Youtube

BPS Ungkap Alasan WNI Miskin: Uang Habis untuk Beras, Rokok, Mi Instan, dan Kopi

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa mayoritas pengeluaran masyarakat miskin di Indonesia digunakan untuk kebutuhan pokok seperti beras, rokok, telur, mi instan, dan kopi. Temuan ini berdasarkan laporan terbaru yang dirilis BPS dan telah dipublikasikan oleh CNBC Indonesia.


BPS Ungkap Alasan WNI Miskin: Uang Habis untuk Beras, Rokok, Mi Instan, dan Kopi
BPS Ungkap Alasan WNI Miskin: Uang Habis untuk Beras, Rokok, Mi Instan, dan Kopi


Temuan ini menyoroti bahwa masyarakat miskin tidak memiliki ruang untuk menabung atau berinvestasi, karena pendapatannya langsung habis untuk konsumsi harian. Banyak pihak di media sosial menanggapi pernyataan BPS ini dengan kritis, menilai bahwa kemiskinan bukan hanya masalah pengeluaran, tetapi juga akses pendidikan, lapangan kerja, dan ketimpangan sosial.

Dampak terhadap Dunia Investasi

1. Sektor Konsumer Primer – Potensi Positif

  • ICBP – Indofood CBP, produsen mi instan Indomie.
  • MYOR – Mayora, produsen kopi, biskuit, dan produk makanan massal.
  • HOKI – Buyung Poetra Sembada, fokus pada beras kemasan.
  • SIDO – Sidomuncul, produk herbal dan minuman konsumen.

Permintaan terhadap produk makanan pokok murah cenderung stabil bahkan meningkat saat daya beli rendah.

2. Sektor Tembakau – Netral ke Negatif

  • GGRM – Gudang Garam
  • HMSP – HM Sampoerna

Rokok tetap menjadi pengeluaran prioritas bagi banyak rumah tangga miskin meski terkena cukai tinggi. Ini menunjukkan potensi defensif sektor tembakau meski dibayangi regulasi.

Karena cukai sangat tinggi akan mengakibatkan banyak masyarakat lebih memilih rokok ilegal yang jauh lebih murah sehingga membuat saham rokok akan terus nyungsep dan pemasukan negara dari pajak rokok akan berkurang pemerintah harus lebih bijak menyikapi nya. 

3. Sektor Keuangan Mikro & Investasi – Negatif

Dengan penghasilan habis untuk konsumsi, masyarakat miskin tidak memiliki cukup ruang untuk menabung, berasuransi, atau berinvestasi. Hal ini memengaruhi pertumbuhan layanan keuangan ritel seperti tabungan mikro atau reksa dana kecil.

Reaksi Publik

Banyak netizen menyuarakan ketidaksetujuan mereka atas pernyataan BPS. Menurut mereka, permasalahan kemiskinan lebih kompleks daripada sekadar kebiasaan konsumsi. Akar masalah dinilai berasal dari struktur ekonomi, ketimpangan penghasilan, hingga kebijakan pemerintah yang belum sepenuhnya pro-rakyat.

Kesimpulan

Laporan BPS ini membuka ruang diskusi soal prioritas pengeluaran rumah tangga miskin, tetapi solusi tidak cukup hanya dari sisi statistik konsumsi. Dibutuhkan intervensi menyeluruh di bidang pendidikan, lapangan kerja, dan kebijakan subsidi yang lebih tepat sasaran agar masyarakat bisa keluar dari lingkaran kemiskinan.

Tag: Kemiskinan Indonesia, BPS, Beras, Rokok, Mi Instan, Saham Konsumen, Investasi Saham 2025, Navigasi.in, CNBC Indonesia

Post a Comment for "BPS Ungkap Alasan WNI Miskin: Uang Habis untuk Beras, Rokok, Mi Instan, dan Kopi"