Youtube

Uya Kuya Masa Bodoh Dihujat Netizen Gara-Gara Joget di Sidang MPR: "Kita DPR, Tapi Kita Juga Artis"

Navigasi.in – Sidang Tahunan MPR RI 2025 yang biasanya dipenuhi dengan agenda serius dan khidmat, kali ini justru diwarnai dengan momen yang tak biasa. Sejumlah anggota DPR RI, termasuk Uya Kuya dan Eko Patrio, kedapatan berjoget di sela-sela acara resmi tersebut. Aksi mereka terekam kamera dan langsung menyebar luas di media sosial, menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.


Uya Kuya Masa Bodoh Dihujat Netizen Gara-Gara Joget di Sidang MPR: "Kita DPR, Tapi Kita Juga Artis"
Uya Kuya Masa Bodoh Dihujat Netizen Gara-Gara Joget di Sidang MPR: "Kita DPR, Tapi Kita Juga Artis"

Video yang memperlihatkan Uya Kuya bersama Eko Patrio asyik berjoget di tengah suasana sidang menjadi viral di berbagai platform, mulai dari TikTok hingga Instagram. Tak sedikit netizen yang menilai aksi tersebut tidak pantas dilakukan dalam forum kenegaraan yang seharusnya penuh wibawa. Namun, Uya Kuya dengan santai menanggapi hujatan tersebut. Menurutnya, dirinya dan Eko Patrio tetaplah artis yang memiliki sisi hiburan meskipun kini berstatus sebagai wakil rakyat.

Uya Kuya: "Kita DPR, Tapi Kita Juga Artis"

Dikonfirmasi media pada Rabu (20/8/2025), Uya Kuya yang kini duduk sebagai anggota Komisi IX DPR RI, menegaskan bahwa dirinya tidak terlalu ambil pusing dengan komentar negatif netizen. Ia bahkan menekankan bahwa status artis tetap melekat pada dirinya dan rekan-rekan seprofesi meskipun kini berkarier di dunia politik.

“Lah emang kita artis, kita DPR tapi kita artis,” ujar Uya Kuya dengan nada santai. Baginya, berjoget di sela sidang bukanlah suatu hal yang perlu diperdebatkan berlebihan, karena esensi keberadaannya sebagai wakil rakyat tetap dijalankan dengan penuh tanggung jawab di luar momen hiburan tersebut.

Balik Tanya Soal Konten Pejabat

Menariknya, Uya Kuya tidak hanya berhenti pada pembelaan dirinya. Ia juga melontarkan pertanyaan balik kepada publik terkait pejabat-pejabat lain yang juga aktif membuat konten di media sosial. Menurutnya, hampir semua anggota DPR RI saat ini sudah beradaptasi dengan tren digital dan memanfaatkan media sosial untuk mendekatkan diri kepada masyarakat.

“Gue tanya sekarang, emang ada anggota DPR yang gak ngonten, ada? Semua ngonten,” kata Uya dengan nada retoris. Ia mencontohkan, salah satunya adalah Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman, yang belakangan viral karena membuat konten memasak mie instan dengan tabung gas LPG 3 kilogram di tengah isu kenaikan gaji pejabat.

Bagi Uya, hal tersebut membuktikan bahwa tidak hanya artis yang aktif membuat konten, tetapi juga politisi yang berasal dari berbagai latar belakang. “Artis ngonten, netizen juga ngonten. Jadi ya wajar aja kalau kita juga bikin konten,” tambahnya.

Respons Eko Patrio: Joget dengan Sound Horeg

Tidak hanya Uya Kuya, rekan separtainya di PAN, Eko Patrio, juga menanggapi komentar netizen dengan gaya khasnya. Alih-alih meminta maaf, Eko justru membuat konten baru menggunakan sound horeg yang populer di TikTok. Dalam video yang diunggah di akun pribadinya, @ekopatrio, Eko terlihat berjoget di sebuah ruangan yang diduga sebagai ruang kerjanya di DPR.

“Biar jogetnya lebih keren pake sound ini aja,” tulis Eko dalam unggahannya yang kembali memicu reaksi beragam dari netizen. Ada yang menganggap langkah Eko sebagai bentuk keisengan khas artis, tetapi ada pula yang menilai sikap tersebut justru mempertegas ketidakseriusan anggota DPR dalam menjalankan tugasnya.

Pro dan Kontra di Media Sosial

Fenomena anggota DPR RI berjoget di tengah sidang tahunan MPR ini memicu perdebatan luas. Banyak netizen yang menilai tindakan tersebut tidak pantas dilakukan di forum resmi yang mewakili martabat negara. Menurut mereka, DPR seharusnya lebih menunjukkan sikap wibawa dan menjaga kehormatan lembaga legislatif.

Namun, di sisi lain, ada juga masyarakat yang melihat aksi tersebut sebagai bentuk spontanitas dan sisi manusiawi dari para wakil rakyat. Bagi kelompok ini, berjoget sebentar di sela-sela sidang bukanlah masalah besar, selama tidak mengganggu jalannya agenda utama. Bahkan, sebagian netizen justru merasa terhibur dan menganggap aksi itu sebagai penyegaran di tengah suasana politik yang biasanya kaku.

