Youtube

Polisi Tangkap 9 Orang Penjarah Rumah Uya Kuya, Pelaku Lain Masih Diburu

Navigasi.in – Jakarta, 31 Agustus 2025. Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur mengumumkan telah berhasil menangkap sebanyak sembilan orang terduga pelaku penjarahan rumah publik figur sekaligus anggota DPR RI, Surya Utama atau yang lebih dikenal dengan nama Uya Kuya. Penangkapan tersebut dilakukan setelah aparat kepolisian melakukan serangkaian penyelidikan intensif pasca terjadinya aksi penjarahan di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur.

Polisi Tangkap 9 Orang Penjarah Rumah Uya Kuya, Pelaku Lain Masih Diburu
Polisi Tangkap 9 Orang Penjarah Rumah Uya Kuya, Pelaku Lain Masih Diburu


Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Dicky Fertoffan, dalam keterangannya pada Minggu (31/8/2025) menegaskan bahwa pihak kepolisian masih terus melakukan pengembangan kasus untuk memburu pelaku lain yang diduga terlibat dalam aksi brutal tersebut. "Sembilan pelaku untuk saat ini kita amankan. Masih didalami peran mereka," ujarnya. Menurutnya, aksi penjarahan rumah Uya Kuya bukan dilakukan secara spontan, melainkan melibatkan banyak orang dengan peran yang berbeda-beda.

Kronologi Penjarahan Rumah Uya Kuya

Berdasarkan keterangan yang dihimpun Navigasi.in, penjarahan terjadi pada akhir pekan lalu ketika situasi politik di ibu kota tengah memanas akibat aksi demonstrasi besar di sekitar kawasan DPR RI. Kerusuhan yang merembet ke beberapa wilayah Jakarta Timur membuat situasi keamanan tidak terkendali, sehingga kelompok massa tertentu memanfaatkan kesempatan untuk melakukan aksi kriminal, termasuk penjarahan di rumah-rumah tokoh publik.

Rumah Uya Kuya yang berada di kawasan Duren Sawit menjadi salah satu sasaran. Dalam rekaman video amatir warga yang sempat viral di media sosial, terlihat massa masuk secara paksa ke dalam kediaman mewah tersebut. Mereka merusak pintu pagar, memecahkan kaca jendela, hingga mengangkut berbagai barang elektronik, perabot rumah tangga, dan bahkan benda-benda pribadi milik keluarga Uya Kuya.

Seorang saksi mata, sebut saja Rudi, warga sekitar Duren Sawit, mengaku kaget dengan aksi massa tersebut. "Awalnya saya kira cuma lewat, ternyata mereka masuk ke rumah Pak Uya. Ada yang bawa kulkas, TV, sampai sofa juga diangkat keluar. Polisi agak telat datang, jadi mereka sempat bawa barang-barang banyak," ungkapnya.

Barang Bukti yang Diamankan Polisi

AKBP Dicky Fertoffan menyampaikan bahwa selain menangkap sembilan orang pelaku, pihak kepolisian juga telah mengamankan sejumlah barang bukti hasil kejahatan. Barang-barang tersebut antara lain televisi layar datar, perangkat elektronik rumah tangga, perhiasan, serta dokumen pribadi milik Uya Kuya yang sempat tercecer saat aksi penjarahan berlangsung.

"Kami berhasil mengamankan beberapa barang bukti yang dibawa oleh para pelaku. Barang-barang ini nantinya akan kami cocokan dengan laporan korban. Sejauh ini ada indikasi kuat bahwa barang tersebut memang berasal dari kediaman korban," kata Dicky.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa pihaknya juga tengah berkoordinasi dengan tim digital forensik untuk melacak peredaran barang hasil jarahan yang diduga dijual kembali melalui platform daring maupun pasar gelap.

Respons Uya Kuya dan Keluarga

Sementara itu, Uya Kuya yang juga dikenal sebagai presenter, YouTuber, sekaligus anggota DPR RI dari salah satu partai besar, menyampaikan rasa syok dan kecewanya atas insiden tersebut. Dalam keterangannya kepada awak media, Uya Kuya mengatakan bahwa keluarganya saat kejadian sedang tidak berada di rumah sehingga berhasil menghindari potensi bahaya yang lebih besar.

"Kami sekeluarga sangat terpukul dengan kejadian ini. Rumah yang kami jaga bertahun-tahun tiba-tiba dijarah habis-habisan. Untungnya, keluarga dalam keadaan selamat karena tidak sedang berada di lokasi. Tapi trauma tentu ada, terutama bagi anak-anak," ujar Uya Kuya.

Ia pun mengapresiasi langkah cepat aparat kepolisian yang berhasil mengamankan sejumlah pelaku. "Saya berharap semua pelaku bisa ditangkap, bukan hanya sembilan orang ini. Karena yang masuk ke rumah saya jumlahnya jauh lebih banyak. Saya juga minta agar hukum ditegakkan seadil-adilnya," tambahnya.

