Youtube

Sejarah Demografi Malaysia: Peran Migrasi Indonesia dalam Perubahan Komposisi Etnis

Navigasiin - Kuala Lumpur – Bazaar Baru Chow Kit, yang tampak ramai oleh warga keturunan Melayu dan Indonesia, menjadi saksi sejarah panjang perubahan demografi di Malaysia. Kawasan ini, salah satu pusat perdagangan tradisional di ibu kota, mencerminkan dinamika sosial-budaya yang dipengaruhi oleh migrasi antar negara, khususnya dari Indonesia.

Sejarah Demografi Malaysia: Peran Migrasi Indonesia dalam Perubahan Komposisi Etnis
Sejarah Demografi Malaysia: Peran Migrasi Indonesia dalam Perubahan Komposisi Etnis


Menurut catatan sensus tahun 1957, penduduk Melayu dan Orang Asli hanya berjumlah sekitar 49% dari total populasi Malaysia. Sementara itu, komunitas Tionghoa menduduki sekitar 37% dan India 12%. Kondisi ini berubah signifikan beberapa tahun setelah pembentukan Federasi Malaysia, terutama setelah masuknya Singapura (yang saat itu mayoritas penduduknya adalah Tionghoa) ke dalam federasi, meskipun kemudian keluar pada 1965.

Kesenjangan ekonomi pun menjadi sorotan kala itu. Data menunjukkan bahwa masyarakat Tionghoa menguasai sekitar 70% ekonomi Malaysia, sementara komunitas Melayu saat itu hanya berada di kisaran 10%. Perbedaan pendapatan rumah tangga pun terlihat nyata: rata-rata rumah tangga Tionghoa menghasilkan sekitar USD 394 per bulan, India USD 304, dan Melayu sekitar USD 172.

Melihat kesenjangan ini, pemerintah Malaysia di bawah kepemimpinan Tunku Abdul Rahman mengambil berbagai langkah untuk memperkuat posisi ekonomi dan demografis masyarakat Melayu. Salah satunya adalah mendorong kerja sama dengan pemerintah Indonesia dalam mendatangkan tenaga kerja dari Indonesia, terutama dari suku bangsa yang memiliki kedekatan budaya dan etnis dengan Melayu Malaysia.

Imigrasi dari Indonesia, yang melibatkan tenaga kerja kasar maupun profesional seperti guru, dokter, dan perawat, memberi dampak pada komposisi demografi. Berdasarkan sensus 1970, populasi Melayu dan Orang Asli naik menjadi 55,5%, sementara Tionghoa menurun menjadi 34,1% dan India 9%.

Pada tahun 2004, perkiraan menunjukkan populasi Melayu dan Orang Asli telah mencapai 61,4%, sedangkan populasi Tionghoa dan India masing-masing turun menjadi 23,7% dan 7,1%. Banyak kalangan menyebut fenomena ini sebagai bagian dari transformasi nasional untuk mengurangi kesenjangan dan menciptakan keseimbangan dalam struktur sosial Malaysia.

Meski demikian, topik ini tetap menjadi perdebatan di kalangan akademisi dan pengamat politik. Beberapa menilai bahwa kebijakan tersebut membawa dampak positif bagi integrasi dan pembangunan nasional, sementara yang lain mengkritisi potensi marginalisasi etnis tertentu.

Catatan Redaksi: Artikel ini disusun berdasarkan sumber-sumber sejarah dan statistik yang tersedia di masa lalu. Kami berkomitmen menyajikan informasi dengan objektivitas dan kehati-hatian, tanpa bermaksud menyinggung kelompok etnis atau negara manapun.

Post a Comment for "Sejarah Demografi Malaysia: Peran Migrasi Indonesia dalam Perubahan Komposisi Etnis"