MALAGUFUK: DARI PEMBURU CENDERAWASIH JADI PENJAGA PARADISE
Navigasiin | Sorong, Papua Barat — Kabut pagi masih menyelimuti hutan tropis di pedalaman Distrik Klasow, Kabupaten Sorong, ketika suara kicau burung Cenderawasih mulai terdengar. Di kampung Malagufuk yang sunyi, masyarakat adat kini berbisik bangga: "Kami tak lagi menembak, kami memotret."
![]() |
MALAGUFUK: DARI PEMBURU CENDERAWASIH JADI PENJAGA PARADISE |
Revolusi Hijau di Pedalaman Papua
Dua dekade silam, senapan laras panjang masih biasa dibawa warga masuk hutan. Burung surga nan cantik itu diburu untuk dijual bulunya atau sekadar jadi hiasan.
"Kakek saya dulu pemburu ulung. Sekarang, saya malah mengajari turis cara mengenali jenis-jenis Cenderawasih," kata Markus Sawias (38), pemandu ekowisata Malagufuk, sambil menunjuk seekor Cenderawasih merah yang sedang bertengger.
Perubahan drastis ini bermula tahun 2015, ketika organisasi konservasi bekerja sama dengan kepala adat mengenalkan konsep ekowisata. Masyarakat diberi pelatihan menjadi pemandu, penginapan sederhana dibangun, dan kamera menggantikan senapan.
Surga yang Menari di Atas Kanopi
Wisatawan yang datang harus siap trekking 2 jam menyusuri jalur licin. Imbalannya? Menyaksikan langsung "balet alam" Cenderawasih jantan yang menari untuk memikat betina di dahan-dahan kayu merbau.
"Di sini kita bisa lihat 4 jenis Cenderawasih: merah, kuning kecil, botak, dan yang paling langka, Cenderawasih superba," jelas Markus.
Ekonomi Hijau yang Mengubah Nasib
Dari 30 keluarga di Malagufuk, 15 kini bergantung pada ekowisata. Mereka mengenakan tarif Rp 500 ribu per turis, termasuk pemandu, makanan tradisional, dan penginapan berbahan kayu lokal.
"Hasilnya jauh lebih baik daripada berburu. Anak-anak muda sekarang malah jadi ahli burung," ujar Mama Yosephina (52), yang rumahnya dijadikan homestay.
Tantangan di Balik Harapan
Meski sukses mengurangi perburuan, Malagufuk masih bergulat dengan masalah klasik:
- Akses jalan yang buruk
- Minimnya promosi
- Ancaman pembalakan liar di hutan sekitar
"Kami butuh dukungan pemerintah agar ekowisata ini tetap hidup," pinta Kepala Kampung Malagufuk, Yakobus Kalami.
Pelajaran dari Hutan Papua
Kisah Malagufuk membuktikan bahwa perubahan pola pikir masyarakat adat bisa terjadi—ketika mereka melihat langsung manfaat ekonomi dari pelestarian.
Seperti kata pepatah setempat: "Kami tak mewarisi hutan dari nenek moyang, kami meminjamnya dari anak cucu."
Fakta Cepat:
- 🕊️ 4 jenis Cenderawasih hidup di hutan Malagufuk
- 📷 15 pemandu lokal tersertifikasi
- 🌳 90% warga beralih dari berburu ke ekowisata sejak 2015
Posting Komentar untuk "MALAGUFUK: DARI PEMBURU CENDERAWASIH JADI PENJAGA PARADISE"