Bitcoin Tembus Rekor Baru di Atas $125.000, Momentum “Uptober” Semakin Menguat
NAVIGASI.in – Dunia kripto kembali berguncang. Bitcoin (BTC), mata uang digital paling populer di dunia, menorehkan rekor baru dengan menembus level $125.195 pada Minggu pagi (6/10/2025). Kenaikan spektakuler ini mempertegas reputasi bulan Oktober yang dikenal luas oleh komunitas kripto sebagai “Uptober” — momen ketika harga aset digital cenderung menguat signifikan.
![]() |
| Bitcoin Tembus Rekor Baru di Atas $125.000, Momentum “Uptober” Semakin Menguat |
Kenaikan tajam Bitcoin kali ini didorong oleh kombinasi beberapa faktor penting, mulai dari meningkatnya selera risiko investor, derasnya arus dana masuk ke produk investasi kripto, hingga ketidakpastian makroekonomi global yang membuat sebagian pelaku pasar menjadikan Bitcoin sebagai safe haven alternatif terhadap pelemahan dolar AS.
Bitcoin Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa
Pada Minggu pagi waktu Asia, data dari CoinMarketCap dan TradingView menunjukkan harga Bitcoin menembus angka $125.195, melampaui rekor sebelumnya di $124.514 yang dicapai pada Agustus 2025. Peningkatan ini membuat total kapitalisasi pasar Bitcoin kembali menembus $2,45 triliun, memperkokoh posisinya sebagai aset digital terbesar di dunia.
Dalam waktu kurang dari setahun, Bitcoin telah naik lebih dari 30%. Tahun 2025 sejauh ini menunjukkan bahwa minat investor terhadap aset digital tidak surut meskipun terjadi gejolak ekonomi global, ketegangan geopolitik, serta ketidakpastian terhadap kebijakan moneter Amerika Serikat. Justru, kondisi tersebut menjadi bahan bakar tambahan bagi banyak investor untuk mengalihkan sebagian portofolionya ke aset alternatif seperti kripto.
“Uptober” Kembali Buktikan Reputasinya
Para trader veteran kripto menyebut bulan Oktober dengan istilah khas “Uptober”. Julukan ini muncul karena tren historis yang menunjukkan bahwa dalam 9 dari 10 tahun terakhir, Bitcoin selalu mencatatkan kenaikan harga di bulan Oktober. Data historis memperlihatkan bahwa periode ini sering kali menjadi titik balik yang menandai awal dari reli besar menuju akhir tahun.
Pada tahun 2023 dan 2024, pola serupa juga terjadi. Bitcoin mengalami fase konsolidasi pada kuartal ketiga, sebelum melonjak tajam menjelang akhir tahun. Banyak analis percaya pola ini berulang karena kombinasi antara sentimen positif, peningkatan permintaan musiman, serta aktivitas investor institusional yang mulai bersiap untuk laporan akhir tahun.
“Oktober selalu istimewa bagi pasar kripto. Banyak trader menjadikannya sebagai momen strategis untuk menambah posisi karena biasanya ada dorongan likuiditas baru di pasar,” ujar Marcus Tan, analis kripto dari CryptoQuant Asia.
ETF Bitcoin Mendorong Arus Dana Baru
Salah satu pendorong utama reli harga Bitcoin kali ini adalah lonjakan dana masuk ke produk investasi berbasis kripto, khususnya Exchange-Traded Funds (ETF) Bitcoin yang berbasis spot. Sejak disetujuinya sejumlah ETF Bitcoin di Amerika Serikat dan Eropa, jumlah investor institusional yang berpartisipasi meningkat tajam.
Menurut data dari Glassnode, total arus masuk ke ETF Bitcoin mencapai lebih dari $5,8 miliar hanya dalam dua minggu pertama Oktober 2025. Dana tersebut terutama berasal dari manajer investasi besar seperti BlackRock, Fidelity, dan VanEck, yang kini semakin agresif mengakumulasi aset digital untuk memenuhi permintaan investor mereka.
ETF berbasis spot memungkinkan investor untuk mendapatkan eksposur langsung terhadap harga Bitcoin tanpa harus memiliki atau menyimpannya secara langsung. Dengan mekanisme yang lebih sederhana dan diawasi oleh regulator resmi, ETF Bitcoin memberikan rasa aman yang lebih besar bagi investor tradisional yang sebelumnya enggan masuk ke dunia kripto.
Bitcoin Jadi “Lindung Nilai” Terhadap Ketidakpastian Dolar AS
Kenaikan harga Bitcoin juga dikaitkan dengan melemahnya indeks dolar AS (DXY) dan meningkatnya kekhawatiran terhadap kondisi fiskal Amerika Serikat. Penutupan sementara pemerintahan (shutdown) federal pada pekan lalu memperburuk kepercayaan terhadap stabilitas fiskal AS, membuat banyak investor mencari alternatif penyimpanan nilai di luar sistem keuangan tradisional.
