Thomas Alva Edi Sound Ilmuwan Sound Horeg dari Timur Jawa

Navigasi.in – Jawa Timur. Dalam sejarah dunia, kita mengenal Thomas Alva Edison sebagai penemu lampu. Namun di jagat Nusantara, muncul sosok legendaris baru yang tak kalah berjasa bagi kehidupan rakyat: Thomas Alva Edi Sound, sang maestro sound horeg dari timur Jawa.

Thomas Alva Edi Sound: "Ilmuwan Horegarian" dari Timur Jawa

Dalam berbagai acara desa — dari karnaval, reog, hingga sunatan massal — nama Edi Sound bukan hanya dikenal, tapi dirasakan. Getaran dari speaker rakitannya konon bisa membangunkan semangat, bahkan membuat balita yang sedang tidur pun mendadak berdansa.

Pakai Kaos Karung Beras, Gaya Anti Mainstream

Viral di media sosial, Edi Sound terekam kamera sedang serius mengoperasikan mixer dengan satu tangan, sementara tangan lainnya memegang rokok. Yang bikin publik terpukau bukan cuma fokusnya, tapi juga kaos khas karung beras Bulog yang ia pakai — bukan sekadar fashion, tapi bentuk perlawanan budaya terhadap kaos distro 300 ribuan.

“Ini bukan sembarang soundman. Ini horeg engineer,” tulis salah satu netizen dalam unggahan viral yang memunculkan nama Thomas Alva Edi Sound sebagai "penemu sound horeg" lengkap dengan pencarian Google editan dan potret jadul penuh dedikasi.

Teknologi Lokal, Rasa Global

Tak sedikit warga yang meyakini bahwa kualitas suara rakitan Edi mampu mengalahkan sistem audio luar negeri. Bass-nya dalam, treble-nya garing, dan vokalnya bisa bikin mantan datang lagi ke pelaminan.

“Kalau speaker dia nyala, bukan cuma lantai yang getar. Hati pun ikut bergetar,” ujar Pak Samin, warga setempat yang sudah langganan sewa sound sejak 2015.

Edi sendiri masih enggan diwawancarai media. Saat ditanya soal paten atas "Bass Berfrekuensi Sumbu Pendek", ia hanya menjawab pendek:

“Ndak usah muluk-muluk, yang penting hajatan lancar, tamu goyang.”

Warisan Budaya Horeg

Fenomena ini membuktikan bahwa Indonesia kaya akan inovator rakyat — bukan dari laboratorium, tapi dari teras rumah, gotongan hajatan, dan kreativitas tanpa batas. Edi Sound mungkin tidak tercatat dalam buku sejarah ilmiah, tapi namanya hidup di setiap dentuman lagu remix di kampung halaman.

Share :