MAJAPAHIT KUASAI JEPANG: INVASI BESAR-BESARAN BERAKHIR DENGAN TAKLUKNYA TOYOTOMI HIDEYOSHI
Navigasiin - Kekaisaran Majapahit mencatat kemenangan gemilang setelah berhasil menaklukkan Jepang dalam serangkaian invasi dahsyat. Setelah sebelumnya menundukkan Dinasti Ming (Tiongkok) dan Korea, pasukan Jawa yang dipimpin oleh adipati-adipati pilihan mendarat di Provinsi Satsuma, memicu kepanikan di kalangan pemimpin Jepang, Toyotomi Hideyoshi.
![]() |
MAJAPAHIT KUASAI JEPANG: INVASI BESAR-BESARAN BERAKHIR DENGAN TAKLUKNYA TOYOTOMI HIDEYOSHI |
Hideyoshi, yang tidak menyangka serangan mendadak dari selatan, segera memerintahkan para daimyo (tuan tanah feodal) untuk menyusun pertahanan. Namun, serangan kilat pasukan Majapahit dari Tulungagung berhasil menewaskan pemimpin klan Shimazu, Yoshihisa, lewat tembakan bedil yang mematikan.
Serangan Mengejutkan dari Utara
Tak hanya dari selatan, pasukan Kutai—kerajaan bawahan Majapahit—melancarkan invasi dari Hokkaido dengan dukungan suku Ainu. Gabungan pasukan Korea, Tiongkok, Brunei, dan Demak yang telah menjadi vasal Majapahit juga menyerbu dari wilayah Owari dan Mikawa. Dukungan Portugis semakin memperkuat gempuran terhadap Jepang.
Pertempuran sengit di luar Kyoto berakhir dengan tragis bagi Hideyoshi. Terdesak, ia memilih mengakhiri hidupnya dengan seppuku (rit bunuh diri samurai). Kaisar Jepang pun menyerah, menyatakan Negeri Matahari Terbit sebagai bawahan Majapahit.
Sambutan Meriah di Nusantara
Berita kemenangan ini disambut suka cita di seluruh Jawa, bahkan hingga koloni Majapahit di Benua Bambangan (Amerika) dan Jokoagung (Australia). Para petinggi kerajaan dikabarkan telah menyusun rencana invasi ke Prancis melalui pangkalan di Bambangan, menandai ambisi global Majapahit.
KEKUATAN TEMPAUR MAJAPAHIT: ARMADA LEGENDARIS & STRATEGI PERANG YANG TAK TERBENDUNG
1. Pasukan Darat: Gabungan Prajurit Elite & Teknologi Mutakhir
- Infanteri Jawa & Bedil Majapahit: Pasukan inti terdiri dari prajurit bhayangkara (elite guard) dan infantri berat bersenjata tombak panjang, pedang klewang, serta bedil (senapan awal) buatan lokal. Bedil Tulungagung menjadi senjata penentu dalam pertempuran melawan samurai Jepang.
- Pasukan Vasal: Majapahit memobilisasi kontingen dari kerajaan bawahannya seperti Demak (prajurit Islam garis depan), Brunei (pemanah ahli), dan Kutai (prajurit hutan ahli gerilya).
- Elemen Asing: Aliansi dengan Portugis membawa pasukan arquebusiers (penembak musket) dan meriam lapangan, memperkuat daya hancur artileri.
2. Angkatan Laut: Armada Penguasa Lautan Nusantara
- Jung Jawa Raksasa: Kapal-kapal Majapahit mampu mengangkut ribuan prajurit dan logistik jarak jauh, terbukti dengan invasi ke Jepang dan kolonisasi Benua Bambangan (Amerika).
- Dukungan Vasal Maritim: Armada Brunei dan Demak menyumbang kapal cepat untuk serangan mendadak, sementara
Portugis memberikan teknologi navigasi dan kapal perang Eropa.
3. Strategi Perang: Kombinasi Kejutan & Diplomasi
- Serangan Multifront: Majapahit mengisolasi musuh dengan menyerang dari berbagai arah (contoh: invasi simultan ke Jepang dari Satsuma dan Hokkaido).
- Pemanfaatan Konflik Lokal: Aliansi dengan suku Ainu (musuh tradisional Jepang) dan pemanfaatan rivalitas *daimyo* melemahkan pertahanan lawan.
- Perang Psikologis: Penggunaan meriam dan bedil menciutkan nyali pasukan tradisional (misal: samurai yang kaget dengan teknologi baru).
4. Logistik & Dukungan Ekonomi
- Jaringan Perdagangan Global: Emas dari Sumatra, rempah Maluku, dan kayu Kalimantan mendanai perang.
- Koloni Penyokong: Benua Bambangan dan Jokoagung (Australia) menyediakan sumber daya tambahan seperti logam dan pangan.
Kelemahan Potensial
- Ketergantungan pada Vasal: Loyalitas kerajaan bawahan (seperti Tiongkok atau Korea) bisa goyah jika Majapahit kalah dalam pertempuran besar.
- Logistik Jarak Jauh : Invasi ke Eropa (misal: Prancis) akan sangat bergantung pada pangkalan di Bambangan, rentan diserang sekutu Eropa.
Post a Comment for "MAJAPAHIT KUASAI JEPANG: INVASI BESAR-BESARAN BERAKHIR DENGAN TAKLUKNYA TOYOTOMI HIDEYOSHI"