Youtube

Gemini Incar Valuasi $2,22 Miliar dalam IPO AS, Tawarkan Saham GEMI di Harga $17–$19

NAVIGASI.in – Bursa kripto Gemini, yang didirikan oleh kembar miliarder Cameron dan Tyler Winklevoss, resmi mengumumkan rencana penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) di Amerika Serikat. Perusahaan menargetkan valuasi sebesar $2,22 miliar dengan harapan menghimpun dana hingga $317 juta. Langkah ini dipandang sebagai salah satu momen penting dalam kembalinya perusahaan kripto ke lantai bursa setelah periode penuh gejolak pada industri aset digital.

Gemini Incar Valuasi $2,22 Miliar dalam IPO AS, Tawarkan Saham GEMI di Harga $17–$19
Gemini Incar Valuasi $2,22 Miliar dalam IPO AS, Tawarkan Saham GEMI di Harga $17–$19


Detail IPO Gemini

Berdasarkan dokumen pengajuan Form S-1 ke Securities and Exchange Commission (SEC) pada Juni lalu, Gemini berencana menawarkan 16,67 juta lembar saham dengan kisaran harga $17 hingga $19 per saham. Setelah melantai di bursa, saham Gemini akan diperdagangkan dengan ticker GEMI. Jika seluruh saham terjual sesuai target, perusahaan berpotensi mengantongi dana segar hingga $317 juta untuk memperkuat ekspansi bisnisnya.

Beberapa bank investasi papan atas seperti Goldman Sachs, Citigroup, Morgan Stanley, dan Cantor Fitzgerald tercatat sebagai penjamin emisi utama dalam IPO ini. Keterlibatan nama-nama besar Wall Street menunjukkan besarnya minat institusional terhadap prospek bisnis Gemini, meskipun industri kripto masih penuh risiko regulasi dan volatilitas.

Kinerja Keuangan Gemini

Dalam laporan keuangan yang disertakan pada pengajuan IPO, Gemini melaporkan pendapatan sebesar $142,2 juta pada tahun 2024, meningkat signifikan dari $98,1 juta pada tahun 2023. Peningkatan ini mencerminkan pemulihan pasar kripto setelah gejolak besar yang terjadi akibat runtuhnya sejumlah perusahaan besar pada 2022 dan 2023, termasuk FTX yang sempat mengguncang kepercayaan investor global.

Meski demikian, seperti banyak perusahaan kripto lainnya, Gemini juga menghadapi tantangan besar dari sisi profitabilitas, biaya operasional, serta kebutuhan untuk memenuhi standar regulasi yang semakin ketat di Amerika Serikat dan global. IPO ini diharapkan dapat memberikan tambahan modal untuk memperkuat struktur keuangan perusahaan sekaligus mendanai inovasi produk baru.

Profil Perusahaan Gemini

Gemini didirikan pada tahun 2014 di New York oleh Cameron dan Tyler Winklevoss, yang sebelumnya dikenal luas melalui perseteruan hukum dengan Mark Zuckerberg terkait kepemilikan awal Facebook. Sejak awal, Gemini memposisikan dirinya sebagai bursa kripto yang mengutamakan kepatuhan regulasi dan keamanan. Pendekatan inilah yang membedakan Gemini dari sejumlah pesaingnya yang lebih agresif tetapi seringkali bersinggungan dengan otoritas keuangan.

Selain layanan perdagangan aset digital, Gemini juga mengembangkan produk lain seperti staking, dompet kripto, layanan kustodian, hingga kartu pembayaran berbasis kripto. Perusahaan juga menjadi salah satu pemain awal yang mengajukan produk ETF berbasis Bitcoin ke SEC, meski hingga kini persetujuan penuh masih terbatas pada beberapa manajer aset besar seperti BlackRock.

IPO Gemini dalam Konteks Industri Kripto

Rencana IPO Gemini datang pada saat kripto kembali menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Nilai Bitcoin sempat menembus rekor baru pada awal 2025, sementara Ethereum juga mengalami lonjakan harga berkat meningkatnya adopsi aplikasi berbasis blockchain. Kondisi ini memicu optimisme baru bagi perusahaan kripto untuk masuk ke pasar modal tradisional.

