Youtube

kekurangan dan kelebihan kayu mangga untuk furniture

Kekurangan dan Kelebihan Kayu Mangga untuk Furniture: Alternatif Kayu Pertanian yang Bernilai Ekonomi

kekurangan dan kelebihan kayu mangga untuk furniture
kekurangan dan kelebihan kayu mangga untuk furniture

Navigasiin – Ketersediaan kayu alam saat ini semakin terbatas. Hutan-hutan penghasil kayu berkualitas tinggi seperti jati, merbau, dan ulin sudah mulai langka akibat eksploitasi yang berlebihan. Dampaknya, harga kayu komersial semakin mahal dan sulit diakses oleh masyarakat luas. Di tengah kondisi tersebut, muncullah tren memanfaatkan kayu dari pohon pertanian, salah satunya adalah kayu mangga.

Pohon mangga yang selama ini dikenal karena buahnya yang manis dan bergizi, ternyata memiliki potensi besar sebagai bahan dasar furniture. Kayu dari pohon mangga banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai alternatif kayu olahan untuk berbagai kebutuhan seperti lemari, meja, kursi, rak, bahkan alat musik. Selain lebih terjangkau, kayu ini juga ramah lingkungan karena berasal dari pohon pertanian yang mudah tumbuh dan cepat panen.

Pemanfaatan Pohon Mangga sebagai Kayu Alternatif

Pohon mangga (Mangifera indica) merupakan salah satu tanaman tropis yang mudah tumbuh di berbagai wilayah Indonesia. Selain menghasilkan buah yang kaya vitamin, pohon ini juga menghasilkan kayu yang dapat dimanfaatkan. Ketika pohon mangga sudah tidak produktif lagi menghasilkan buah, batangnya dapat ditebang dan diolah menjadi berbagai produk kayu.

Keunikan pohon mangga adalah sifatnya yang serbaguna. Tidak hanya menghasilkan buah secara rutin tiap tahun, kayunya pun bisa dimanfaatkan setelah masa produktif buahnya berakhir. Maka dari itu, nilai ekonomi dari pohon mangga sangat tinggi — dari awal ditanam hingga ditebang, semua bagian memiliki manfaat.

Pertumbuhan Cepat, Siap Panen dalam Waktu Singkat

Salah satu keunggulan utama dari pohon mangga adalah masa tumbuhnya yang relatif singkat. Jika ditanam dari biji, pohon mangga bisa mulai berbuah dalam waktu 7 tahun. Bahkan jika menggunakan metode cangkok, hanya butuh sekitar 3 tahun saja untuk mulai panen buahnya. Meski kayu dari pohon cangkokan tidak sekuat yang dari biji, tetap masih bisa dimanfaatkan sebagai bahan olahan ringan.

Hal ini menjadikan kayu mangga sebagai pilihan ekonomis dan berkelanjutan. Petani tidak harus menunggu puluhan tahun seperti pada pohon jati untuk mendapatkan hasil panen kayu. Cukup dengan menanam dan merawat pohon mangga selama beberapa tahun, hasilnya sudah bisa dinikmati.

Kelebihan Kayu Mangga untuk Furniture

Kayu mangga memiliki sejumlah kelebihan yang membuatnya layak dijadikan alternatif material furniture, di antaranya:

1. Kekuatan dan Kekokohan Kayu yang Baik

Kayu mangga termasuk dalam kelas kekuatan menengah ke atas. Ia bisa disejajarkan dengan kayu mahoni, dan berada satu tingkat di bawah kayu jati. Artinya, untuk keperluan furniture seperti kursi, meja, rak, dan lemari, kayu mangga sudah sangat memadai dari sisi kekuatan dan daya tahan.

2. Proses Pengeringan yang Cepat

Kandungan getah yang rendah membuat kayu mangga mudah dikeringkan secara alami. Proses pengeringan alami biasanya hanya memakan waktu kurang dari satu bulan, tergantung kondisi cuaca dan ketebalan kayu. Hal ini sangat menguntungkan bagi pengrajin yang ingin memproduksi furniture secara efisien.

3. Serat dan Motif yang Menarik

Kayu mangga memiliki pola serat yang bervariasi, mulai dari garis lurus hingga bergelombang (curly). Warna alaminya pun cukup menarik, dengan gradasi coklat kekuningan hingga abu-abu. Karena itu, kayu mangga cocok untuk berbagai gaya desain interior seperti rustic, industrial, classic, hingga modern minimalis.

