Youtube

Kikat Tapis Souvenir Adat Lampung yang Wajib Dimiliki Anak Daerah

Navigasi.in – Di tengah derasnya arus modernisasi dan gaya hidup global, budaya lokal menjadi benteng identitas yang patut dijaga. Salah satu elemen budaya Lampung yang kembali populer adalah kikat tapis—penutup kepala tradisional pria dengan bordiran khas tapis. Selain fungsinya sebagai pelengkap pakaian adat, kikat ini kini menjelma menjadi souvenir khas Lampung yang penuh filosofi.

Kikat Tapis: Souvenir Adat Lampung yang Wajib Dimiliki Anak Daerah
Kikat Tapis: Souvenir Adat Lampung yang Wajib Dimiliki Anak Daerah

Tak heran, ungkapan seperti, "Seenggaknya kita orang Lampung kudu punya satu kikat ini 🫶❤️" menjadi semacam ajakan moral dan budaya. Bukan hanya simbolik, tapi juga pengingat akan pentingnya melestarikan dan menunjukkan kebanggaan terhadap warisan leluhur.

Apa Itu Kikat Tapis?

Kikat adalah istilah untuk penutup kepala pria dalam budaya Lampung. Sedangkan tapis adalah kain tenun khas yang dihiasi benang emas atau perak, biasa dipakai oleh wanita. Kombinasi keduanya menghasilkan kikat tapis—penutup kepala dengan desain etnik dan filosofi yang kuat.

Dalam tradisi, kikat dikenakan dalam acara adat seperti pernikahan, khitanan, hingga penyambutan tamu penting. Kikat bukan hanya elemen estetis, tetapi juga lambang martabat, kedewasaan, dan identitas sosial pemakainya.

Filosofi dan Sejarah Kikat

Kikat telah lama digunakan dalam tatanan masyarakat adat Lampung, baik oleh suku Pepadun maupun Saibatin. Bentuknya yang khas dan cara pemakaiannya menandakan status sosial, kedewasaan, serta kesanggupan seseorang menjalani peran adat tertentu.

Menutup kepala dengan kikat mengandung filosofi bahwa seseorang harus mampu menjaga pikiran, ucapan, dan perilakunya. Dalam banyak adat Lampung, hanya orang-orang yang telah "diangkat" secara adat atau pernah menjalani prosesi budaya tertentu yang layak mengenakan kikat tertentu.

Kikat Picung Bordir: Tradisi Bertemu Inovasi

Salah satu varian populer saat ini adalah Kikat Picung Bordir, seperti yang terlihat dalam promosi oleh komunitas budaya “We Love Lampung”. Model ini menggabungkan bentuk kikat klasik dengan sentuhan modern berupa motif bordir emas di atas dasar kain hitam atau merah tua yang kontras.

Motif picung (biji atau pucuk tumbuhan) melambangkan pertumbuhan, harapan, dan kesinambungan. Dikombinasikan dengan pola tapis tradisional yang simetris dan kaya warna, menjadikan kikat ini tidak hanya bernilai estetika tapi juga budaya.

Dari Acara Adat ke Souvenir Populer

Seiring berkembangnya industri kreatif dan pariwisata, kikat kini tak lagi terbatas untuk acara adat. Banyak pengrajin dan UMKM di Lampung memproduksi kikat tapis dalam berbagai model dan harga, membuatnya terjangkau dan diminati sebagai oleh-oleh atau cendera mata budaya.

  • Harga: Mulai dari Rp20.000 hingga Rp250.000 tergantung bahan dan bordir.
  • Kegunaan: Bisa dipakai di acara budaya, festival, sekolah, atau sebagai aksesori fashion etnik.
  • Pemesan: Turis lokal, diaspora Lampung, hingga pelajar dan pegawai pemerintah.

Generasi Muda dan Kikat

Tren penggunaan kikat oleh generasi muda juga meningkat, terutama di kalangan mahasiswa dan content creator. Mereka memakai kikat saat wisuda, lomba seni budaya, hingga konten TikTok dan Instagram yang mengangkat identitas daerah.

Ini menunjukkan bahwa kikat kini bukan hanya milik para tetua adat, tetapi menjadi simbol kebanggaan lintas generasi. Bahkan, sejumlah anak muda Lampung di perantauan membawa kikat sebagai penanda identitas mereka di luar daerah.

“Seenggaknya Kita Punya Satu”

Ungkapan viral seperti, “seenggaknya kita orang Lampung kudu punya satu kikat ini” sebenarnya menyimpan pesan mendalam. Bahwa memiliki dan memakai kikat adalah bentuk penghormatan kepada leluhur, simbol cinta budaya, dan penguat jati diri.

Di saat budaya luar begitu mudah masuk melalui teknologi, memiliki kikat di rumah adalah cara sederhana namun bermakna untuk tetap terhubung dengan akar tradisi. Entah dipakai saat acara adat, dipajang di ruang tamu, atau dipakai saat berfoto, kikat menyimpan cerita dan kebanggaan Lampung yang tidak bisa dibeli oleh modernitas.

Penutup: Dari Simbol ke Warisan

Kikat Tapis adalah bukti nyata bahwa budaya bisa bertahan dan berkembang jika dirawat dengan cinta dan inovasi. Ia bukan hanya souvenir, tapi warisan yang hidup dalam bentuk seni, filosofi, dan kebanggaan daerah.

Sudah waktunya menjadikan kikat bukan sekadar atribut adat, tapi bagian dari gaya hidup modern yang tetap berakar. Dan jika kamu orang Lampung, di mana pun kamu berada, setidaknya milikilah satu kikat tapis—karena itu adalah simbol bahwa kamu tidak lupa dari mana kamu berasal.

Post a Comment for "Kikat Tapis Souvenir Adat Lampung yang Wajib Dimiliki Anak Daerah"