Dampak Sosial dan Psikologis

Kasus penjarahan rumah Uya Kuya ini menjadi sorotan publik karena memperlihatkan sisi lain dari situasi sosial-politik yang tengah memanas. Banyak pihak menilai bahwa kerusuhan di ibu kota telah menciptakan celah bagi kelompok-kelompok kriminal untuk beraksi. Tindakan penjarahan tidak hanya merugikan korban secara material, tetapi juga menimbulkan rasa takut dan trauma di kalangan masyarakat luas.

Psikolog sosial dari Universitas Indonesia, Dr. Ratna Suryani, menilai bahwa kasus ini menunjukkan rapuhnya kontrol sosial ketika situasi negara dalam kondisi genting. "Aksi penjarahan biasanya dilakukan oleh kelompok oportunis yang memanfaatkan momen kekacauan. Ini adalah fenomena klasik ketika kontrol aparat melemah," katanya.

Menurut Ratna, dampak psikologis bagi korban maupun masyarakat tidak boleh diremehkan. "Masyarakat akan merasa tidak aman bahkan di rumahnya sendiri. Padahal rumah adalah tempat yang seharusnya menjadi ruang perlindungan terakhir. Bila rasa aman ini hilang, maka akan timbul trauma jangka panjang," tambahnya.

Upaya Polisi dan Peringatan bagi Masyarakat

Polisi memastikan bahwa upaya pengejaran terhadap pelaku lain terus dilakukan. AKBP Dicky Fertoffan mengatakan bahwa tim gabungan sedang bekerja untuk mengidentifikasi wajah-wajah pelaku yang terekam kamera CCTV maupun video warga. Polisi juga membuka saluran pengaduan masyarakat agar siapa pun yang mengetahui informasi terkait keberadaan pelaku bisa segera melaporkan.

"Kami tidak akan berhenti pada sembilan orang ini. Dari video yang beredar, pelaku jumlahnya lebih dari dua puluh. Kami akan kejar sampai dapat semua," tegas Dicky.

Pihak kepolisian juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi situasi kerusuhan yang dapat memicu tindakan anarkis. Masyarakat diharapkan tetap menjaga keamanan lingkungan masing-masing dan segera melaporkan bila ada aktivitas mencurigakan.

Fenomena Penjarahan dalam Sejarah Indonesia

Kasus penjarahan rumah Uya Kuya mengingatkan publik pada beberapa peristiwa sejarah di Indonesia di mana kerusuhan sosial berujung pada aksi penjarahan massal. Misalnya, kerusuhan Mei 1998 yang melanda Jakarta dan beberapa kota besar lain, di mana banyak rumah, toko, dan pusat perbelanjaan dijarah habis-habisan. Fenomena ini menunjukkan bahwa dalam kondisi krisis politik dan sosial, tindakan kriminal bisa meningkat tajam.

Pengamat politik, Arif Gunawan, menilai bahwa negara harus belajar dari pengalaman masa lalu. "Setiap kerusuhan yang terjadi, biasanya diikuti oleh aksi penjarahan. Ini menunjukkan lemahnya antisipasi aparat dalam melindungi harta benda warga. Kasus Uya Kuya bisa menjadi wake up call bagi aparat keamanan untuk lebih sigap," ujarnya.

Kecaman Publik dan Dukungan untuk Korban

Kasus ini juga menimbulkan gelombang kecaman di media sosial. Banyak netizen yang menyayangkan aksi brutal massa dan menyuarakan dukungan untuk Uya Kuya serta keluarganya. Hashtag #JusticeForUyaKuya sempat menjadi trending di Twitter (X), dengan ribuan cuitan yang mengecam para pelaku penjarahan.

Sejumlah tokoh publik lain juga menyampaikan solidaritas. Beberapa artis bahkan menawarkan dukungan moral maupun material agar Uya Kuya dan keluarganya dapat segera pulih dari kejadian traumatis tersebut. Dukungan ini dianggap penting untuk memberikan rasa aman dan solidaritas di tengah masyarakat.

Penutup

Kasus penjarahan rumah Uya Kuya di Duren Sawit bukan hanya sekadar tindak pidana biasa, melainkan cerminan dari kondisi sosial-politik yang rapuh. Penangkapan sembilan pelaku hanyalah awal dari proses panjang pengungkapan kasus ini. Pihak kepolisian masih memburu pelaku lain yang jumlahnya diperkirakan lebih banyak. Sementara itu, masyarakat diingatkan untuk tetap waspada dan tidak mudah terprovokasi dalam situasi genting.

Uya Kuya, sebagai korban sekaligus tokoh publik, berharap kasus ini dapat menjadi pelajaran agar negara lebih serius dalam menjaga keamanan warganya. "Rumah adalah tempat kita berlindung, jangan sampai lagi-lagi masyarakat merasa tidak aman di tempat tinggalnya sendiri," pungkasnya.

Laporan: Tim Redaksi Navigasi.in

Post a Comment for "Polisi Tangkap 9 Orang Penjarah Rumah Uya Kuya, Pelaku Lain Masih Diburu"