerah. Namun, kewaspadaan tetap diperlukan agar tidak terjebak dalam euforia sesaat. Dunia sedang memasuki fase kebijakan moneter baru, dan hanya mereka yang disiplin dan memiliki strategi jelas yang bisa memanfaatkannya dengan maksimal.

Post a Comment for "Keputusan Fed 17 September Bisa Guncang Pasar Jangka Pendek, Angkat Bitcoin & Emas Jangka Panjang"