Kekurangan dan Kelebihan Kayu Sungkai untuk furnitur
Kelebihan dan Kekurangan Kayu Sungkai untuk Furnitur
Navigasi Info – Tanaman Sungkai, yang dikenal pula dengan sebutan “jati seberang”, kini kembali menjadi sorotan masyarakat. Bukan hanya karena keunggulannya sebagai bahan furnitur, tetapi juga karena rumor yang sempat beredar bahwa daun Sungkai memiliki potensi sebagai obat herbal penyembuh penyakit Corona (COVID-19). Meski belum terbukti secara medis, hal ini menarik perhatian publik terhadap tanaman asli Nusantara ini.
![]() |
| Kekurangan dan Kelebihan Kayu Sungkai untuk furnitur |
Secara tradisional, daun Sungkai memang telah lama digunakan sebagai obat herbal oleh masyarakat Indonesia. Daun ini dipercaya dapat membantu mengobati berbagai penyakit seperti demam, sakit kepala, sakit gigi, gangguan kesuburan wanita, dan infeksi jamur seperti panu. Bahkan sebelum era modernisasi, daun Sungkai sudah menjadi bagian penting dari pengobatan leluhur.
Asal Usul dan Penyebaran Tanaman Sungkai
Menariknya, tanaman Sungkai tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga di luar negeri. Nama “Sungkai” dijadikan sebagai nama daerah, seperti di Perak (Malaysia), Kalimantan, hingga Lampung, di mana Sungkai menjadi salah satu klan adat yang cukup besar. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan tanaman ini tidak bisa dilepaskan dari aspek budaya dan sejarah masyarakat Melayu dan Nusantara.
Tanaman Sungkai tumbuh subur di daerah dengan kandungan air tinggi, seperti di tepi sungai dan daerah beriklim tropis lembap. Di Indonesia, pohon ini banyak ditemukan di Sumatra, Jawa Barat, Kalimantan, dan Sulawesi. Pohon Sungkai dapat tumbuh hingga setinggi 30 meter dengan diameter batang lebih dari 1 meter. Dengan postur yang menjulang lurus dan bebas cabang hingga pertengahan batang, Sungkai menjadi bahan baku ideal untuk kebutuhan industri kayu.
Karakteristik Kayu Sungkai
Dalam dunia perkayuan dan mebel, kayu Sungkai telah lama dikenal sebagai salah satu jenis kayu kelas menengah atas. Kayu ini masuk dalam kategori awet kelas II, menjadikannya bahan yang cukup kuat dan tahan lama. Corak kayu Sungkai yang menonjol dan khas menjadi daya tarik tersendiri, terutama untuk kebutuhan veneer, yakni lapisan tipis kayu yang digunakan untuk finishing furnitur agar terlihat lebih mewah.
Sejumlah perusahaan furnitur ternama kini memanfaatkan kayu Sungkai sebagai alternatif dari kayu jati, karena harga yang lebih terjangkau namun tetap menghadirkan kesan elegan dan alami pada produk akhir.
Kelebihan Kayu Sungkai
Berikut adalah beberapa kelebihan kayu Sungkai yang menjadikannya layak dipertimbangkan untuk pembuatan perabot rumah tangga:
1. Serat dan Warna Kayu yang Menarik
Salah satu keunggulan utama kayu Sungkai adalah pola seratnya yang indah dan konsisten. Coraknya memberikan kesan alami dan hangat, sangat cocok untuk desain furnitur minimalis dan modern tropis.
2. Awet dan Kuat
Meski bukan tergolong kayu keras seperti jati, kayu Sungkai tetap tergolong awet dan kokoh untuk penggunaan jangka panjang. Cocok digunakan untuk membuat meja, kursi, rak, dan lemari.
3. Mudah Dibentuk dan Dikerjakan
Kelembutan tekstur kayu Sungkai membuatnya mudah dipotong dan dibentuk. Hal ini memudahkan pengrajin atau pabrik dalam proses produksi, baik secara manual maupun menggunakan mesin modern.
4. Harga Lebih Terjangkau dari Jati
Dibandingkan kayu jati yang harganya terus melonjak, kayu Sungkai menawarkan kualitas yang tak kalah baik dengan harga lebih bersahabat. Ini membuatnya ideal bagi konsumen menengah yang ingin mendapatkan furnitur berkualitas tinggi tanpa menguras kantong.
Kekurangan Kayu Sungkai
Namun, di balik keunggulannya, ada beberapa kelemahan kayu Sungkai yang perlu diperhatikan:
1. Rentan Terhadap Serangan Serangga
Kayu Sungkai memiliki daya tahan yang rendah terhadap hama kayu seperti rayap dan kumbang bubuk. Oleh karena itu, diperlukan perawatan tambahan, seperti proses perendaman atau penyemprotan bahan kimia anti-serangga sebelum digunakan untuk furnitur.
2. Tidak Tahan Cuaca Ekstrem
Kayu ini tidak direkomendasikan untuk penggunaan luar ruangan tanpa pelapis pelindung karena mudah lapuk dan berubah warna jika terus-menerus terkena air hujan atau sinar matahari langsung.
Manfaat Daun Sungkai dalam Pengobatan Tradisional
Selain batang kayunya yang bernilai ekonomi tinggi, daun Sungkai juga punya sejarah panjang sebagai obat herbal. Penggunaannya meliputi:
- Mengobati demam dan flu
- Pereda sakit kepala dan sakit gigi
- Mengatasi gangguan kesuburan wanita
- Membantu menyembuhkan penyakit kulit seperti panu dan kurap
- Detoksifikasi tubuh secara alami
Meski demikian, hingga kini belum ada bukti ilmiah resmi yang mengonfirmasi efektivitas daun Sungkai untuk menyembuhkan COVID-19. Konsumsi herbal tetap harus diimbangi dengan konsultasi medis yang tepat.
Harga Kayu dan Daun Sungkai
Berikut ini adalah gambaran harga pasar terkini untuk produk berbahan Sungkai:
- Daun Sungkai kering: Rp25.000–Rp50.000 per 250 gram (bisa dibeli online)
- Kayu Sungkai log (batang mentah): Rp4.000.000–Rp5.000.000 per m³
- Kayu Sungkai olahan (sawn timber): Rp7.000.000–Rp8.000.000 per m³ (tergantung kualitas)
Harga ini bisa berubah tergantung kualitas, lokasi penjualan, dan kebutuhan pasar. Sebagai catatan, Sungkai termasuk bahan lokal yang potensial untuk pengembangan ekonomi kreatif, terutama dalam industri mebel dan kerajinan tangan.
Kesimpulan
Kayu Sungkai adalah pilihan cerdas bagi Anda yang ingin memiliki furnitur berkualitas tinggi dengan harga lebih ekonomis. Serat kayu yang indah, kemudahan pengerjaan, serta ketahanan yang baik menjadikan Sungkai salah satu kayu unggulan lokal yang layak dikembangkan lebih luas.
Meski memiliki beberapa kekurangan seperti kerentanan terhadap rayap, hal tersebut masih dapat diatasi dengan perawatan yang tepat. Ditambah dengan manfaat daunnya yang kaya akan khasiat herbal, tak heran jika tanaman Sungkai layak mendapat tempat sebagai salah satu tanaman multifungsi Nusantara.
Semoga artikel ini memberikan wawasan dan inspirasi baru bagi Anda. Terima kasih telah berkunjung ke Navigasi.in.

Post a Comment for "Kekurangan dan Kelebihan Kayu Sungkai untuk furnitur"