Sebelumnya, perusahaan kripto besar seperti Coinbase sudah melantai di Nasdaq pada 2021 dengan hasil yang spektakuler, meskipun kemudian harga sahamnya sempat terjun bebas seiring krisis kripto. Keputusan Gemini untuk mengikuti jejak serupa menandakan bahwa minat investor terhadap perusahaan berbasis blockchain masih tinggi, khususnya jika perusahaan mampu menunjukkan rekam jejak kepatuhan dan manajemen risiko yang baik.

Tantangan yang Dihadapi

Meski prospek IPO Gemini terlihat menjanjikan, sejumlah tantangan tidak bisa diabaikan. Pertama, industri kripto masih berhadapan dengan ketidakpastian regulasi. SEC di bawah pimpinan Gary Gensler kerap menyoroti praktik bursa kripto yang dianggap melanggar hukum sekuritas. Gemini sendiri tidak jarang bersinggungan dengan regulator, termasuk terkait program pinjaman kripto mereka di masa lalu.

Kedua, volatilitas harga kripto dapat memengaruhi langsung kinerja finansial Gemini. Karena mayoritas pendapatan berasal dari biaya transaksi, anjloknya harga kripto seringkali membuat volume perdagangan menurun drastis. Kondisi ini sudah terbukti pada “crypto winter” sebelumnya, ketika banyak perusahaan harus melakukan PHK massal dan penutupan operasi di sejumlah wilayah.

Ketiga, kompetisi antar-bursa kripto semakin ketat. Selain Coinbase, ada pula Binance, Kraken, dan bursa global lain yang sama-sama berebut pangsa pasar. Gemini harus terus berinovasi agar tidak kalah dalam persaingan yang mengandalkan teknologi, kecepatan eksekusi, serta biaya transaksi rendah.

Peluang Pasca-IPO

Jika IPO Gemini berjalan sukses, perusahaan akan memiliki dana segar yang cukup besar untuk memperluas operasionalnya, baik di Amerika Serikat maupun internasional. Dana hasil IPO juga dapat digunakan untuk mengembangkan produk keuangan baru, memperkuat infrastruktur keamanan, serta memperluas adopsi layanan pembayaran kripto ke segmen ritel.

Lebih jauh, IPO Gemini bisa menjadi katalis bagi perusahaan kripto lain untuk mengikuti langkah serupa. Dengan semakin banyak perusahaan kripto yang masuk ke bursa, ekosistem keuangan digital akan semakin terintegrasi dengan pasar modal tradisional, memperkuat legitimasi kripto di mata investor global.

Implikasi Global dan Dampaknya ke Indonesia

Keputusan Gemini melantai di bursa saham Amerika Serikat tentu akan diperhatikan oleh regulator dan pelaku industri di seluruh dunia. Keberhasilan IPO ini bisa mendorong bursa kripto lain di Eropa, Asia, hingga Timur Tengah untuk mempertimbangkan jalur serupa. Negara-negara dengan pasar modal maju seperti Inggris, Jepang, dan Singapura kemungkinan akan menyesuaikan kebijakan agar lebih ramah terhadap perusahaan kripto yang ingin go public.

Bagi Indonesia, perkembangan ini bisa menjadi pelajaran penting. Saat ini, pengawasan kripto masih berada di bawah Bappebti, dengan rencana pemindahan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jika IPO Gemini berhasil, maka hal tersebut bisa menjadi inspirasi bagi bursa kripto lokal untuk lebih serius dalam memperkuat tata kelola dan transparansi agar suatu hari dapat melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kesimpulan

IPO Gemini yang menargetkan valuasi sebesar $2,22 miliar dengan kisaran harga saham $17–$19 per lembar adalah langkah berani di tengah dinamika pasar kripto yang penuh tantangan. Dengan pendapatan yang tumbuh signifikan dan dukungan bank-bank besar Wall Street, Gemini berupaya menunjukkan bahwa bisnis kripto bisa sejajar dengan perusahaan publik lain di sektor keuangan.

Meskipun masih menghadapi risiko regulasi, volatilitas pasar, dan persaingan sengit, keberhasilan IPO ini berpotensi menjadi tonggak penting dalam sejarah integrasi kripto dengan pasar modal tradisional. Ke depan, industri kripto mungkin akan melihat lebih banyak perusahaan yang mengikuti jejak Gemini untuk mengamankan modal melalui pasar saham, sekaligus meningkatkan kredibilitas di mata investor global.

Post a Comment for "Gemini Incar Valuasi $2,22 Miliar dalam IPO AS, Tawarkan Saham GEMI di Harga $17–$19"