Youtube

Ajisaka Jadi Animasi Termahal Indonesia, Anggaran Capai US$15 Juta

NAVIGASI.in – Dunia animasi Indonesia kembali mencatat sejarah besar. MSV Studio, studio animasi yang sebelumnya dikenal melalui karya internasional “Battle of Surabaya”, kini tengah menggarap proyek terbaru mereka berjudul Ajisaka: The King and the Flower of Life. Dengan anggaran fantastis mencapai US$15 juta atau setara Rp240–243 miliar, film ini resmi menyandang predikat sebagai animasi termahal dalam sejarah perfilman Indonesia. Angka tersebut jauh melampaui biaya produksi film animasi lokal sebelumnya seperti Jumbo atau Battle of Surabaya sendiri.

Ajisaka Jadi Animasi Termahal Indonesia, Anggaran Capai US$15 Juta
Ajisaka Jadi Animasi Termahal Indonesia, Anggaran Capai US$15 Juta


Legenda Jawa Kuno dalam Balutan Animasi Modern

Film Ajisaka terinspirasi dari legenda Jawa kuno tentang sosok Ajisaka, seorang pahlawan yang dikenal dalam berbagai versi cerita rakyat Nusantara. Dalam film ini, Ajisaka digambarkan sebagai sosok heroik yang diangkat melalui ramalan untuk menyelamatkan dunia dari belenggu kekuasaan bangsa Raksha—sebuah ras penguasa yang menindas manusia. Dengan bantuan Vidya, makhluk setengah manusia dan setengah malaikat, Ajisaka berusaha menegakkan keadilan dan membebaskan umat manusia dari penjajahan kegelapan.



Cerita ini tidak hanya mengusung unsur fantasi, tetapi juga kaya dengan kearifan lokal yang bersumber dari budaya Jawa. Sutradara Aryanto Yuniawan menegaskan bahwa film ini berupaya memperkenalkan kembali kekayaan mitologi Nusantara ke panggung dunia internasional dengan visual yang setara film animasi Hollywood.

MSV Studio dan Ambisi Besar Industri Animasi Indonesia

MSV Studio, yang berbasis di Yogyakarta, memang tidak asing lagi di kancah perfilman global. Karya mereka Battle of Surabaya (2015) berhasil menembus pasar internasional, meraih berbagai penghargaan di festival film animasi dunia, dan menjadi salah satu kebanggaan perfilman Indonesia. Kini, dengan Ajisaka, mereka menaikkan standar jauh lebih tinggi.

Proyek ini dipimpin langsung oleh pendiri MSV Studio, Prof. M. Suyanto, bersama Aryanto Yuniawan sebagai sutradara. Tak hanya itu, keterlibatan Marco Balsamo serta produser Hollywood Steven Verne Istock membuat proyek ini semakin diperhitungkan. Kehadiran nama-nama internasional tersebut menunjukkan keseriusan MSV Studio dalam membangun animasi kelas dunia.

Anggaran Fantastis: Rp243 Miliar

Dengan anggaran mencapai Rp240–243 miliar, Ajisaka menorehkan rekor baru. Sebagai perbandingan, biaya produksi film animasi Indonesia sebelumnya biasanya berada di kisaran Rp10–20 miliar saja. Perbedaan yang sangat besar ini menegaskan bahwa Ajisaka bukan sekadar film lokal, melainkan proyek internasional yang ditargetkan untuk pasar global.

Biaya besar tersebut tidak hanya dialokasikan untuk produksi animasi 3D dengan kualitas tinggi, tetapi juga mencakup voice acting internasional, distribusi global, hingga strategi pemasaran di berbagai negara. Salah satu langkah strategis adalah menggandeng aktris Hollywood kenamaan, Lucy Liu, sebagai pengisi suara karakter penting dalam versi internasionalnya.

Bagian dari Trilogi Ambisius MSV Studio

Ajisaka merupakan bagian dari rencana ambisius MSV Studio yang mencakup tiga film animasi berskala besar: Ajisaka: The King and the Flower of Life, Land of Mercy, dan Golden Snail. Ketiga film ini dirancang untuk membawa cerita dan budaya Nusantara ke kancah dunia, sejalan dengan visi besar MSV Studio untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat animasi global.

Suyanto menjelaskan bahwa ketiga proyek ini memiliki tujuan tidak hanya hiburan, tetapi juga diplomasi budaya. Dengan membungkus nilai-nilai kearifan lokal dalam format animasi modern, diharapkan dunia dapat lebih mengenal kekayaan budaya Indonesia.

Target Pasar Internasional

MSV Studio sadar bahwa untuk menutupi biaya produksi yang fantastis, pasar lokal saja tidak cukup. Karena itu, sejak awal proyek ini dirancang dengan visi global. Mulai dari kualitas visual yang setara dengan standar Disney dan DreamWorks, hingga pemilihan pengisi suara internasional, semua diarahkan agar Ajisaka bisa diterima oleh audiens mancanegara.

Selain Lucy Liu, rumor menyebutkan akan ada beberapa nama besar lain yang dilibatkan. Strategi ini serupa dengan langkah film animasi Jepang atau Korea yang sukses menembus pasar global berkat kolaborasi lintas negara.

Tantangan Besar Industri Animasi Indonesia

Meski terlihat menjanjikan, tantangan yang dihadapi MSV Studio tidak kecil. Industri animasi Indonesia masih tergolong baru dalam hal produksi berskala besar. Belum ada rekam jejak film animasi lokal dengan anggaran sebesar ini yang sukses menembus box office internasional.

Namun, dengan pengalaman Battle of Surabaya yang sempat mendunia, MSV Studio membuktikan bahwa mereka memiliki kapasitas untuk melangkah lebih jauh. Bahkan, beberapa pengamat menyebut bahwa Ajisaka bisa menjadi titik balik perfilman animasi Indonesia.

Harapan dan Dampak ke Depan

Kehadiran Ajisaka diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia, khususnya di bidang animasi dan perfilman. Jika berhasil menembus pasar global, film ini bukan hanya akan mengangkat nama MSV Studio, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di industri animasi internasional.

Selain itu, proyek ini berpotensi membuka lapangan kerja besar-besaran di sektor kreatif, dari animator, penulis naskah, desainer karakter, hingga pengisi suara. Dengan demikian, Ajisaka tidak hanya menjadi film, tetapi juga katalis perkembangan industri kreatif tanah air.

Kesimpulan

Ajisaka: The King and the Flower of Life adalah sebuah lompatan besar dalam sejarah animasi Indonesia. Dengan biaya produksi mencapai US$15 juta, film ini menorehkan rekor sebagai animasi termahal tanah air. Mengusung legenda Jawa kuno, melibatkan tim internasional, dan ditujukan untuk pasar global, Ajisaka berpotensi menjadi tonggak penting yang mengubah peta industri animasi Indonesia di mata dunia.

Meski tantangan besar menanti, langkah MSV Studio ini patut diapresiasi sebagai bukti bahwa Indonesia mampu bersaing di kancah internasional dengan produk kreatif berkualitas tinggi.

Post a Comment for "Ajisaka Jadi Animasi Termahal Indonesia, Anggaran Capai US$15 Juta"