Youtube

Heboh! Kepala Sekolah dan Satpam SMPN 1 Prabumulih Dicopot Usai Tegur Anak Pejabat Bawa Mobil ke Sekolah

Prabumulih – Dunia pendidikan di Kota Prabumulih mendadak geger setelah Kepala SMP Negeri 1 Prabumulih, Roni Ardiansyah SPd MSi, resmi dicopot dari jabatannya pada Senin (15/9/2025). Kabar ini sontak mengundang perhatian publik, terutama para orang tua murid, aktivis pendidikan, dan netizen di media sosial. Pasalnya, Roni dikenal sebagai kepala sekolah yang berprestasi dan membawa banyak perubahan positif bagi sekolah tersebut.

Heboh! Kepala Sekolah dan Satpam SMPN 1 Prabumulih Dicopot Usai Tegur Anak Pejabat Bawa Mobil ke Sekolah
Heboh! Kepala Sekolah dan Satpam SMPN 1 Prabumulih Dicopot Usai Tegur Anak Pejabat Bawa Mobil ke Sekolah


Pencopotan Roni disebut-sebut berhubungan dengan insiden teguran terhadap anak pejabat yang membawa mobil ke area sekolah. Lapangan sekolah yang biasa digunakan untuk kegiatan siswa, seperti olahraga dan upacara, disebut sempat digunakan untuk parkir mobil pribadi. Roni bersama petugas keamanan (satpam) sekolah menegur tindakan tersebut, namun justru berujung pada pencopotan keduanya dari jabatan masing-masing.

Viral di Media Sosial: Video Perpisahan yang Mengharukan



Sehari setelah pencopotan, beredar luas video perpisahan Roni dengan para guru dan siswa SMPN 1 Prabumulih. Dalam video tersebut, terlihat Roni berpelukan dengan beberapa guru dan murid sambil menahan air mata. Banyak yang ikut menangis menyaksikan momen itu, sehingga video tersebut menjadi viral di berbagai platform seperti Instagram, TikTok, hingga Facebook.

Warganet ramai-ramai memberikan dukungan dan empati. Tagar #SavePakRoni dan #KeadilanUntukSMPN1Prabumulih sempat trending di media sosial lokal. Banyak yang mengecam keputusan pencopotan yang dinilai tidak adil dan sarat kepentingan politik.

Profil Singkat Roni Ardiansyah

Roni Ardiansyah bukan sosok sembarangan. Ia dikenal sebagai kepala sekolah yang inovatif, disiplin, dan berkomitmen meningkatkan mutu pendidikan. Selama masa kepemimpinannya, SMPN 1 Prabumulih berhasil meraih berbagai penghargaan, mulai dari lomba kebersihan sekolah, lomba literasi, hingga program sekolah ramah anak.

Beberapa orang tua murid menyebut Roni sebagai figur teladan. “Pak Roni itu sangat peduli dengan anak-anak. Beliau sering turun langsung ke lapangan, mengawasi proses belajar, bahkan ikut menemani anak-anak ketika ada lomba di luar kota. Kami merasa kehilangan sosok seperti beliau,” ungkap Sulastri, salah satu wali murid.

Satpam Ikut Jadi Korban

Tak hanya kepala sekolah, satpam sekolah yang ikut menegur anak pejabat tersebut juga dikabarkan diberhentikan dari tugasnya. Hal ini membuat suasana sekolah semakin haru. Rekan-rekan kerja satpam tersebut mengaku prihatin dengan keputusan tersebut, karena selama ini ia dikenal ramah, disiplin, dan selalu menjaga keamanan sekolah dengan baik.

“Kami tidak menyangka teguran yang dilakukan sesuai SOP justru membuat beliau kehilangan pekerjaan. Harusnya tindakan itu diapresiasi, bukan malah dipecat,” ujar salah satu guru yang enggan disebutkan namanya.

Reaksi Orang Tua Murid dan Aktivis Pendidikan

Gelombang protes mulai bermunculan dari para orang tua murid. Mereka mendesak agar Dinas Pendidikan Kota Prabumulih maupun Wali Kota turun tangan untuk meninjau ulang keputusan tersebut. Menurut mereka, teguran yang dilakukan Roni adalah tindakan wajar demi menjaga ketertiban sekolah.

“Kami ingin pemerintah bersikap adil. Jangan karena yang ditegur adalah anak pejabat, lalu kepala sekolah dan satpam yang benar malah jadi korban. Ini memberi contoh buruk bagi anak-anak,” kata Ahmad, ketua komite sekolah.

Aktivis pendidikan juga ikut bersuara. Mereka menilai kasus ini menjadi preseden buruk bagi dunia pendidikan jika dibiarkan. “Guru dan kepala sekolah seharusnya dilindungi ketika menjalankan tugasnya menegakkan aturan. Jika tindakan tegas terhadap pelanggaran justru berujung sanksi, siapa yang nanti berani mendidik dengan benar?” ujar Dedi Santoso, aktivis pendidikan Sumatera Selatan.

