CANDI TERTUA SE-PULAU JAWA DAN SE-INDONESIA ADA DI TENGAH -TENGAH MASYARAKAT BETAWI

Navigasi Info - Para ahli sejarah di Indonesia telah sekian lama meneliti candi ini. Meskipun ukuran candinya tidak besar, tapi ternyata usianya beberapa abad lebih tua jika dibandingkan dengan Candi Borobudur.

CANDI TERTUA SE-PULAU JAWA DAN SE-INDONESIA ADA DI TENGAH -TENGAH MASYARAKAT BETAWI
CANDI TERTUA SE-PULAU JAWA DAN SE-INDONESIA ADA DI TENGAH -TENGAH MASYARAKAT BETAWI


Para ahli juga sangat meyakini jika di area ini masih sangat banyak candi yang terkubur. Belum terungkap. Masih misteri. Candi Borobudur yang berasal dari abad ke -8 saja, terkubur tanah saat pertama kali ditemukan oleh peneliti Belanda. Apalagi candi di wilayah ini yang usianya beberapa abad lebih tua dari Borobudur.

Bahkan ada sumber berita yang mengatakan jika semua candi itu berhasil tergali, maka Indonesia akan punya komplek percandian yang sangat luas seperti yang ada di Bagan Myanmar.

Ini adalah komplek percandian Batujaya yang terletak di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Tidak jauh juga dari perbatasan Kabupaten Bekasi.

Candi ini adalah peninggalan kerajaan Tarumanagara. Kerajaan Hindu pertama dan tertua di Pulau Jawa. Kemunculanya hampir 1000 tahun lebih dulu dari Kerajaan Majapahit yang ada di Jawa Bagian Timur.

Tarumanagara dianggap sebagai kerajaan tertua di Jawa, karena merujuk pada prasasti kerajaan yang ditemukan memiliki angka lebih tua daripada prasasti-prasasti kerajaan lainya di Pulau Jawa.

Memang kerajaan ini bercorak India. Akan tetapi bukan berarti penghuni mula-mula pulau Jawa (Yavadvipa), khususnya Jawa Bagian Barat yang kini dihuni salah satunya oleh Orang Betawi adalah Orang India.

Di bagian Barat Pulau Jawa terdapat Piramida Gunung Padang yang disinyalir usianya lebih tua dari Piramida Mesir Kuno. Ini merupakan salah satu bukti yang menunjukan sudah adanya kehidupan manusia sebelum Tarumanagara. Bukti lainya adalah masyarakat lokal di wilayah Pulau Jawa, khususnya Jawa Bagian Barat sudah memiliki keyakinan agama sendiri sebelum adanya agama Hindu dan Budha yang dibawa oleh Orang India. Ini terlihat dari ditemukanya banyak tempat-tempat pemujaan. Sampai sekarang pun agama-agama tua itu masih bisa kita lihat seperti agama Sunda Wiwitan, dan beragam agama kebatinan lainya.

Tapi, karena kesepakatan para ahli sejarah yang menentukan awal mula dimulainya era sejarah itu setelah adanya peninggalan tulisan, dan karena prasasti adalah salah satu bentuk tulisan, maka Tarumanagara lah yang diakui sebagai awal permulaan era sejarah di pulau Jawa (Yavadvipa / Pulau kaya beras).

Bangsa India membawa agama Hindu dan Budha. Selain itu juga membawa sistem kerajaan, budaya menulis prasasti, dan kebiasaan membangun Candi di Yavadvipa. Mereka berinteraksi dengan masyarakat lokal yang sudah ada di Nusantara. Memberi warna dalam perjalanan sejarah bagi Bangsa Indonesia.

Masyarakat Betawi patut berbangga. Karena, meskipun candi-candi yang ada di area ini bukanlah peninggalan orang-orang Betawi, tapi orang Betawi punya andil dalam menjaga situs kekayaan sejarah bangsa Indonesia yang ada di sini. Situs percandian ini berada di tengah area masyarakat Betawi (dan juga masyarakat Sunda) di Karawang yang telah saling berbaur. Corak budaya kehidupan masyarakat di sekitar candi yang menjadi aura daya tarik tersendiri dari tempat ini.

Tidak ada salahnya kita mempromosikan wisata sejarah candi ini. Agar semakin banyak orang yang tahu dan mendapat banyak sudut pandang soal perjalanan sejarah kehidupan bangsa. Selain itu agar semakin banyak orang datang mengenal ke lingkungan masyarakat Betawi Karawang yang ada di sekitar Candi. Karena sudah sejak lama, bangsa kita lebih banyak menonjolkan dan mempromosikan wisata budaya dan sejarah dari daerah etnis tertentu saja. Padahal kita Indonesia beraneka ragam etnis. Sekian
navigasiin
navigasiin navigasiin adalah portal Situs Berita Berbahasa Indonesia yang menyajikan berita terkini terpercaya sebagai petunjuk inspirasi anda

Posting Komentar untuk "CANDI TERTUA SE-PULAU JAWA DAN SE-INDONESIA ADA DI TENGAH -TENGAH MASYARAKAT BETAWI"