Budaya Politik dan Era Konten

Fenomena ini membuka diskusi lebih luas tentang bagaimana politik dan budaya konten kini semakin melekat. Kehadiran media sosial telah mengubah cara politisi berinteraksi dengan publik. Jika dulu anggota DPR hanya dikenal lewat pernyataan resmi di rapat atau media konvensional, kini mereka aktif membuat konten yang lebih santai, mulai dari joget, prank, hingga memasak.

Langkah ini dianggap sebagai strategi untuk mendekatkan diri dengan generasi muda yang lebih banyak mengonsumsi informasi dari media sosial. Namun, di saat yang sama, hal ini juga menimbulkan dilema etis terkait batasan antara keseriusan sebagai pejabat publik dan sisi hiburan sebagai figur publik.

Rekam Jejak Uya Kuya di Dunia Hiburan dan Politik

Sebagai informasi, Uya Kuya yang memiliki nama asli Surya Utama, bukanlah sosok asing di dunia hiburan tanah air. Sejak lama ia dikenal sebagai pesulap, presenter, dan komedian yang sering muncul di layar kaca. Kehadirannya di dunia politik lewat Partai Amanat Nasional (PAN) menjadi salah satu contoh artis yang berhasil menembus parlemen.

Sejak dilantik sebagai anggota DPR RI periode 2024–2029, Uya aktif di Komisi IX yang membidangi kesehatan, ketenagakerjaan, dan kependudukan. Meski kini menyandang status sebagai legislator, gaya komunikasinya yang khas artis membuatnya tetap mudah dikenali publik.

Eko Patrio: Dari Lawak ke Politik

Begitu pula dengan Eko Hendro Purnomo atau yang dikenal sebagai Eko Patrio. Ia merupakan komedian, presenter, sekaligus politisi PAN yang sudah lebih dulu terjun ke dunia politik dibanding Uya Kuya. Karier politiknya cukup panjang, bahkan sebelum Uya memutuskan ikut nyaleg. Kehadiran keduanya di DPR menambah daftar panjang artis yang duduk sebagai wakil rakyat.

Netizen: Antara Kritik dan Hiburan

Respons publik terhadap aksi joget ini sangat beragam. Di platform X (Twitter), topik “Joget DPR” sempat menjadi trending. Sebagian pengguna mengecam tindakan tersebut sebagai bentuk ketidakpekaan terhadap kondisi masyarakat, terutama ketika banyak rakyat tengah menghadapi kesulitan ekonomi.

Namun, ada pula yang membela dengan menyatakan bahwa anggota DPR juga manusia yang butuh hiburan. “Daripada tidur di sidang, mending joget sekalian,” tulis seorang netizen dalam komentarnya. Pernyataan ini menunjukkan bahwa sebagian masyarakat lebih memilih melihat sisi positif daripada larut dalam kritik.

DPR di Era Digital: Tantangan Citra Publik

Apa yang terjadi dengan Uya Kuya dan Eko Patrio menunjukkan tantangan baru bagi DPR di era digital. Aktivitas anggota DPR kini lebih mudah terekspos dan dinilai publik. Setiap gerak-gerik mereka bisa direkam dan disebarkan dalam hitungan detik, sehingga kesalahan kecil pun bisa menjadi sorotan besar.

Di satu sisi, kehadiran media sosial membantu politisi lebih dekat dengan rakyat. Namun, di sisi lain, transparansi ini juga membuat mereka harus lebih berhati-hati dalam menjaga citra. Aksi joget yang bagi sebagian orang dianggap sepele, bisa saja dinilai sebagai pelecehan terhadap forum resmi oleh sebagian lainnya.

Kesimpulan

Kasus Uya Kuya dan Eko Patrio yang berjoget di sidang tahunan MPR RI 2025 menjadi gambaran nyata bagaimana dunia politik Indonesia kini bersinggungan erat dengan budaya populer. Fenomena ini sekaligus menunjukkan bahwa batas antara wakil rakyat dan artis semakin kabur, terutama ketika keduanya lahir dari dunia hiburan.

Bagi Uya Kuya, hujatan netizen hanyalah angin lalu. Ia tetap konsisten pada pendiriannya bahwa dirinya adalah artis sekaligus politisi. Sementara itu, bagi publik, peristiwa ini menjadi bahan diskusi menarik tentang bagaimana seharusnya pejabat publik bersikap di forum resmi. Apakah harus selalu serius dan kaku, atau boleh sesekali memberi warna hiburan?

Pada akhirnya, waktu yang akan menjawab apakah aksi ini akan berdampak negatif terhadap citra DPR atau justru sebaliknya, membuat mereka terlihat lebih dekat dengan masyarakat. Yang jelas, perdebatan ini sekali lagi membuktikan betapa kuatnya pengaruh media sosial dalam membentuk opini publik di Indonesia.

Post a Comment for "Uya Kuya Masa Bodoh Dihujat Netizen Gara-Gara Joget di Sidang MPR: "Kita DPR, Tapi Kita Juga Artis""