Dampak Psikologis Bagi Siswa

Banyak siswa merasa kehilangan dan sedih karena kepala sekolah mereka yang dikenal dekat dengan siswa harus dicopot mendadak. Beberapa siswa bahkan menangis ketika mendengar kabar itu. Situasi ini membuat suasana belajar mengajar sedikit terganggu.

Psikolog pendidikan menilai bahwa kejadian seperti ini bisa berdampak pada motivasi belajar siswa. “Anak-anak bisa merasa keadilan tidak ditegakkan. Mereka bisa berpikir bahwa aturan bisa dilanggar jika memiliki kekuasaan. Ini berbahaya bagi pembentukan karakter generasi muda,” jelas seorang konselor sekolah.

Respon Pemerintah Kota

Hingga berita ini diturunkan, pihak Pemerintah Kota Prabumulih belum memberikan pernyataan resmi terkait alasan pencopotan kepala sekolah dan pemberhentian satpam. Namun, beberapa sumber menyebutkan bahwa mutasi kepala sekolah adalah hal biasa dan tidak ada kaitannya dengan kasus teguran tersebut.

Masyarakat tetap menunggu klarifikasi resmi. Mereka berharap pemerintah transparan dan tidak membiarkan opini publik berkembang liar. “Keterbukaan informasi sangat penting agar tidak ada fitnah atau prasangka buruk. Jika memang tidak ada kaitan dengan kasus teguran, sampaikan dengan jelas,” kata Ketua LSM Pemantau Pendidikan Prabumulih.

Gelombang Dukungan dan Petisi Online

Sejumlah alumni SMPN 1 Prabumulih ikut menyatakan dukungan kepada Roni Ardiansyah. Mereka bahkan membuat petisi online yang menuntut agar beliau dikembalikan ke posisinya sebagai kepala sekolah. Petisi tersebut dalam waktu singkat mendapatkan ribuan tanda tangan.

“Kami merasa Pak Roni telah berjasa besar bagi sekolah ini. Mutasi beliau terlalu mendadak dan membuat banyak pihak kecewa. Kami minta ada kajian ulang,” tulis penggagas petisi di laman change.org.

Analisis dan Pelajaran Berharga

Kasus ini menjadi refleksi penting tentang bagaimana dunia pendidikan harus dijaga dari intervensi kepentingan pribadi. Sekolah adalah tempat mendidik karakter, dan salah satu nilai utama yang diajarkan adalah disiplin serta keadilan. Jika tindakan menegakkan aturan justru berujung hukuman, maka pesan moral yang diterima generasi muda akan salah.

Pakar tata kelola pendidikan menegaskan pentingnya perlindungan bagi guru dan kepala sekolah. “Kepala sekolah punya tanggung jawab menjaga ketertiban. Mutasi atau pencopotan seharusnya didasarkan pada evaluasi kinerja, bukan karena konflik dengan keluarga pejabat. Ini penting agar dunia pendidikan tidak dipolitisasi,” kata Prof. Andi, pakar manajemen pendidikan dari Universitas Sriwijaya.

Harapan ke Depan

Masyarakat berharap agar pemerintah kota mengambil langkah bijak dan adil. Mereka menginginkan agar kepala sekolah yang sudah terbukti berprestasi bisa diberikan kepercayaan kembali, atau setidaknya diberikan penghargaan atas pengabdiannya. Selain itu, diharapkan ada regulasi yang lebih tegas melindungi guru dan tenaga kependidikan ketika mereka menjalankan tugas.

Kasus SMPN 1 Prabumulih ini diharapkan menjadi pelajaran agar setiap kebijakan pendidikan harus memprioritaskan kepentingan siswa, bukan kepentingan politik atau pribadi. Sekolah harus menjadi zona netral, bebas dari tekanan yang bisa mengganggu proses belajar mengajar.

Jika tidak ada penyelesaian yang adil, dikhawatirkan kasus serupa akan terulang di masa depan dan membuat para pendidik enggan menegakkan disiplin. Padahal, mendidik generasi muda memerlukan keberanian, ketegasan, dan integritas.

Kesimpulan

Pencopotan Kepala SMPN 1 Prabumulih dan pemberhentian satpam sekolah telah menjadi isu publik yang menyedot perhatian banyak pihak. Kasus ini bukan sekadar masalah mutasi jabatan, tetapi menyangkut prinsip keadilan, transparansi, dan perlindungan terhadap tenaga pendidik. Masyarakat berharap ada kejelasan, keadilan, dan solusi terbaik demi menjaga marwah pendidikan di kota Prabumulih.

Sampai saat ini, gelombang dukungan kepada Roni Ardiansyah terus mengalir. Para siswa, guru, orang tua, alumni, hingga masyarakat luas menuntut agar pemerintah mendengar suara mereka. Bagi mereka, sosok Roni bukan sekadar kepala sekolah, tetapi pemimpin yang mampu menjadi teladan bagi anak-anak. Kasus ini akan menjadi ujian bagi pemerintah daerah untuk membuktikan komitmennya dalam melindungi dunia pendidikan dari intervensi kepentingan yang tidak semestinya.

Post a Comment for "Heboh! Kepala Sekolah dan Satpam SMPN 1 Prabumulih Dicopot Usai Tegur Anak Pejabat Bawa Mobil ke Sekolah"