4. Mudah Ditanam dan Dipanen

Berbeda dengan kayu jati atau merbau yang butuh puluhan tahun untuk bisa ditebang, pohon mangga bisa ditanam dan dipanen dalam waktu singkat. Ini memberikan efisiensi tinggi dan manfaat ekonomi jangka pendek maupun panjang bagi petani dan pemilik lahan.

5. Mudah di-Finishing

Kayu mangga mudah menyerap cat dan pelitur. Hal ini menjadikannya sangat cocok untuk finishing dengan berbagai warna dan efek, mulai dari natural wood hingga duco. Selain itu, hasil finishing pada kayu mangga cenderung merata dan halus jika dilakukan dengan benar.

Kekurangan Kayu Mangga untuk Furniture

Namun demikian, meski punya banyak keunggulan, kayu mangga juga memiliki sejumlah kekurangan yang patut dipertimbangkan:

1. Rentan Terhadap Jamur dan Blue Stain

Salah satu kelemahan utama dari kayu mangga adalah kerentanannya terhadap serangan jamur, terutama jika tidak dikeringkan atau disimpan dengan baik. Jamur ini dapat menimbulkan noda biru kehitaman pada kayu, dikenal dengan istilah blue stain. Meski tidak mempengaruhi kekuatan kayu secara langsung, noda ini membuat tampilan kayu menjadi kurang menarik bagi sebagian konsumen domestik.

2. Perlu Teknik Pengolahan Khusus

Untuk menghindari masalah blue stain dan kelembapan, pengolahan kayu mangga harus dilakukan dengan teknik tertentu, mulai dari penyimpanan yang baik, pemotongan yang benar, hingga pengeringan yang optimal. Jika tidak, maka hasil akhirnya bisa mengecewakan.

3. Ketahanan Terhadap Cuaca dan Serangga Kurang

Dibandingkan kayu keras seperti jati atau merbau, kayu mangga tidak begitu tahan terhadap kondisi cuaca ekstrem dan serangan rayap. Maka dari itu, furniture dari kayu mangga lebih cocok untuk penggunaan dalam ruangan (indoor), bukan luar ruangan (outdoor).

Harga Kayu Mangga di Pasaran

Harga kayu mangga sangat tergantung pada kualitas, lokasi, dan bentuk potongannya (balok, papan, gelondongan). Berikut adalah kisaran harga per Agustus 2025:

Jenis Kayu Mangga Ukuran Harga per m³
Kayu mangga gelondongan Diameter 30–40 cm Rp 1.200.000 – Rp 1.500.000
Kayu mangga papan oven 2x20x200 cm Rp 3.000.000 – Rp 3.500.000
Kayu mangga olahan finishing Beragam Rp 4.000.000 – Rp 5.000.000

Catatan: Harga dapat berubah tergantung lokasi, musim panen, dan tingkat inflasi.

Kesimpulan

Kayu mangga adalah salah satu contoh nyata dari potensi besar kayu pertanian di Indonesia. Dengan masa tumbuh yang cepat, nilai ekonomi ganda (buah dan kayu), serta kemudahan dalam pengolahan dan finishing, kayu ini patut dipertimbangkan sebagai alternatif bahan furniture ramah lingkungan dan terjangkau.

Meski memiliki kekurangan seperti rentan jamur dan butuh teknik pengolahan khusus, namun kelemahan ini dapat diminimalisir dengan perawatan dan penanganan yang tepat. Bahkan, noda blue stain yang dianggap cacat oleh sebagian orang justru menjadi daya tarik tersendiri di pasar ekspor karena tampilannya yang natural dan unik.

Jika Anda tertarik membuat atau membeli furniture dari kayu mangga, pastikan memilih kayu yang telah dikeringkan dan diolah dengan baik. Dan yang terpenting, selalu dukung penggunaan kayu pertanian sebagai solusi lestari untuk masa depan industri perkayuan Indonesia.

Penulis: Tim Redaksi Navigasi.in
Editor:Tim Navigasi

navigasiin
navigasiin navigasiin adalah portal Situs Berita Berbahasa Indonesia yang menyajikan berita terkini terpercaya sebagai petunjuk inspirasi anda

Post a Comment for "kekurangan dan kelebihan kayu mangga untuk furniture"