“Bitcoin kini dilihat bukan sekadar aset spekulatif, tetapi juga sebagai instrumen lindung nilai terhadap potensi pelemahan dolar dan inflasi jangka panjang,” ujar Emily Carter, ekonom makro di Bloomberg Intelligence. “Banyak investor besar menilai bahwa portofolio tanpa Bitcoin kini sama dengan portofolio tanpa emas di era 1970-an.”
Fenomena ini disebut sebagai “debasement trade” — istilah yang merujuk pada strategi investasi ketika investor mencari aset yang dianggap tahan terhadap penurunan nilai mata uang akibat kebijakan moneter longgar atau peningkatan utang publik. Dalam konteks ini, Bitcoin berperan serupa seperti emas digital, tetapi dengan keunggulan likuiditas dan mobilitas yang lebih tinggi.
Korelasi dengan Pasar Saham dan Emas
Menariknya, reli Bitcoin terjadi bersamaan dengan kenaikan pasar saham Amerika Serikat. Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite juga mencetak rekor tertinggi baru meskipun ketidakpastian politik meningkat. Ini menunjukkan adanya pergeseran pola investasi global di mana aset berisiko dan aset lindung nilai sama-sama diminati.
Namun, berbeda dengan emas yang harganya cenderung stagnan di kisaran $2.450 per ons, Bitcoin justru menunjukkan volatilitas tinggi namun dalam tren yang positif. Banyak analis berpendapat bahwa korelasi antara Bitcoin dan emas kini semakin longgar, karena kedua aset tersebut berperan dalam konteks yang berbeda. Emas menjadi pilihan bagi investor konservatif, sementara Bitcoin menarik bagi generasi baru investor digital.
Sentimen Pasar: Antara Optimisme dan Kehati-hatian
Meskipun tren naik Bitcoin masih kuat, sebagian pelaku pasar mulai memperingatkan potensi overheating. Data teknikal menunjukkan bahwa indikator Relative Strength Index (RSI) berada di atas level 80, menandakan kondisi jenuh beli (overbought). Biasanya, kondisi seperti ini diikuti oleh fase konsolidasi atau koreksi jangka pendek.
Namun, para investor jangka panjang tampaknya tidak terlalu khawatir. Mereka beranggapan bahwa reli Bitcoin saat ini masih didukung oleh fundamental yang solid, termasuk peningkatan permintaan dari sektor institusional, perkembangan infrastruktur blockchain, serta kemajuan teknologi Layer 2 seperti Lightning Network yang meningkatkan efisiensi transaksi.
“Kami mungkin akan melihat penurunan jangka pendek, tetapi tren besar tetap positif. Selama Bitcoin berada di atas $100.000, reli ini belum selesai,” kata Ryan Lee, analis pasar dari Bitget Research.
Regulasi Global Semakin Matang
Selain faktor pasar, kemajuan dalam aspek regulasi juga menjadi katalis penting. Setelah bertahun-tahun menghadapi ketidakpastian hukum, banyak negara kini mulai membuka diri terhadap aset digital. Uni Eropa dengan kerangka hukum MiCA (Markets in Crypto-Assets) memberikan kepastian bagi perusahaan kripto untuk beroperasi secara legal di seluruh blok Eropa.
Di Amerika Serikat, meskipun masih terjadi perdebatan antara Securities and Exchange Commission (SEC) dan pelaku industri, sinyal positif mulai terlihat. Pengesahan ETF Bitcoin spot oleh SEC pada awal tahun menjadi tonggak penting yang mendorong legitimasi kripto di mata publik.
Asia pun tak mau ketinggalan. Jepang dan Korea Selatan kini mengizinkan perbankan lokal untuk menawarkan produk investasi kripto. Sementara Singapura terus memperkuat posisinya sebagai pusat inovasi blockchain dengan kebijakan yang pro-teknologi namun tetap berhati-hati terhadap risiko pencucian uang.
Adopsi Institusional dan Korporasi
Tren baru juga terlihat dari meningkatnya adopsi Bitcoin oleh perusahaan besar. MicroStrategy kembali membeli lebih dari 10.000 BTC pada September 2025, menambah total kepemilikan mereka menjadi hampir 250.000 BTC. Selain itu, sejumlah perusahaan teknologi besar seperti Apple dan Tesla dikabarkan sedang mempertimbangkan strategi diversifikasi aset digital untuk melindungi kas mereka dari inflasi dolar.
Perusahaan pembayaran seperti PayPal dan Square juga terus memperluas layanan kripto, memungkinkan jutaan pengguna mereka membeli, menjual, dan menyimpan aset digital langsung melalui platform mereka. Hal ini semakin memperkuat ekosistem Bitcoin dalam sistem keuangan global.
Analisis On-Chain: Aktivitas Jaringan Meningkat
Dari sisi teknikal dan jaringan, aktivitas on-chain Bitcoin menunjukkan peningkatan signifikan. Jumlah alamat aktif harian melonjak hingga 1,3 juta — level tertinggi sejak 2021. Volume transaksi harian mencapai lebih dari $40 miliar, menandakan tingginya minat dan kepercayaan pengguna terhadap ekosistem Bitcoin.
Selain itu, tingkat hash rate jaringan Bitcoin — ukuran keamanan dan kekuatan komputasi yang memverifikasi transaksi — mencapai rekor baru di 745 EH/s. Angka ini menunjukkan bahwa para penambang (miners) masih sangat optimistis terhadap masa depan Bitcoin, meskipun biaya listrik dan kompetisi semakin ketat.
Menurut laporan IntoTheBlock, lebih dari 89% alamat Bitcoin kini berada dalam posisi untung (in-the-money), menandakan bahwa sebagian besar investor membeli di harga yang lebih rendah dari level saat ini. Kondisi ini biasanya memperkuat psikologi pasar positif, meskipun juga bisa memicu aksi ambil untung jika terjadi lonjakan terlalu cepat.
Prediksi Harga dan Prospek Akhir Tahun
Banyak analis memperkirakan harga Bitcoin masih berpotensi naik lebih tinggi menjelang akhir tahun 2025. Target psikologis berikutnya adalah $150.000, dengan sebagian optimis menyebut level $180.000 bisa tercapai jika momentum pasar tetap kuat.
“Selama minat investor institusional terus meningkat dan ETF tetap menyerap arus dana besar, sangat mungkin Bitcoin menembus $150.000 sebelum Desember,” ungkap James Butterfill, kepala riset di CoinShares.
Namun, Butterfill juga mengingatkan bahwa volatilitas tetap menjadi risiko utama. “Kenaikan cepat seperti ini sering kali diikuti oleh koreksi tajam. Investor harus mengatur eksposur dengan bijak dan tidak terjebak euforia sesaat.”
Perbandingan dengan Siklus Sebelumnya
Jika dilihat dari pola historis, reli Bitcoin 2025 memiliki kemiripan dengan siklus besar pada 2017 dan 2021. Dalam setiap siklus, harga Bitcoin cenderung naik 300–400% dari titik terendah sebelum memasuki fase konsolidasi besar. Dengan asumsi tersebut, beberapa analis memperkirakan puncak siklus kali ini bisa terjadi pada pertengahan 2026.
Selain faktor pasar, kemajuan teknologi seperti pengembangan Bitcoin Ordinals dan tokenisasi aset dunia nyata (RWA) juga memberi dimensi baru bagi ekosistem Bitcoin. Kini blockchain Bitcoin tidak hanya berfungsi untuk transfer nilai, tetapi juga menjadi platform bagi inovasi digital berbasis aset riil.
Komunitas dan Arah Masa Depan
Di tengah semua euforia, komunitas Bitcoin global terus menekankan pentingnya menjaga prinsip dasar desentralisasi. Banyak pihak mengingatkan agar dominasi institusional tidak menggeser nilai-nilai awal Bitcoin sebagai sistem keuangan terbuka yang bebas dari kontrol terpusat.
“Kita perlu memastikan bahwa Bitcoin tetap menjadi milik semua orang, bukan hanya milik Wall Street,” ujar Elizabeth Stark, CEO Lightning Labs. “Peran pengguna individu, developer, dan komunitas tetap krusial dalam menjaga arah teknologi ini.”
Kesimpulan: Bitcoin Masuki Babak Baru
Rekor baru di atas $125.000 menjadi bukti nyata bahwa Bitcoin telah bertransformasi dari aset eksperimental menjadi bagian integral dari sistem keuangan global. Dalam waktu singkat, ia berhasil menggabungkan karakteristik store of value seperti emas, dengan kecepatan dan transparansi teknologi blockchain modern.
Momentum “Uptober” 2025 memperlihatkan bahwa adopsi dan kepercayaan terhadap Bitcoin terus tumbuh di berbagai sektor — mulai dari investor ritel, institusi keuangan, hingga pemerintah yang mulai mengatur dengan lebih terbuka. Tantangan tetap ada, terutama dari sisi volatilitas dan regulasi, tetapi arah jangka panjang tampak semakin jelas.
Dengan minat global yang terus meningkat, dukungan dari ETF, serta dorongan inovasi teknologi, Bitcoin kini tidak hanya menjadi aset investasi, melainkan simbol dari revolusi keuangan digital abad ke-21. Bagi sebagian orang, harga $125.000 hanyalah awal dari perjalanan menuju masa depan yang lebih desentralisasi, transparan, dan terbuka untuk semua.
Penulis: Tim Navigasi.in
Editor: Redaksi Keuangan & Teknologi Navigasi.in

Post a Comment for "Bitcoin Tembus Rekor Baru di Atas $125.000, Momentum “Uptober” Semakin Menguat"